tirto.id - Sejarah ilmu bedah tidak dapat dilepaskan dari kontribusi penemu dan ilmuwan Islam yang satu ini: Abu Al-Qasim Al-Zahrawi, El-Zahrawi, atau Abulcasis. Ia telah memberikan sumbangsih bagi ilmu kedokteran dunia, khususnya dalam ilmu bedah. Berikut ini biografi singkat seorang Abu Al-Qasim Al-Zahrawi beserta penemuan, pemikiran, dan karya-karyanya.
Bernama lengkap Abu Al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi, ia dilahirkan tahun 936 Masehi di Zahra, sebelah barat daya Cordoba, Andalusia, Spanyol, yang menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan Islam kala itu. Islam mengalami masa jaya di Eropa di bawah naungan Kekhalifahan Dinasti Umayyah.
Ana Ruiz dalam Vibrant Andalusia: The Spice of Life in Southern Spain (2007) menuliskan, Andalusia menjadi tempat munculnya para ilmuwan muslim, seperti Ibnu Hazm, Ibnu Rusyd, Ibnu Arabi, Abu Ishaq Al-Zarqali, Abu Hakam Al-Kirmani, dan lainnya, termasuk Al-Zahrawi.
Abu Al-Qasim Al-Zahrawi meninggal dunia pada 1013 M dalam usia 77 tahun. Dikutip dari Islam and Science (2007) yang ditulis Yahya Muhammad, Al-Zahrawi sempat mengabdi untuk keluarga penguasa Andalusia dari Dinasti Umayyah saat itu, Khalifah Al-Hakam II, sebagai dokter khusus kerajaan.
Penemuan Abu Al-Qasim Al-Zahrawi
Abu Al-Qasim Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah yang belum pernah ada di masa-masa sebelumnya. Salah satunya adalah catgut atau benang bedah yang mulai dikenal pada pertengahan abad ke-10 atas peran besar Al-Zahrawi.
Al-Zahrawi membuat benang bedah dari jaringan hewan, biasanya dari usus kambing atau sapi, sehingga dapat diterima oleh tubuh manusia dan halal untuk orang Islam. Sebelum catgut ditemukan, untuk menutup luka digunakan dedaunan tertentu yang ditempelkan di luka tersebut agar lekas mengering.
Selain catgut, tulis Robert Kretsinger dalam History and Philosophy of Biology (2015), Abu Al-Qasim Al-Zahrawi juga memperkenalkan alat-alat baru lainnya, seperti pisau bedah, sendok bedah, retractor, pengait, surgical rod, specula, bone saw, plaster, dan masih banyak lagi.
Pemikiran dan Karya Abu Al-Qasim Al-Zahrawi
Abu Al-Qasim Al-Zahrawi merumuskan pemikiran yang sangat membantu perkembangan ilmu kedokteran modern. Banyak dokter dari berbagai penjuru Eropa dan belahan bumi lainnya yang datang kepada Al-Zahrawi untuk belajar.
Seorang penerjemah asal Italia bernama Pietro Argallata menyebut Al-Zahrawi sebagai “pemimpin dari seluruh ahli bedah”, demikian dikutip dari The Greening of Pharmaceutical Engineering (2015) karya M.R. Islam dan kawan-kawan.
Karya monumental hasil pemikiran Al-Zahrawi adalah buku setebal 1.500 halaman yang terdiri dari 30 jilid dengan tajuk At-Tasrif liman Ajiza an at-Ta'lif. Inilah kitab suci bagi kaum dokter sedunia yang bahkan masih dijadikan rujukan dan pedoman sampai sekarang.
At-Tasrif liman Ajiza an at-Ta'lif memaparkan kurang lebih 200 peralatan bedah, termasuk 26 alat hasil temuannya itu, ia mengupas pula bermacam teknik dalam operasi bedah. Selain itu, Al-Zahrawi juga mengklasifikasikan 325 macam penyakit beserta gejala dan cara pengobatannya.
Tak hanya tentang bedah dan daftar penyakit saja yang dipaparkan Al-Zahrawi lewat kitab tebal itu, banyak sekali pengetahuan lainnya terkait ilmu kedokteran yang terhimpun di dalamnya. Al-Tasrif telah diterjemahkan ke bahasa Latin, Inggris, Perancis, hingga Ibrani, dan menjadi acuan utama kalangan medis di Eropa.
Editor: Addi M Idhom