tirto.id - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) meluncurkan buku mengenai sejarah kesehatan dan kedokteran Indonesia masa kolonial, Kamis (16/11/2017).
Bertempat di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), buku berjudul "The Medical Journal of the Dutch Indies 1852-1942" ini dimaksudkan untuk mengenalkan kepada publik tentang pentingnya ilmu kedokteran pada masa kolonial.
"Medical science berkembang pesat di Batavia pada tahun 1920-an. Lembaga Eijkman adalah institusi ilmu pengetahuan yang disegani," ungkap Prof Dr Sangkot Marzuki, Ketua AIPI.
Buku yang diluncurkan AIPI menggunakan jurnal kedokteran tertua di Hindia Belanda sebagai rujukan utama. Jurnal tersebut bernama "Geneeskundig Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië" (GTNI) yang terbit sepanjang 1852-1942.
Pada masanya, GTNI adalah jurnal bergengsi dalam ilmu kedokteran di dunia. Salah satu kontributornya pernah meraih penghargaan Nobel. Christiaan Eijkman, dokter sekaligus ilmuwan medis Belanda, menemukan Vitamin B1 ketika berdinas dan melakukan penelitian di Jawa.
Rangkaian penelitian tersebut secara berkala dimuat di GTNI selama periode 18901927.Berkat penelitian itu, Eijkman diganjar Hadiah Nobel Kesehatan pada 1929. Sebuah pencapaian luar biasa bagi dunia kedokteran Belanda.
Dalam buku yang diluncurkan pagi tadi, beberapa aspek penting terkait isu kesehatan dan kedokteran di masa kolonial dibahas dengan menarik.
Dari situ bisa diketahui bagaimana pola penyebaran penyakit, wabah, beserta cara penangannya pada zaman itu. Tak kalah menarik, buku ini juga membahas perilaku dokter-dokter di Hindia Belanda.
"Buku ini menjadi semacam pionir untuk historiografi kesehatan di Indonesia. Dan mudah-mudahan bisa memicu penelitian lebih lanjut," tutur Ravando Lie, sejarawan yang sedang meneliti sejarah rumah sakit Tionghoa di Hindia Belanda.
Penulis: Ivan Aulia Ahsan
Editor: Maya Saputri