Menuju konten utama
Komunitas BookTok

Popularitas BookTok: Kala Perempuan Menggerakkan Industri Buku

Ini tentu menjadi kabar gembira karena, pada satu periode peradaban umat manusia, perbukuan lebih sering menjadi dunia yang maskulin.

Popularitas BookTok: Kala Perempuan Menggerakkan Industri Buku
Ilustrasi Komunitas BookTok. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Beberapa tahun lalu, apa kamu pernah membayangkan bahwa konten seorang biker membaca buku dengan memakai full-face helmet bisa jadi begitu populer?

Mungkin juga tidak terpikir dalam benak kebanyakan dari kita, bahwa potongan dialog tokoh-tokoh dalam novel bisa ‘hidup’ di ruang digital dalam wujud konten lengkap dengan ilustrasi penampilannya yang memikat.

Ya, BookTok berhasil melampaui imajinasi kita tentang sejauh mana buku bisa dirayakan oleh pembaca.

Komunitas BookTok yang tumbuh dalam ekosistem TikTok menyediakan ruang bagi pecinta buku bacaan untuk berbagi rekomendasi buku dan mendiskusikannya, review atau ulasan buku, serta menyebarluaskan informasi terbaru seputar perbukuan.

Mereka disebut Booktokers.

Kemunculan Booktokers sedikit banyak berkontribusi pada dunia penerbitan seiring mereka berduyun-duyung mendatangi toko-toko buku untuk membeli rekomendasi bacaan dari para influencer BookTokers.

Di Amerika Serikat, ritel buku besar seperti Barnes & Noble, Penguin Random House, dan Simon & Schuster mulai menggandeng kalangan BookTokers ke dalam jaringan bisnisnya.

Jika kamu cek situs-situs resmi mereka, dapat dipastikan terdapat bagian khusus bertajuk ‘BookTok’ yang berisi daftar buku populer di aplikasi TikTok.

Pada 2022, toko buku terbesar di Eropa yang terletak di jantung ibukota Inggris, London, Waterstones Piccadilly, menyelenggarakan BookTok Festival pertamanya.

Selebrasi fenomena BookTok ini menyediakan ruang bagi komunitas virtual BookTok untuk kopi darat dan berdiskusi tentang buku-buku, hingga menyelenggarakan panel bagi tokoh-tokoh penulis populer di BookTok untuk berbagi cerita dan jumpa penggemar.

Ada pula ajang penganugerahan bagi tokoh-tokoh berpengaruh di BookTok. Pada 2023, TikTok untuk pertama kalinya menyelenggarakan TikTok Book Awards di Inggris Raya dan Irlandia.

Terdapat sembilan kategori penghargaan, di antaranya untuk pembuat konten BookTok terbaik, penulis BookTok terbaik, buku lama yang berhasil dipopulerkan kembali di BookTok, dan toko buku independen terbaik.

Perempuan muda menjadi kalangan yang mendominasi komunitas BookTok.

"Hampir seluruh demografi [pembaca BookTok] adalah remaja perempuan, nyaris eksklusif, akan tapi kekuatan [BookTok] begitu dahsyat. Kami memiliki satu meja khusus berisi 'rekomendasi BookTok'—dan kamu bakal segera tahu buku apa yang lagi tren berdasarkan kecepatan penjualannya," tutur salah satu asisten penjualan saat berlangsung BookTok Festival di Waterstones Piccadilly pada 2022 lalu.

Sementara itu, melansir Forbes, hingga kuartal kedua tahun 2024, penjualan buku di BookTok didominasi oleh penulis perempuan.

Mereka meliputi Sarah J. Maas, Colleen Hoover, Freida McFadden, Ana Huang, Rebecca Yarros, Laura Nowlin, Emily Henry, Lucy Score, Hannah Grace, dan Holly Jackson.

Lonjakan jumlah penulis perempuan dan popularitasnya mustahil dipisahkan dari pengaruh BookTokers yang mulai merebak sejak 2020 silam.

Pada akhirnya, komunitas BookTok dipandang mampu menjadi ruang aman bagi remaja perempuan, teman queer, dan perempuan dewasa, yang sebelumnya kurang terepresentasikan di dunia penerbitan buku.

Ini tentu menjadi kabar gembira karena di satu periode peradaban manusia, perbukuan lebih sering menjadi dunia yang maskulin.

Nyatanya, diperlukan waktu lebih lama bagi penulis perempuan untuk mengungguli penulis laki-laki perkara jumlah terbitan buku.

Dari data World Economic Forum mengungkapkan, baru pada tahun 2020, lebih dari 50 persen buku di pasaran didominasi penulis perempuan dengan rata-rata penjualan melampaui penulis laki-laki.

Jane Austen, novelis Inggris yang karyanya dinikmati dan dihormati hingga hari ini, adalah salah satu korban maskulinitas ekosistem penerbitan.

Bab pengantar di buku-buku karya Jane Austen yang terbit pada abad ke-19 ditulis oleh laki-laki. Mereka menyebut sang penulis Pride and Prejudice (1831) ini memiliki memiliki kejeniusan setara laki-laki dengan tetap memiliki sisi feminim.

Terkait popularitas penulis perempuan di komunitas BookTok, siapa penulis perempuan favoritmu? Pernahkah kamu merekomendasikan dan mengulas karya-karyanya di TikTok?

Ingin tahu genre apa yang paling populer di komunitas BookTok? Cek artikel selanjutnya di tautan berikut!

Romantis atau Abusif? Narasi Dark Romance di Pusaran BookTok

Baca juga artikel terkait DIAJENG PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Erika Rizqi

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Erika Rizqi
Penulis: Erika Rizqi
Editor: Sekar Kinasih