Erika Rizqi

Erika Rizqi adalah penulis dan penerjemah lepas berdomisili di Yogyakarta. Saat ini sedang sibuk di kegiatan komunitas KUMMI (Kolektif untuk Menerjemahkan dan Menerbitkan dalam bahasa Indonesia) dan komunitas sejarah Senandika. Terjemahan pertamanya masuk dalam kumcer Minyak Anjing yang diterbitkan oleh Moooi Pustaka. Selain menulis mengenai isu sosial, Erika juga tertarik dengan segala hal yang berhubungan dengan sains.

Indeks Tulisan

Lyfe
Minggu, 9 Nov

Bukan Sekadar Sibuk, Ada Isu Struktural dalam Krisis Pertemanan

Menghabiskan waktu dengan teman menjadi sebuah privilese yang dipengaruhi oleh prioritas lain dalam hidup: pekerjaan, anak, dan keluarga.
Lyfe
Rabu, 29 Okt

Kostum Halloween: Antara Ekspresi Diri dan Industri Hiburan

Seiring zaman semakin progresif, gaya berpakaian ala Halloween yang awalnya berupa gerakan perlawanan semakin dikapitalisasi oleh industri fesyen.
Lyfe
Kamis, 23 Okt

Akal Imitasi (AI) Bukan Terapis Kesehatan Mental

Mesin, sampai kapan pun, tidak akan bisa menghadirkan interaksi nyata yang dibutuhkan manusia sebagai makhluk sosial.
Lyfe
Sabtu, 18 Okt

Men Marry Down, Women Marry Up: Bagaimana Realitasnya?

Sepintas, itu semua terdengar seperti formula paling simpel untuk merujuk pada sejumlah realitas pernikahan di era modern yang semakin kapitalis.
Lyfe
Kamis, 25 Sept

Dari Taylor Swift sampai Miley Cyrus, Musik Jadi Katalis Emosi

Bagi para diva pop, menciptakan lagu bukan sekadar karya, melainkan cara melepas luka dan berdamai dengan orang-orang terkasih serta diri sendiri.
Lyfe
Rabu, 24 Sept

Job Hugging, Pilihan Realistis di Dunia Kerja Masa Kini?

Job hugging dapat memberikan ilusi keliru bahwa pekerja memiliki loyalitas tanpa batas kepada perusahaan.
Lyfe
Selasa, 23 Sept

Personal Branding di LinkedIn: Antara Strategi dan Ilusi

Persoalan muncul ketika upaya personal branding dilakukan dengan rumus baku: prestasi harus brilian, cerita wajib fantastis, dan ekspektasi super tinggi.
Lyfe
Senin, 22 Sept

Cheesy dan Cringey, Mengapa Kita Butuh Adegan Receh dalam Film?

Adegan receh bisa menjadi semacam pengingat bahwa sebagian besar dari kita juga pernah canggung dan aneh di hadapan orang lain.
Lyfe
Minggu, 21 Sept

Adegan Seks di Film-Film: Penting atau Sekadar Sensasi?

Alih-alih memperkuat narasi, tidak sedikit adegan seks dalam film justru jadi pengalih perhatian yang tak relevan dengan jalan cerita.
Lyfe
Sabtu, 20 Sept

Merekam Momen: Awal Kehadiran Adegan Seks di Sinema

Adegan seks dalam film mengalami perubahan panjang, termasuk dari sisi penerimaan publik. Situasi sosial, ekonomi, dan politik ikut memengaruhinya.