tirto.id - Ekonom senior sekaligus politikus Faisal Basri, menyebut bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani siap mundur dari Kabinet Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan Basri terkait sikap Sri Mulyani ini tentu mengejutkan publik.
Lantas, benarkah Sri Mulyani siap mundur dari kabinet dan apa alasannya?
Pernyataan Basri soal Sri Mulyani siap mundur dari kabinet, ia sampaikan dalam acara bertajuk Political Economic Outlook 2024. Acara gelar wicara tersebut berlangsung pada Sabtu (13/1/2024), di Tebet, Jakarta Selatan yang digelar oleh Progresif Idn.
Faisal Basri menyatakan bahwa Sri Mulyani siap mundur dari Kabinet Jokowi saat mengkritik kontroversi oligarki yang terlibat di pemerintahan.
Ia menyinggung soal sebagian besar keuntungan ekspor batu bara Indonesia masuk ke kantong para pengusaha dan bukan pajak. Basri mengklaim para pengusaha batu bara tersebut merupakan mereka yang menjabat di kabinet.
"Masa kita diem? Mereka akan merusak tatanan dan akan melanggengkan apa yang mereka dapat," kata dia dalam video dokumentasi yang diunggah di Youtube Progresif Idn.
Basri menyebut bahwa kontroversi tersebut akan berpengaruh pada perolehan suara calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Saya optimis sekarang nomor dua insyaallah kalah. Setidaknya nomor dua tidak satu putaran menang," katanya sembari disambut tepuk tangan penonton.
Setelah menyampaikan hal tersebut, Basri mempertanyakan sikap para hadirin. Ia mengajak semua orang untuk membujuk para menteri di kabinet untuk mundur. Salah satu alasannya adalah karena Pemerintahan Jokowi terkesan berpihak pada pasangan Prabowo-Gibran.
"Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani, Pak Basuki, dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya dahsyat," kata dia.
Saat membahas hal itu ia mengklaim bahwa Menteri Sri Mulyani bahkan sudah siap mundur dari kabinet secara moral. Ini berbeda dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang ia klaim pro dengan Jokowi.
"Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing," lanjut Basri.
Benarkah Sri Mulyani Siap Mundur dari Kabinet Jokowi?
Kabar mengenai Sri Mulyani siap mundur dari Kabinet Jokowi masih hanya berupa klaim dari Faisal Basri. Sejauh ini, Sri Mulyani belum pernah menyatakan bahwa akan mundur dari Kabinet Jokowi di hadapan publik.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Basri menyebut bahwa alasan Sri Mulyani mundur dari kabinet adalah karena masalah moral. Ini terkait dengan kontroversi di pemerintahan yang terjadi selama masa jabatan Jokowi.
Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 memang banyak rumor yang beredar bahwa Sri Mulyani akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan (Menkeu). Beberapa rumor menyebut bahwa Sri Mulyani merasa kecewa terhadap pemerintah sehingga memutuskan untuk mengundurkan diri.
Kabar yang menyebut bahwa Sri Mulyani akan mundur dari kabinet telah dibantah oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Menurut Staf Khusus Menkeu Prastowo Yustinus, Sri Mulyani tidak pernah menyatakan akan mundur dari jabatannya.
Melalui klarifikasi yang ia unggah di media sosial, Prastowo menyebut bahwa saat ini Sri Mulyani masih menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.
“Tidak ada pernyataan Menkeu SMI mengundurkan diri dari jabatan Menkeu, meskipun ada rumor beredar. Sampai saat ini Ibu Sri Mulyani tetap menjalankan tugas menjaga keuangan negara dg penuh tanggung jawab.” tulis Prastowo melalui akun X pribadinya, @Prastow, Jumat (5/1/2024).
Sri Mulyani tercatat telah menjabat sebagai menteri keuangan Republik Indonesia sejak tahun 2016. Kesuksesannya dalam memimpin departemen keuangan pada periode 2016-2019 lantas membuatnya ditunjuk kembali sebagai Menteri Keuangan RI untuk periode 2019-2024.
Terhitung hingga 2024, Sri Mulyani sudah delapan tahun menduduki posisi Menteri Keuangan dalam Kabinet Jokowi. Ia memimpin departemen keuangan untuk mengelola kebijakan fiskal dan keuangan negara, memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan nasional.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy