tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku merasa tertekan saat kondisi perekonomian tidak kunjung pulih hingga munculnya perang Israel dan Palestina. Dia mengakui kondisi saat ini membuat hidupnya tidak tenang.
"Kayaknya kalian mikirnya Menteri Keuangan hidupnya enak banget, juara terus, jadi menteri terbaik, jadi itu, kayaknya enak, enggak juga," kata Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum Kebijakan Fiskal di Tengah Konstelasi Ketidakpastian Global di Universitas Diponegoro dalam siaran YouTube, Senin(23/10/2023).
Dia mengakui di usia 60 tahun mengalami banyak pengalaman hidup yang up and down. Dia pun pernah mengalami masa-masa paling sulit.
"Kalian bayangin muka saya bukan orang yang menderita kan, jangan terlalu mudah percaya dengan apa yang kalian lihat," ungkap Sri Mulyani.
Sementara itu, Sri Mulyani memaparkan kinerja kebijakan fiskal Tanah Air telah membantu perekonomian. Indonesia diklaim mampu mempertahankan surplus perekonomian selama 7 kuartal berturut-turut.
“7 kuartal berturut-turut Indonesia growth-nya di atas 5 persen, mungkin untuk anak-anak mahasiswa ‘halah 5 persen kan memang seharusnya segitu’ jangan dikira 5 persen dalam kondisi negara dan dunia kena tantrum, suku bunganya melejit tinggi banget, perang di sana-sana, disrupsi geopolitik, that’s not an easy time,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, instrumen APBN bekerja sangat keras untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dia mengklaim pemerintah mempergunakan APBN dengan penuh kehati-hatian.
“ABPN rusak pasti ekonominya rusak dan politiknya rusak, coba lihat Greece, Argentina even Turkiye hari ini dan negara-negara lain yang mengalami krisis fiskal,” kata Sri Mulyani.
“APBN yang rusak pasti sosial-ekonomi-politiknya tidak stabil dan itu menimbulkan banyak dampak yang luar biasa,” tambah Sri Mulyani.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin