Menuju konten utama

Arti Qanaah dan Contohnya dalam Islam Beserta Dalil

Artikel berikut ini akan menjelaskan tentang arti qanaah dan contohnya dalam Islam, beserta dalil penyertanya.

Arti Qanaah dan Contohnya dalam Islam Beserta Dalil
Ilustrasi. Arti Qanaah dan Contohnya dalam Islam Beserta Dalil. foto/IStockphoto

tirto.id - Arti qanaah adalah selalu bersyukur, tidak mengeluh, dan menerima dengan rela hasil dari usaha yang telah dilakukan, serta berusaha menjauhkan diri dari rasa ketidakpuasan.

Seseorang yang memiliki sikap qanaah akan memahami bahwa apa pun yang ia peroleh adalah atas kehendak Allah SWT, dan ia menjadi orang yang mudah bersyukur.

Jika sikap bersyukur ini terus dipelihara, maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya. Namun, Allah juga mengingatkan bahwa bagi mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan enggan bersyukur, akan diberikan azab yang sangat pedih. Lantas apa itu qanaah dan kenapa kita harus memiliki sifat qanaah.

Apa itu Qanaah dalam Islam?

Qanaah adalah sikap menerima dengan lapang dada dan merasa cukup dengan hasil usaha yang diperoleh, sambil menghindari ketidakpuasan dan rasa kekurangan. Orang yang memiliki sifat qanaah meyakini bahwa segala yang dimilikinya adalah hasil dari kehendak Allah.

Secara bahasa, qanaah berarti merasa cukup dan puas dengan segala yang telah diberikan oleh Allah SWT, serta tunduk dan menerima dengan ikhlas karunia-Nya. Secara singkat, qanaah adalah sikap bersyukur atas apa yang Allah SWT telah berikan dan merasa cukup dengan itu.

Dalam perspektif Ilmu Tasawuf, seseorang yang memiliki sifat qanaah akan merasa cukup meskipun penghasilannya berkurang, dan akan semakin bersyukur jika rezekinya bertambah.

Menurut Muhammad Ali Al-Tirmizi, qanaah adalah sikap batin yang rela dengan rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah. Abu Abdillah bin Khafif menambahkan bahwa qanaah adalah tindakan meninggalkan keinginan yang berlebihan terhadap hal-hal yang belum dimiliki dan merasa cukup dengan apa yang sudah ada.

Dalil Alquran tentang Qanaah

Menurut laman NU Online, Imam Al-Qusyairi dalam risalahnya yang terkenal membahas tentang kelapangan hati atau qanaah. Qanaah adalah sikap menerima dengan penuh kerelaan atas segala pemberian Allah SWT. Dalam risalah tersebut, Imam Al-Qusyairi memulai pembahasan tentang dalil qanaah dengan mengutip Surat Al-An’am ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

Wa Huwal lazii ja'ala lakumun nujuuma litahtaduu bihaa fii zulumaatil barri walbahr; qad fassalnal Aayaati liqawminy ya'lamuun

Artinya, "Siapa saja yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dan dia adalah orang beriman, maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik," (Surat Al-An’am ayat 97).

Hadits tentang Qanaah dan Artinya

Orang yang qanaah tidak memperbudak diri untuk mengejar ilusi kebahagiaan sebagaimana yang tampak pada orang lain. Dilansir laman NU Online, berikut ini beberapa hadits tentang Qanaah:

“Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137).

“Dari Jabir bin Abdillah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Qanaah itu gudang kekayaan yang tidak akan sirna,’” (Lihat Abul Qasim Al-Qusyairi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, [Kairo, Darus Salam: 2010 M/1431 H], halaman 90).

Dalam hadis dari Jabir r.a. katanya Rasulullah SAW bersabda:

“Berpeganglah kalian kepada sifat qana’ah, karena sesungguhnya qana’ah itu harta yang tak akan habis”. (HR. Thabrani)

Contoh Qanaah dalam Kehidupan Sehari-hari

Qanaah tidak berarti berdiam diri dan bermalas-malasan tanpa keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sifat qanaah adalah pribadi yang kuat dan sederhana, bekerja keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Namun, jika menemui kegagalan, ia tidak akan putus asa atau kecewa. Sebaliknya, ia tetap bersabar dan berprasangka baik terhadap keputusan Allah, dengan keyakinan bahwa setiap kejadian dalam hidup pasti memiliki hikmah. Orang-orang yang merasa cukup dengan apa yang Allah berikan adalah orang yang beruntung.

Beberapa contoh qanaah yang mencerminkan sikap qanaah adalah:

  • Tidak pernah mengeluh dalam menghadapi realitas hidup.
  • Merasa puas dan bahagia dengan apa yang dimiliki.
  • Tidak merasa iri atau marah melihat kesuksesan orang lain.
  • Menerima dengan ikhlas apa yang menjadi hak orang lain.
  • Ikut berbahagia ketika melihat orang lain sukses.

Manfaat Sifat Qanaah dalam Kehidupan

Sifat qana'ah adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang penuh berkah, di mana seseorang merasa cukup dengan apa yang dimiliki, yang pada akhirnya membawa ketenangan, kebahagiaan, dan keharmonisan dalam hidupnya. Berikut ini manfaat qanaah dalam kehidupan sehari-hari:

1. Ketenangan Batin

Orang yang memiliki sifat qana'ah akan merasa tenang karena ikhlas dan ridha dengan apa yang telah diberikan oleh Allah.

2. Menghindari Keserakahan

Qana'ah membuat seseorang terhindar dari sifat serakah atau tamak yang selalu merasa tidak puas, bahkan kadang menginginkan apa yang dimiliki orang lain. Sikap qana'ah erat kaitannya dengan syukur, di mana seseorang akan selalu menghargai nikmat yang diberikan oleh Allah, tanpa meremehkan apa yang dimilikinya.

3. Mengurangi Masalah Hidup

Qana'ah berfungsi sebagai penyeimbang dalam kehidupan, karena orang yang memilikinya tidak akan terlalu gembira dengan anugerah yang didapat, dan tidak akan mudah putus asa ketika kehilangan sesuatu yang ia cintai.

Ia sadar bahwa segala yang diperoleh berasal dari Allah SWT. Dengan sifat qana'ah, seseorang menyesuaikan kebutuhannya dengan kemampuannya, sehingga tidak perlu berhutang untuk memenuhi gaya hidup.

4. Mudah Bersyukur

Sikap qana'ah erat kaitannya dengan syukur, di mana seseorang akan selalu menghargai nikmat yang diberikan oleh Allah, tanpa meremehkan apa yang dimilikinya.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Edusains
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dhita Koesno