Menuju konten utama

Arti Ngalap Berkah, Hukum dalam Islam, dan Contohnya

Ngalap berkah artinya mencari keberkahan yang kerap melekat pada tradisi Jawa. Apa hukum ngalap berkah dalam Islam? Simak ulasannya berikut ini.

Arti Ngalap Berkah, Hukum dalam Islam, dan Contohnya
Ilustrasi ziarah. Ngalap berkah artinya mencari keberkahan dengan melakukan ritual tertentu, Bagaimana Islam memandang hal ini? ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

tirto.id - Ngalap berkah menjadi salah satu tradisi tradisional yang masih berkembang dalam masyarakat Jawa. Ngalap berkah artinya apa dan bagaimana tinjauan arti ngalap berkah dalam Islam?

Tradisi ngalap berkah dilakukan dalam berbagai keadaan. Misalnya ngalap berkah biasa dilakukan bertepatan dengan datangnya bulan Suro. Bagi sebagian orang, ngalap berkah pun dikerjakan dengan mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat agar ia memperoleh sesuatu yang diinginkannya.

Oleh sebab itu, ngalap berkah bisa memiliki makna berlainan menurut tradisi Jawa dan Islam. Islam memandang ngalap berkah harus tetap berpegang pada aspek ketauhidan dan sesuai dengan Al-Qur'an atau pun hadis. Hal tersebut memunculkan pro-kontra dalam memandang cara mendapatkan keberkahan.

Arti Ngalap Berkah dalam Tradisi Jawa

Ngalap berkah pada tradisi Jawa merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan masyarakat setempat untuk mencapai harapannya. Menurut Bella Puspita Sari dalam Tradisi Ngalap Berkah (Fenomena Magis dan Geliat Ekonomi Masyarakat Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah) menyebutkan, langkah tersebut sebagai pelengkap untuk mewujudkan keinginan selain dengan bekerja dan sembahyang.

Apa yang dimaksud dengan ngalap berkah? "Ngalap" artinya mencari. Oleh sebab itu, arti ngalap barokah yaitu mencari keberkahan yang diwujudkan dengan melakukan berbagai hal yang dapat mendatangkan sesuatu bernilai berkah.

Adapun tradisi ngalap berkah adalah kegiatan untuk mencari manfaat dan kebaikan dari suatu zat, benda, manusia atau sesuatu yang dinilai mendatangkan manfaat dan kebaikan.

Kendati demikian, tradisi ngalap berkah dalam tradisi Jawa berbasis kepercayaan masyarakat setempat. Ada yang dilakukan dengan berdoa, semedi atau bertapa, salat, puasa khusus hingga melakukan ritual tertentu.

Cara melakukan ngalap berkah bisa berbeda antara masyarakat di satu daerah dengan lainnya. Misalnya pada masyarakat Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, ngalap berkah dilakukan dengan ritual Larap Selambu atau Nyadran. Ada pula yang melakukan hubungan intim dengan lawan jenis sebanyak bilangan tertentu agar keinginan terwujud seperti demi mendapatkan kekayaan.

Tradisi ngalap berkah juga muncul dalam adat sebagian warga Klaten dalam bulan Suro melalui Suroan. Suroan yaitu kegiatan berdoa bersama sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan tuhan. Masyarakat yang ikut tradisi ini tidak tidur semalam suntuk sebagai bentuk laku prihatin.

Di sisi lain, sebagian masyarakat mempercayai bahwa Suroan harus dilakukan. Jika sampai terlewat maka masyarakat setempat bisa ditimpa malapetaka.

Lalu, bagaimana arti ngalap barokah menurut Islam?

Hukum Ngalap Berkah dalam Islam

Dalam Islam, ngalap berkah diistilahkan dengan tabarruk yang bermakna meraup berkah dengan aktivitasnya disebut tabriik.

Tabriik yaitu mendoakan seseorang agar memperoleh keberkahan. Berkah menunjukkan langgengnya kebaikan, bertambahnya kebaikan, atau dapat memiliki arti keduanya sekaligus.

Ngalap berkah dalam sudut pandang Islam berbeda dengan tradisi Jawa. Doa keberkahan hanya ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan tidak meminta pada makhluk atau benda-benda. Oleh sebab itu, hukum ngalap berkah tergantung pada bagaimana aktivitas tersebut dilakukan.

Jika ngalap berkah ditujukan kepada makhluk atau benda-benda maka hukumnya haram. Tabarruk seperti itu termasuk dalam syirik besar dan dianggap telah menyekutukan Allah seperti halnya kaum musyrik menyembah berhala atau sesembahan lainnya.

Contoh ngalap berkah yang dilarang seperti tabarruk pada kuburan, pohon, orang yang sudah mati, dan lainnya. Ia menganggap dengan bertabaruk pada sesuatu tersebut akan mendatangkan keberkahan termasuk syafaat.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pernah mengingatkan para sahabatnya bahwa kebiasaan semisal ngalap berkah yang diharamkan bisa saja terjadi pada mereka. Dalam sebuah hadis diceritakan seperti berikut:

Dahulu kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju Khaibar. Lalu, beliau melewati pohon orang musyrik yang dinamakan Dzatu Anwath. Mereka menggantungkan senjata mereka. Lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath (tempat menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Subhanallah! Sebagaimana yang dikatakan oleh kaum Musa: Jadikanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan.” (QS. Al A’raaf: 138). Kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Tirmidzi no. 2180. Abu Isa mengatakan hadits ini hasan sahih. Hadis ini dikatakan sahih oleh Al Hafizh Abu Thohir Zubair ‘Ali Zaiy)

Contoh Ngalap Berkah yang Diperbolehkan dalam Islam

Islam juga memiliki aktivitas tabarruk atau ngalap berkah yang diperbolehkan. Sandarannya tetap harus berpegang pada tuntutan dalam Al-Qur'an dan hadis. Berikut beberapa cara mencari keberkahan dalam Islam:

1. Keberkahan dengan tidak tamak pada harta

Islam menganjurkan umatnya untuk mencari penghidupan bagi diri dan keluarganya, namun tidak diliputi rasa tamak. Jika ia bisa mencegah ketamakan tersebut, keberkahan akan datang kepadanya. Pengendalian rasa tamak dilakukan dengan memunculkan sikap qanaah atau merasa cukup atas pemberian Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada Hakim bin Hizam, “Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barang siapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya (tidak tamak dan tidak mengemis), maka harta itu akan memberkahinya. Namun barang siapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah” (HR. Bukhari no. 1472)

Dalam Syarh Ibni Baththol (Asy Syamilah, 6:48), Ibnu Baththol mengatakan bahwa mencari harta yang diliputi rasa tamak tidak akan memunculkan keberkahan. Nilai keberkahan akan sirna. Kata Ibnu Baththol, “Qanaah dan selalu merasa cukup dengan harta yang dicari akan senantiasa mendatangkan keberkahan."

2. Keberkahan dengan jual beli secara jujur

Ngalap berkah dalam Islam juga bisa dilakukan dengan menjalankan jual beli secara jujur. Jual beli yang tidak ada kecurangan di dalamnya akan memunculkan keberkahan.

Dari Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memiliki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang”. (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532)

3. Berusaha menjadi pribadi yang salih

Muslim yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, akan memperoleh keberkahan di dunia dan akhirat. Hidupnya tidak tersesat di dunia dan tidak mendapatkan kesengsaraan d akhirat.

Allah berfirman:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

Artinya: “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Q.S. Thaha: 123)

Dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim (9:376-377) disebutkan, Ibnu Abbas menjelaskan tentang orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah. Mereka tidak akan tersesat di dunia. Mereka di akhirat juga tidak celaka.

4. Keberkahan dengan minum air Zamzam

Benda yang dinyatakan memiliki keberkahan menurut dalil sahih adalah air zamzam. Hal ini dinyatakan langsung dalam sebuah hadis bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya air zamzam adalah air yang diberkahi. Air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan.” (HR. Muslim no. 4520)

Dalam riwayat lain, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Air zamzam sesuai keinginan ketika meminumnya.” (HR. Ibnu Majah no. 3062 dan Ahmad 3: 357).

5. Menjalankan berbagai kebaikan di pagi hari

Pagi hari adalah waktu yang penuh keberkahan. Umat Islam sebaiknya memanfaatkan waktu paginya dengan menjalankan berbagai bentuk kebaikan.

Dari Shakhr Al Ghamidi ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alai wa sallam bersabda, "Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya."

Shakhr Al Ghamidi berkata, "Beliau jika mengutus ekspedisi atau pasukan, beliau memberangkatkannya di pagi hari." Ia (perawi) berkata, "Shakhr Al Ghamidi adalah seorang pedagang, ia biasa mengirim barang dagangannya di pagi hari hingga beruntung dan melimpahlah hartanya." (HR. Ibnu Majah)

Contoh ngalap berkah sesuai tuntunan agama Islam masih banyak lagi. Selama cara mendapatkan keberkahan ada petunjuknya dalam Al-Qur'an dan hadis sahih, maka boleh dilakukan. Jika caranya sudah melenceng dari Islam, apalagi sampai ada perbuatan menyekutukan Allah, maka hukumnya haram.

Baca juga artikel terkait OPTIMASI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Edusains
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar