tirto.id - Penderita kista ovarium dengan jenis tertentu tetap bisa hamil asalkan menjaga kesehatan dan asupan nutrisi seimbang. Namun, memang ada tipe kista yang dapat menurunkan kesuburan perempuan.
Pada dasarnya, kista dapat tumbuh di bagian tubuh manapun. Bisa di wajah, leher, dada, punggung, maupun organ dalam manusia. Wujudnya berupa benjolan atau kantong yang berisi cairan.
Kista berbeda dengan tumor. Benjolan pada kista diakibatkan oleh iritasi atau infeksi penyumbatan saluran tertentu pada tubuh. Sementara itu, tumor disebabkan oleh pertumbuhan sel yang abnormal.
Kista yang terdapat pada indung telur organ reproduksi wanita disebut sebagai kista ovarium. Kondisi ini dapat terjadi sejak perempuan pertama kali memasuki masa pubertas hingga menopause.
Apakah Pengidap Kista Ovarium Bisa Hamil?
Tingkat keganasan kista ovarium bergantung pada jenisnya. Berdasarkan dampaknya, terdapat dua jenis kista ovarium. Ada yang memengaruhi kehamilan dan ada yang tidak.
Sebelum melakukan tindakan lebih lanjut, penderita sebaiknya mengetahui jenis-jenis kista ovarium serta bentuknya:
1. Kista ovarium yang mengganggu kehamilan
Kendati terbilang mengganggu kesuburan, seseorang dengan kista jenis kedua bisa tetap subur dan hamil secara alami. Mereka biasanya menjalani hidup sehat serta meningkatkan aktivitas olahraga.
Namun, dalam kasus lain, ada penderita kista ovarium yang diharuskan mengonsumsi obat atau melakukan tindakan medis untuk memperoleh kehamilan. Berikut ini bentuk kista yang memengaruhi kehamilan.
- Kista endometrioma, yakni kista yang terbentuk ketika jaringan endometrium tumbuh secara tidak normal di ovarium.
- Kista endometriosis, yaitu kista coklat berupa lesi kecil di dalam ovarium.
- Kista dari polycystic ovarian syndrome (PCOS), gangguan yang menyebabkan pembesaran ovarium karena ketidakseimbangan hormon.
- Ovarium polikistik, kondisi ketika ovarium mengalami pembesaran terhadap beberapa kista folikel kecil di dalamnya.
- Kistadenoma, jaringan dari ovarium yang berkembang secara jinak.
- Kista dermoid, jenis tumor yang mengandung jaringan berbeda.
- Kista ovarium fungsional, kista yang berkembang di permukaan ovarium selama siklus menstruasi.
- Kista hemoragik, kista fungsional yang berkembang ketika kista mengalami pendarahan.
Peluang Kehamilan Pengidap Kista Ovarium Karena PCOS
Polycystic ovarian syndrome (PCOS) merupakan kondisi umum yang menyerang kesuburan sekitar 20 persen wanita. Kendati demikian, banyak wanita berhasil hamil secara alami meskipun mengidap kista jenis ini.
Beberapa wanita dengan kista PCOS biasanya menjalani gaya hidup sehat seperti olahraga teratur dan diet seimbang untuk memperoleh kehamilan.
London Women's Center menuliskan, jika perubahan gaya hidup sehat tidak efektif, wanita dengan kista PCOS direkomendasikan mengonsumsi obat metformin yang biasanya digunakan untuk diabetes tipe 2.
Metformin bekerja menurunkan kadar insulin dan gula darah sehingga membantu menginduksi ovulasi. Namun, penggunaan metformin harus berada di bawah pengawasan dokter ahli kesuburan.
Apabila pengobatan tidak berhasil, pengidap PCOS dapat memasuki tahap konsepsi bantuan seperti operasi pengeboran ovarium laparoskopi. Operasi kecil tersebut akan menembus permukaan luar ovarium polikistik serta menurunkan jumlah testosteron dari ovarium. Harapannya operasi ovarium laparoskopi dapat meningkatkan kemungkinan hamil.
Peluang Kehamilan Pengidap Kista Ovarium Karena Endometriosis
Kista ovarium endometriosis merupakan gangguan berupa jaringan endometrium yang tumbuh di bagian luar rahim. Kista jenis ini tumbuh mengikuti lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat saat perempuan menstruasi.
Coccia ME., Nardone L., dan Rizzello F. dalam jurnal berjudul "Endometriosis and infertility: A Long-life Approach to Preserve Reproductive Integrity (2022)" menuliskan, pada 2022, terdapat sekitar 35 persen hingga 50 persen wanita yang mengidap kista endometriosis tidak subur. Hal ini juga berarti bahwa sebagian wanita dengan gangguan kista jenis ini dapat hamil secara alami.
Percobaan untuk hamil sendiri bagi penderita endometriosis dapat dilakukan selama 6-12 bulan. Apabila tidak perubahan setelah menjalani usaha kehamilan mandiri, penderita kista jenis tersebut dapat menghubungi spesialis kesuburan.
Spesialis kesuburan pertama-tama akan menyarankan perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi makanan sehat, multivitamin, aktivitas fisik teratur, hingga perilaku menghilangkan stres. Setelah cara hidup sehat tidak cukup, pasien dengan endometriosis akan dianjurkan menjalani inseminasi intrauterin (IUI) dan in vitro fertilization (IVF).
Ciri-ciri Kista Ovarium dan Penyebabnya
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala dan hilang dengan sendirinya. Tetapi kista ovarium yang besar dapat menyebabkan:
Nyeri panggul yang mungkin datang dan pergi. Anda mungkin merasakan nyeri tumpul atau nyeri tajam di area di bawah pusar ke satu sisi.
Kepenuhan, tekanan atau berat di perut Anda (abdomen).
Kembung.
Salah satu penyebab kista ovarium adalah faktor hormonal seperti infeksi, kelainan perkembangan embrio, cacat pada sel, kondisi inflamasi kronis, atau penyumbatan pada tubuh. Faktor lain yang mempengaruhi munculnya kista ovarium berhubungan dengan kebiasaan tidak sehat, di antaranya:
- Mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang berserat.
- Zat tambahan pada makanan.
- Kurang berolahraga.
- Merokok.
- Mengonsumsi alkohol.
- Zat polutan dari udara dan agen infeksius seperti bakteri, virus, dan jamur.
Tips Cepat Hamil bagi Penderita Kista Ovarium
Tips cepat hamil bagi penderita kista ovarium terbatas. Pertama, meningkatkan kualitas kesehatan melalui aktivitas olahraga teratur, nutrisi yang cukup, hingga menjauhi zat-zat nan berpotensi mengganggu kehamilan.
Kedua, menjalani operasi kecil seperti laparoskopi. Ketiga, menjalankan program bayi tabung atau in vitro fertilization.
Tips ketiga merupakan cara terakhir bagi perempuan tidak subur untuk bisa memiliki anak, meskipun tidak ada jaminan berhasil. Selain itu, terdapat beberapa persyaratan mengikuti bayi tabung sepertinya yang dituliskan Bambang Wasito dan Taufik Hidayat dalam jurnal Apa dan Bagaimana Fertilisasi dengan Bantuan (2005) sebagai berikut:
- Istri sebaiknya berusia di bawah 40.
- Pasien mengetahui bahwa program bayi tabung memiliki resiko kegagalan.
- Suami istri melakukan pemeriksaan lengkap.
- Suami istri telah melakukan proses pembuahan secara konvensional namun tidak terjadi kehamilan.
- Sel-sel sperma suami memiliki jumlah 5-20 juta/cc serta pergerakan dan bentuknya mencukupi.
Editor: Fadli Nasrudin