Menuju konten utama
Seputar Perempuan

Apa Itu Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) dan Gejalanya?

Apa itu Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), gejala PCOS dan tanda utama wanita mengalami PCOS.

Apa Itu Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) dan Gejalanya?
Ilustrasi PCOS Polycystic ovary syndrome. foto/Istockphoto

tirto.id - Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi.

Apa Itu Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Wanita dengan PCOS mungkin memiliki periode menstruasi yang jarang atau berkepanjangan atau kelebihan kadar hormon pria (androgen).

Ovarium dapat mengembangkan banyak kumpulan kecil cairan (folikel) dan gagal melepaskan telur secara teratur.

PCOS adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur ditandai dengan tanda awal gangguan siklus menstruasi dan memiliki kadar hormon androgen yang berlebihan.

Dikutip dari dari Mayo Clinic, penyebab pasti PCOS tidak diketahui.

Diagnosis dan pengobatan dini bersama dengan penurunan berat badan dapat mengurangi risiko komplikasi PCOS jangka panjang seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Ada 3 fitur utama PCOS, yakni:

  1. Periode tidak teratur – yang berarti ovarium Anda tidak secara teratur melepaskan telur (ovulasi)
  2. Kelebihan androgen – tingkat tinggi hormon "pria" dalam tubuh Anda, yang dapat menyebabkan tanda-tanda fisik seperti kelebihan rambut wajah atau tubuh
  3. Ovarium polikistik – ovarium Anda menjadi membesar dan mengandung banyak kantung berisi cairan (folikel) yang mengelilingi telur (tetapi terlepas dari namanya, Anda sebenarnya tidak memiliki kista jika Anda menderita PCOS)
Jika Anda memiliki setidaknya 2 dari fitur-fitur ini, maka Anda kemungkinan didiagnosis menderita PCOS.

Laman NHS menyebutkan, ovarium polikistik mengandung sejumlah besar folikel tidak berbahaya yang berukuran hingga 8 mm (sekitar 0,3 inci).

Folikel adalah kantung yang belum berkembang di mana telur berkembang. Pada PCOS, kantung ini seringkali tidak dapat melepaskan sel telur, yang berarti ovulasi tidak terjadi.

Sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak wanita yang menderita PCOS, tetapi di Inggris, diperkirakan sangat umum, mempengaruhi sekitar 1 dari setiap 10 wanita.

Lebih dari separuh wanita tersebut biasanya tidak memiliki gejala apapun.

Gejala umum PCOS

Beberapa wanita mulai melihat gejala sekitar waktu menstruasi pertama mereka.

Sementara yang lainnya hanya mengetahui bahwa mereka menderita PCOS setelah berat badannya bertambah banyak atau mereka mengalami kesulitan untuk hamil.

Gejala PCOS yang paling umum seperti dilansir Healthline adalah:

  1. Periode tidak teratur. Kurangnya ovulasi mencegah lapisan rahim dari luruh setiap bulan. Beberapa wanita dengan PCOS mendapatkan kurang dari delapan periode setahun atau tidak sama sekali.
  2. Pendarahan berat. Lapisan rahim menumpuk untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga menstruasi yang Anda alami bisa lebih berat dari biasanya.
  3. Pertumbuhan rambut. Lebih dari 70 persen wanita dengan kondisi ini menumbuhkan rambut di wajah dan tubuh mereka – termasuk di punggung, perut, dan dada. Pertumbuhan rambut berlebih disebut hirsutisme.
  4. Jerawat. Hormon pria dapat membuat kulit lebih berminyak dari biasanya dan menyebabkan jerawat di area seperti wajah, dada, dan punggung bagian atas.
  5. Pertambahan berat badan. Hingga 80 persen wanita dengan PCOS kelebihan berat badan atau obesitas.
  6. Kebotakan pola pria. Rambut di kulit kepala menjadi lebih tipis dan mungkin rontok.
  7. Penggelapan kulit. Bercak gelap pada kulit dapat terbentuk di lipatan tubuh seperti di leher, di selangkangan, dan di bawah payudara.
  8. Sakit kepala. Perubahan hormon dapat memicu sakit kepala pada beberapa wanita.
Jadi, PCOS dapat mengganggu siklus menstruasi, yang menyebabkan periode menstruasi lebih sedikit atau jarang.

Jerawat, pertumbuhan rambut, penambahan berat badan, dan bercak kulit gelap adalah gejala lain dari kondisi tersebut.

Dokter mendiagnosis PCOS jika wanita memiliki setidaknya dua dari tiga gejala utama, yakni kadar androgen tinggi, menstruasi tidak teratur, dan kista di ovarium.

Pemeriksaan panggul, tes darah, dan USG dapat mengkonfirmasi diagnosis PCOS.

Baca juga artikel terkait SINDROM OVARIUM POLIKISTIK atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Yantina Debora