tirto.id - Ahli gizi atau nutrisionis menjadi salah satu profesi yang menjanjikan di Indonesia. Peluang kariernya cukup luas dan gajinya pun terbilang kompetitif. Selain itu, kebutuhan akan ahli gizi juga semakin meningkat seiring dengan mulai tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
Secara sederhana, ahli gizi dapat diartikan sebagai seorang ahli atau profesional yang memiliki pengetahuan ilmiah tentang nutrisi dan bagaimana kaitannya dengan kesehatan tubuh.
Dalam praktiknya, seorang ahli gizi bisa bekerja di sektor kesehatan seperti rumah sakit, klinik, atau puskesmas. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, ahli gizi juga sangat dibutuhkan di bidang industri seperti makanan dan minuman.
Ahli gizi memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Untuk bisa menjalankan perannya secara profesional, seseorang perlu menempuh pendidikan yang sesuai di perguruan tinggi.
Bagi calon ahli gizi, penting untuk mengetahui program studi mana yang harus dipilih, mata kuliah apa saja yang akan dipelajari selama kuliah, serta prospek kerja dan potensi pendapatan setelah lulus.
Ahli Gizi Lulusan Apa & Gelar Pendidikan

Untuk menjadi seorang ahli gizi atau nutritionist profesional, seseorang wajib menempuh pendidikan di bidang Ilmu Gizi. Program studi ini umumnya tersedia di berbagai jenjang yang masing-masing memiliki fokus dan gelar lulusan yang berbeda.
Dikutip dari laman Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, salah satu jenjang pendidikan yang paling umum untuk menjadi ahli gizi adalah Sarjana Ilmu Gizi (S1).
Program ini biasanya ditempuh selama sekitar 4 tahun (8 semester) dan lulusannya akan memiliki gelar Sarjana Gizi (S.Gz.). Lulusan S1 Gizi dibekali dengan teori dan praktik yang komprehensif, mencakup gizi klinis, gizi masyarakat, biokimia gizi, hingga riset.
Selain jenjang S1, terdapat pula pilihan jenjang Diploma 3 (D3) Gizi yang fokusnya lebih bersifat vokasional atau keterampilan praktis. Program D3 Gizi memiliki durasi kuliah lebih singkat, yaitu sekitar 3 tahun atau 6 semester, dan lulusannya akan mendapat gelar Ahli Madya Gizi (AMd.Gz).
Lulusan D3 Gizi biasanya bekerja sebagai asisten ahli gizi atau petugas gizi di berbagai fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, atau industri pangan.
Bagi lulusan S1 Gizi yang ingin berkarir sebagai ahli gizi klinis yang berwenang menangani pasien secara langsung di fasilitas kesehatan, mereka wajib melanjutkan ke Pendidikan Profesi Dietisien selama 1–1,5 tahun untuk mendapatkan gelar Registered Dietitian (RD).
Selain itu, apabila tertarik pada riset, pengajaran, atau pekerjaan menyusun kebijakan di bidang kesehatan, mahasiswa juga bisa melanjutkan ke jenjang S2 atau bahkan S3 di bidang gizi dengan masing-masing jenjang bergelar Magister Ilmu Gizi (M.Gizi) dan Doktor (Dr.) Ilmu Gizi.
Apa yang Dipelajari saat Kuliah Gizi?

Ilmu Gizi pada dasarnya adalah bidang studi yang mempelajari hubungan antara makanan, nutrisi, dan kesehatan tubuh manusia. Ada banyak hal yang dapat dipelajari, mulai dari bagaimana makanan bisa memengaruhi kesehatan hingga cara memberikan edukasi tentang segala hal yang berkaitan dengan nutrisi.
Selama menjalani masa studi, mahasiswa Ilmu Gizi akan dibekali dengan berbagai mata kuliah penting yang komprehensif untuk membentuk lulusan yang kompeten dalam menangani masalah gizi.
Adapun mata kuliah yang akan didapatkan mahasiswa Ilmu Gizi antara lain Pengantar Ilmu Gizi, Biokimia Gizi, Gizi Klinik, Gizi Masyarakat, Mikrobiologi dan Higiene Pangan, Teknologi Pangan, hingga Etika Profesi dan Komunikasi Gizi. Secara garis besar, berikut beberapa hal yang akan dipelajari oleh mahasiswa Ilmu Gizi:
1. Ilmu Dasar Gizi
Materi ini adalah fondasi dari Ilmu Gizi. Mahasiswa akan mempelajari dasar-dasar ilmu gizi, klasifikasi, fungsi, sumber, kebutuhan, serta metabolisme zat gizi makro dan zat gizi mikro. Pemahaman ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana nutrisi memengaruhi kesehatan dan perkembangan tubuh secara keseluruhan.2. Anatomi, Fisiologi, dan Biokimia Gizi
Materi ini mencakup studi mendalam tentang struktur dan fungsi organ-organ tubuh, serta proses biokimia yang terjadi di dalamnya yang berhubungan dengan nutrisi. Mahasiswa akan memahami bagaimana nutrisi diserap, diangkut, dan dimetabolisme oleh tubuh, serta hubungan antara gizi dan penyakit di tingkat seluler.3. Gizi dalam Daur Kehidupan
Mahasiswa akan mempelajari perubahan kebutuhan nutrisi pada setiap tahap kehidupan manusia, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut.Materi ini juga mencakup nutrisi spesifik selama periode penting seperti kehamilan dan menyusui, sehingga ahli gizi dapat memberikan intervensi yang tepat sasaran sesuai kondisi fisiologi pasien.
4. Penilaian Status Gizi
Mahasiswa akan diajarkan berbagai teknik untuk mengukur status gizi individu atau kelompok. Metode yang dipelajari meliputi pengukuran antropometri atau ukuran tubuh, pemeriksaan klinis, hingga analisis asupan makanan.Data yang diperoleh dari pengukuran ini bisa menjadi dasar utama bagi nutrisionis sebelum menentukan rencana intervensi gizi.
5. Manajemen Pelayanan Makanan dan Gizi Institusi
Materi ini berfokus pada aspek manajerial dalam konteks pelayanan gizi. Mahasiswa akan mempelajari pengolahan makanan, pengawetan, pengemasan, pengendalian mutu, hingga keamanan pangan dalam skala besar.Gaji Ahli Gizi di Indonesia

Gaji selalu menjadi daya tarik sebuah profesi. Bagaimana dengan ahli gizi? Gaji ahli gizi di Indonesia tentunya bisa sangat bervariasi tergantung tempat kerja, pengalaman, serta jenjang pendidikan yang ditempuh.
Profesi ini memiliki peluang penghasilan yang cukup menjanjikan karena kebutuhan tenaga gizi terus meningkat, baik di fasilitas kesehatan, lembaga pemerintah, industri pangan, maupun sektor swasta lainnya. Sebagai gambaran, di bawah ini adalah perkiraan gaji yang bisa didapatkan ahli gizi di Indonesia.
Gaji Fresh Graduate (Rumah Sakit, Puskesmas, Industri)
Bagi ahli gizi yang baru lulus (fresh graduate), gaji cenderung berada dalam kisaran menengah hingga cukup kompetitif, tergantung jenis institusi tempat bekerja.Secara umum, gajinya berkisar antara Rp3.000.000 hingga Rp5.000.000 per bulan, meskipun di kota-kota besar atau institusi tertentu mungkin bisa lebih tinggi.
Fresh graduate yang bekerja sebagai Dietisien/Ahli Gizi Klinis di rumah sakit swasta bisa mendapatkan gaji di kisaran Rp3.500.000–Rp5.000.000.
Sementara di rumah sakit pemerintah (sebagai ASN) maupun di Puskesmas, gaji ahli gizi akan mengikuti standar golongan dan UMK daerah. Gaji pokok berkisar antara Rp2.700.000–Rp5.000.000, belum termasuk dengan berbagai tunjangan.
Khusus untuk ahli gizi yang bekerja di industri makanan dan minuman, gajinya jauh lebih bervariasi, biasanya berkisar antara Rp4.000.000 hingga Rp7.000.000, tergantung jenis perusahaan. Gaji juga bisa lebih besar jika bekerja di perusahaan multinasional berskala besar.
Gaji Ahli Gizi dengan Pengalaman 3–5 Tahun
Seiring dengan bertambahnya pengalaman kerja, gaji seorang ahli gizi tentunya bisa meningkat signifikan. Secara umum, ahli gizi dengan pengalaman kerja 3–5 tahun bisa mendapatkan gaji berkisar antara Rp5.000.000 hingga Rp8.000.000 per bulan, bahkan bisa lebih tinggi di posisi tertentu.Selain bekerja di instansi pemerintah atau perusahaan, bisa juga bekerja secara mandiri atau independen sebagai konsultan gizi profesional. Ahli gizi yang membuka praktik atau konsultasi gizi mandiri memiliki potensi penghasilan yang tidak terbatas.
Pendapatan mereka sangat bergantung pada reputasi, jumlah klien, dan tarif/biaya layanan per sesi. Estimasi penghasilan konsultan gizi independen kemungkinan bisa melampaui Rp10.000.000 per bulannya.
Tunjangan, Insentif, dan Faktor yang Mempengaruhi Gaji
Besaran gaji ahli gizi tidak hanya terdiri dari gaji pokok, tapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor tambahan seperti tunjangan, insentif, serta kualifikasi individu.Di banyak institusi, terutama rumah sakit dan industri, ahli gizi bisa menerima berbagai tunjangan, mulai dari tunjangan kinerja, tunjangan transportasi, hingga tunjangan kesehatan.
Sementara ahli gizi yang bekerja di sektor pemerintah (PNS), ahli gizi bisa mendapatkan tunjangan jabatan, tunjangan fungsional, dan mungkin tunjangan lainnya.
Adapun beberapa faktor yang sangat memengaruhi besaran gaji meliputi:
- Pendidikan dan Sertifikasi
- Lokasi Kerja
- Jenis Institusi
- Pangalaman Kerja
Prospek Kerja Ahli Gizi

Prospek kerja ahli gizi di Indonesia terus berkembang. Kebutuhan ahli gizi pun tidak hanya terbatas pada sektor kesehatan, tapi juga meluas ke industri makanan, pendidikan, riset, hingga layanan konsultasi pribadi.
Dengan kompetensi yang mencakup ilmu gizi, dietetik, komunikasi, dan manajemen program, lulusan gizi memiliki peluang karier yang sangat luas serta fleksibel.
Bekerja di Rumah Sakit (Klinis & Dietetik)
Ahli gizi yang bekerja di rumah sakit biasanya terlibat dalam pelayanan gizi klinik, yaitu memberikan terapi gizi sesuai kondisi kesehatan pasien. Mereka menganalisis kebutuhan gizi, menyusun menu diet khusus, serta memantau perkembangan pasien selama perawatan.Peran ini sangat penting terutama bagi pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, atau penyakit jantung. Selain itu, ada juga peran dietetik yang berfokus pada penyediaan makanan bagi seluruh pasien rawat inap.
Ahli gizi bertanggung jawab memastikan makanan yang disajikan higienis, bergizi, dan sesuai standar rumah sakit. Mereka juga melakukan koordinasi dengan tim dapur serta mengawasi kualitas pelayanan gizi agar memenuhi kebutuhan nutrisi setiap pasien.
Bekerja di Puskesmas & Pemerintahan
Di puskesmas, ahli gizi memegang peranan penting dalam penanganan masalah gizi masyarakat, seperti stunting, anemia, dan gizi kurang. Mereka melakukan edukasi gizi, pemantauan status gizi balita, dan penyuluhan kepada ibu hamil atau kelompok masyarakat lainnya.Di instansi pemerintahan, lulusan gizi dapat bekerja pada dinas kesehatan, kementerian, atau lembaga seperti Badan Gizi Nasional. Tugasnya meliputi penyusunan kebijakan, pengelolaan program intervensi gizi skala besar, serta evaluasi keberhasilan program nasional.
Industri Makanan, F&B, dan Perusahaan Suplemen
Industri makanan dan minuman (F&B) merupakan salah satu sektor terbesar yang membutuhkan ahli gizi. Mereka bekerja memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar gizi, keamanan pangan, serta regulasi pemerintah.Beberapa ahli gizi di industri ini juga bisa terlibat dalam pengembangan produk baru perusahaan, misalnya pengembangan makanan sehat atau produk rendah kalori.
Ahli gizi juga bisa bekerja di perusahaan suplemen dan berperan dalam formulasi produk, edukasi konsumen, hingga melakukan riset manfaat nutrisi.
Di bidang ini, ahli gizi dapat bekerja sebagai bagian tim quality control (QC), research and development (R&D), maupun divisi edukasi dan pemasaran. Profesi ini cocok bagi mereka yang tertarik dengan inovasi gizi dan pangan fungsional.
Konsultan Gizi, Content Creator, hingga Peneliti
Ahli gizi memiliki peluang besar untuk bekerja secara mandiri sebagai konsultan gizi. Mereka dapat memberikan layanan konsultasi kepada individu, atlet, pasien tertentu, atau perusahaan yang membutuhkan penyusunan menu dan edukasi gizi.Banyak konsultan juga bekerja sama dengan pusat kebugaran, klinik diet, atau sekolah untuk memberikan program nutrisi khusus.
Dengan berkembangnya media sosial, ahli gizi juga banyak berkarier sebagai content creator bidang kesehatan. Mereka membuat konten edukasi, resep sehat, hingga review produk yang berbasis ilmu gizi.
Selain itu, lulusan gizi yang menyukai kajian ilmiah dapat memilih karier sebagai peneliti di universitas atau lembaga riset untuk berkontribusi pada pengembangan ilmu nutrisi.
Peluang Kerja Luar Negeri untuk Ahli Gizi
Ahli gizi memiliki peluang besar untuk bekerja di luar negeri, terutama jika memiliki sertifikasi atau pendidikan lanjutan yang diakui secara internasional. Negara seperti Australia, Kanada, Singapura, hingga negara-negara Eropa, memiliki kebutuhan tinggi untuk dietitian dan nutrisionis profesional.Namun, biasanya diperlukan proses penyetaraan gelar atau pelatihan tambahan agar dapat bekerja secara resmi. Artinya, ahli gizi lulusan Indonesia kemungkinan membutuhkan sertifikasi profesi tambahan sesuai dengan standar negara tujuan.
Selain bekerja secara permanen, lulusan gizi juga memiliki kesempatan mengikuti program magang, fellowship, atau proyek riset internasional. Pengalaman ini pastinya sangat berharga karena dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing di dunia kerja.
Demikian informasi terkait ahli gizi, mulai dari info kuliah, prospek kerja, hingga kisaran gajinya di Indonesia. Dengan ilmu yang terus berkembang dan kebutuhan gizi yang semakin kompleks, profesi ini memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup individu maupun komunitas.
Maka, menjadi ahli gizi adalah pilihan karier yang tidak hanya menjanjikan secara profesional, tapi juga memberikan dampak besar bagi kesehatan masyarakat.
Tertarik dengan informasi terbaru seputar gizi dan nutrisi? Cek selengkapnya di tautan berikut ini:
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id






































