tirto.id - Memiliki daftar makanan yang disukai dan tidak disukai adalah hal yang wajar pada anak-anak. Namun, hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk membenarkan anak-anak jika tidak menghargai makanan.
Kabar baiknya, anak-anak bisa diajarkan bagaimana caranya untuk menghargai makanan sejak dini. Salah satunya adalah dengan menerapkan kebiasaan makan sehat, tidak pilih-pilih, dan tidak membuang-buang makanan.
Makanan adalah kebutuhan manusia yang paling dasar. Di tengah teknologi industri yang semakin modern dan produksi makan yang berlimpah, masih terjadi bencana kelaparan di berbagai tempat.
Menurut data dari World Food Programme (WFP) pada tahun 2022 terjadi kasus kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sejak 2019, jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut melonjak dari 135 juta menjadi 345 juta. Setidaknya, ada sebanyak 828 juta orang tidur dalam keadaan lapar setiap malam.
Padahal, data dari United Nations Environment Programme (UNEP) setidaknya ada 1 miliar ton makanan yang dibuang setiap tahun. Ini tentu menjadi alasan yang kuat mengapa semua orang harus menghargai makanan dan mengurangi makanan terbuang sia-sia.
Penyebab Anak Pilih-pilih Makanan
Kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eater) berkaitan dengan preferensi makanan setiap anak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini bisa disebabkan oleh lingkungan, tipe kepribadian anak, atau proses saat makan.
Anak-anak yang picky eater biasanya hanya mau mengonsumsi makanan yang sudah atau belum dikenalnya tapi menolak mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup.
Selain itu, anak-anak yang picky eater juga hanya makan makanan yang disesuaikan dengan rasa dan teksturnya.
Umunya, anak-anak picky eater masih mau mengonsumsi minimal satu macam makanan setiap kelompok karbohidrat, sayur, ataupun buah. Misalnya, anak-anak yang menolak nasi, tetapi masi mau makan karbohidrat lain seperti roti atau kentang.
Picky eater sering kali menyebabkan anak-anak malas makan sehingga nutrisi hariannya sulit terpenuhi. Padahal nutrisi yang cukup merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak.
7 Tips Mengajarkan Anak untuk Menghargai Makanan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak bisa menghargai makanan, sebagai berikut:
1. Mulai dari porsi kecil
Anak-anak yang pemilih cenderung waspada pada makanan yang belum pernah mereka coba. Oleh karena itu, hindari memberikan anak porsi penuh khususnya pada makanan yang belum pernah mereka makan.
Dilansir dari Life Berry pada anak-anak yang masih belum bisa mengambil makanannya sendiri, sebaiknya sajikan porsi kecil makanan bersama dengan kudapan.
Ini mencegah mereka membuang terlalu banyak makanan jika perut mereka sudah penuh atau ternyata rasa makanan yang disajikan tidak cocok.
2. Pertimbangkan preferensi makan anak
Mengutip Respect Food mempertimbangkan preferensi makan anak bisa menjadi salah satu cara untuk mengajarkan anak menghargai makanan.
Caranya adalah dengan memberi kesempatan setiap anggota keluarga untuk menyebutkan tiga bahan yang tidak mereka sukai. Dapatkan pula komitmen mereka untuk menghabiskan makanan apabila yang disajikan adalah selain ketiga bahan tersebut.
Dengan demikian, orang tua bisa tahu bahan apa saja yang harus disertakan dan tidak disertakan dalam masakan. Ini bisa mengurangi situasi rewel di meja makan.
3. Libatkan anak dalam proses membuat makanan
Anak-anak sangat disarankan untuk terlibat dalam proses membuat makanan. Menurut Respect Food orang tua bisa mengajak anak-anak mencatat kebutuhan bahan makanan di rumah, kemudian menggunakan catatan tersebut untuk berbelanja di pasar.
Ajak anak-anak berbelanja dan beri mereka tanggung jawab atas bahan makanan yang masuk ke keranjang.
Jika memungkinkan, buat kebun dapur di rumah yang ditanam bersama anak-anak. Selanjutnya, libatkan pula anak dalam memasak makanan di dapur.
Anak-anak mungkin sedikit membuat berantakan dapur, namun cara ini dinilai cukup efektif. Hal ini karena bisa mengajarkan mereka bahwa makanan yang mereka santap tidak didapatkan dengan mudah.
4. Contohkan kebiasaan baik
Anak-anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Menurut IDAI, kebiasaan makan orang tua sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak-anak.
Sebagai contoh, orang tua yang tidak suka makan sayur, maka anak kemungkinan besar akan meniru hal itu. Begitu pula pada orang tua yang sering menyisakan makanan, maka anak-anak juga rentan meniru hal serupa.
Maka dari itu, orang tua sangat disarankan untuk mencontohkan kebiasaan baik pada anak, mulai dari makan makanan sehat hingga tidak menyisakan makanan.
5. Sajikan makanan yang mudah dimakan
Studi yang dirilis di American Journal of Preventative Medicine (2013) menemukan bahwa penjualan apel di sekolah dasar melonjak 61 persen ketika buah yang dijual sudah diiris.
"Anak-anak cenderung memilih makan buah yang sudah dalam potongan siap makan, seukuran gigitan," kata Brian Wansink, penulis utama studi seperti yang dikutip dari Cornell Univeristy.
Hal ini karena buah yang besar dan utuh terlalu merepotkan bagi anak-anak. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa membuat buah lebih mudah untuk dimakan mendorong lebih banyak anak untuk memilihnya dan memakan buah lebih banyak.
6. Batasi ngemil sebelum makan
Hindari ngemil sembarangan sebelum masuk waktu makan. Pastikan bahwa camilan diberikan pada anak sesuai dengan waktunya dan porsi yang cukup.
Jika terlalu banyak ngemil, apa lagi sebelum waktu makan, maka nafsu makan anak bisa menurun. Hal ini meningkatkan risiko anak tidak nafsu makan dan tidak bisa menghabiskan porsi makan normalnya.
7. Buat kompetisi dengan hadiah
Orang tua bisa melatih anak dengan cara berkompetisi atau game. Menurut Parentcircle salah satu caranya adalah dengan membuat lomba siapa anggota keluarga yang membuang lebih sedikit makanan.
Beri hadiah bagi anak yang menghasilkan lebih sedikit sampah. Namun, pastikan juga tetap mendorong pola makan yang sehat dan penuh kasih sayang untuk setiap anggota keluarga.
Editor: Yantina Debora