Menuju konten utama

5 Cerita Rakyat Kalimantan Timur dan Sinopsis Singkatnya

Berikut sinopsis cerita rakyat Kalimantan Timur singkat dan jelas. Mulai dari legenda Putri Karang Melenu hingga Pesut Mahakam.

5 Cerita Rakyat Kalimantan Timur dan Sinopsis Singkatnya
Header Mendongeng Tingkatkan Kepekaan Anak. tirto.id/Quita

tirto.id - Kalimantan Timur menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah, termasuk cerita rakyat.

Cerita rakyat (legenda) dari daerah Kalimantan Timur diwariskan secara turun temurun antar generasi. Cerita-cerita rakyat tersebut tidak hanya menghibur, namun juga mengandung nilai-nilai moral, norma, warisan budaya, serta menjadi gambaran masyarakat lokal setempat.

Apa saja cerita rakyat dari Kalimantan Timur? Selengkapnya berikut artikel cerita rakyat Kalimantan Timur singkat dan jelas.

Kumpulan Contoh Cerita Rakyat Kalimantan Timur dan Ringkasannya

Ilustrasi Dongeng

Ilustrasi Dongeng. foto/istockphoto

1. Legenda Gunung Lumut

Gunung Lumut memiliki kisah mistis yang dipercayai oleh masyarakat Dayak Kaharingan. Gunung tersebut dianggap sebagai tempat yang suci dan tempat bersemayamnya para roh leluhur Suku Dayak.

Cerita rakyat dari Kalimantan Timur tersebut mengisahkan seorang pemuda yang berani naik ke Gunung Lumut untuk mencari obat karena masyarakat di desanya terkena wabah. Kemudian, di sana ia memperoleh pujian dari makhluk gaib. Berkat keberanian dan ketulusannya, pemuda tersebut berhasil membawa obat ke desanya sehingga penduduk desa dapat terselamatkan.

2. Legenda Putri Karang Melenu

Legenda Putri Karang Melenu berasal dari Kalimantan Timur. Legenda tersebut mengisahkan sepasang suami istri dari Petinggi Kampung Melanti Hulu yang selalu memohon pada Dewata agar dikaruniai anak.

Kemudian, suatu hari petinggi tersebut persediaan kayu bakar menipis dan cuaca sedang buruk. Ia terpaksa mengambil satu kasau atap rumahnya, saat kayu tersebut dibelah ada seekor ulat di dalamnya. Ulat tersebut kemudian dipelihara dengan baik oleh petinggi tersebut hingga besar dan ternyata ulat tersebutadalah seekor naga.

Singkat cerita, naga tersebut meminta petinggi dan istrinya selalu mengikutinya dan menaburkan beras kuning dan membakar wijen hitam. Hingga, naga tersebut sampai ke Sungai Mahakam dan menyelam dalam. Saat itu, suatu fenomena tidak biasa muncul, guntur dan petir berdatangan disertai angin topan.

Setelah Kembali tenang, di permukaan Sungai Mahakam dipenuhi dengan buih, petinggi dan istrinya heran dengan peristiwa tersebut. Kemudian, ia melihat ada kumala yang bercahaya dan berkilauan, ketika didekati ternyata di dalam gelombang buih tersebut terdapat seorang bayi perempuan. Bayi tersebutlah yang dinamai Putri Karang Melenu, yang kelak menjadi istri raja Kutai Kartanegara.

Ilustrasi Dongeng

Ilustrasi Dongeng. foto/istockphoto

3. Legenda Pesut Mahakam

Pesut Mahakam merupakan cerita rakyat Kalimantan Timur yang berlatar di Sungai Mahakam, sebuah sungai terpanjang kedua di Indonesia. Sungai tersebut menopang kehidupan banyak suku, seperti Suku Bugis, Suku Banjar, dan Suku Dayak.

Dalam legenda tersebut dikisahkan sepasang suami istri yang saling mencintai. Keduanya dikaruniai dua anak, laki-laki dan perempuan. Mereka hidup bahagia dan harmonis hingga sang ibu terkena penyakit dan akhirnya meninggal dunia. Kematian sang ibu membuat sang ayah menjadi sangat terpukul, berhari-hari setelah kematian sang ibu, ayah hanya menghabiskan waktunya dengan menangis dan melamun.

Suatu hari, diadakan pesta di kampung untuk merayakan panen yang melimpah, masyarakat sangat bergembira. Dalam pentas tersebut terdapat seorang penari cantik. Sang ayah jatuh cinta padanya.

Sang ayah kemudian mengajak penari tersebut menikah. Ternyata, penari tersebut juga menyukai ayah, ia menerima lamarannya. Sang ayah dan penari tersebut pun akhirnya menikah.

Si Penari atau ibu tiri ternyata bersikap buruk pada anak-anak. Saat ayah pergi ke hutan atau ladang, Ia kerap menyuruh anak-anak untuk melakukan semua pekerjaan rumah dan mencari kayu bakar tanpa diberi makan terlebih.

Tidak hanya itu, sang ibu tiri juga memfitnah anak-anak malas ke ayahnya. Karena sudah sangat cinta, ayah pun percaya dengan ibu tiri. Saat anak-anak mencari kayu bakar, ibu tiri dan Ayah meninggalkan rumah dengan membawa semua barang-barang.

Sesampai di rumah, anak-anak kebingungan karena menemui rumahnya kosong, lantas mereka mencari sang ayah dan ibu tiri. Anak-anak menemukan jemuran dan melihat ada pakaian ayahnya di sebuah gubuk di samping Sungai Mahakam.

Mereka yakin gubuk tersebut milik ayah, kemudian mereka masuk. Karenasangat lapar ia memakan bubur di dapur hingga habis. Tidak lama kemudian sang Ayah pulang, dan menemukan barang-barang anaknya ada di gubuk tersebut.

Kemudian ia mencari anak-anak hingga ke tepi sungai Mahakam. Ditemukan anaknya sudah berubah menjadi ikan pesut. Hingga sang ayah pun menangis dan menyesali perbuatannya. Dari cerita tersebut warga kemudian menamai ikan jelmaan anak-anak tersebut sebagai ikan Pesut Mahakam.

Ilustrasi Dongeng

Ilustrasi Dongeng. foto/istockphoto

4. Legenda dan Asal Muasal Danau Lipan

Cerita rakyat Kalimantan Timur Danau Lipan mengisahkan tentang sebuah desa di pedalaman Kalimantan Timur yang makmur dan sejahtera. Penduduknya hidup dengan damai dan bahagia karena selalu menjaga adat istiadat dan alam sekitar.

Keadaan kemudian berubah ketika generasi muda desa mulai melanggar ajaran leluhur dan melupakan adat istiadat. Mereka mulai menebang hutan sembarangan, membuang sampah ke Sungai, serta meninggalkan acara penghormatan roh leluhur. Tokoh adat berusaha memperingatkan jika hal terus terus dilakukan, maka akan datang bencana besar. Namun, peringatan tersebut diabaikan.

Tidak lama kemudian, muncul ribuan makhluk mistis penjaga hutan yang disebut sebagai lipan raksasa untuk menyerang desa. Penduduk berlarian menyelamatkan diri, namun tidak selamat. Konon hanya satu anak yang selamat karena ia rajin mematuhi adat istiadat.

Anak yang selamat tersebut lalu menanam pohon di tengah hutan desa sambil berdoa memohon perlindungan. Kemudian tanah mulai tenggelam dan membentuk sebuah danau yang tenang serta dalam. Danau tersebut yang dikenal sebagai Danau Lipan.

5. Legenda Nyapu dan Moret

Legenda tersebut mengisahkan dua orang tokoh yang sangat peduli dengan kampung asalnya. Pada zaman dulu, terdapat kampung di pedalaman Kalimantan Timur yang damai dan Makmur. Penduduk di sana merasa aman dan tentram.

Ketentraman terganggu saat sekelompok perampok bersenjata menyerang kampung untuk merampas harta. Penduduk kampung dengan sigap bekerja sama untuk melawan dan akhirnya berhasil mengusir perampok tersebut.

Nyapu sebagai salah satu warga kampung, mengusulkan agar penduduk kampung pindah karena khawatir terkait keamanan. Namun usul tersebut tidak diterima penduduk kampung, mereka tetap tinggal di kampung tersebut.

Keesokan harinya, sekelompok perampok datang kembali membawa lebih banyak pasukan. Sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa meninggal.

Nyapu bersama istrinya mengumpulkan warga yang tersisa, kebanyakan dari mereka adalah janda. Kemudian mengajaknya untuk meninggalkan kampung tersebut.

Rombongan tersebut sampai pada daerah pinggiran sungai yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Mereka menamai sungai tersebut sebagai Sungai Bolo dan mendirikan pemukiman yang diberi nama Kampung Nyapu.

Nyapu menjadi kepala kampung, kemudian ia dan istrinya dikaruniai anak yang bernama Moret. Anak tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sangat menyayangi kampungnya. Hingga, ia memberikan syarat bagi siapapun yang ingin melamarnya harus bisa mengisi lumbung pangan di Kampung Nyapu dengan biji buah-buahan dalam waktu sehari.

Cerita rakyat dari Kalimantan Timur tidak hanya menyuguhkan kisah-kisah menarik, tetapi juga sarat akan pesan moral, nilai budaya, dan kearifan lokal. Dari legenda Gunung Lumut hingga kisah Putri Karang Melenu, semuanya mencerminkan hubungan manusia dengan alam, leluhur, serta nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui cerita-cerita ini, generasi muda dapat belajar mengenal jati diri dan sejarah daerahnya.

Baca juga artikel terkait CERITA RAKYAT atau tulisan lainnya dari Nuriyah Hanik Fatikhah

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nuriyah Hanik Fatikhah
Penulis: Nuriyah Hanik Fatikhah
Editor: Yulaika Ramadhani