Menuju konten utama

15 Contoh Paradigma Definisi Sosial di kehidupan Sehari-Hari

Contoh paradigma definisi sosial membantu jelaskan perilaku manusia. Pelajari lebih lanjut dengan membaca artikel ini sekarang.

15 Contoh Paradigma Definisi Sosial di kehidupan Sehari-Hari
Ilustrasi contoh paradigma definisi sosial dalam kehidupan sekolah. ANTARA/Ardilles Leloltery

tirto.id - Contoh paradigma definisi sosial menyoroti bagaimana manusia memberi makna pada tindakan dan situasi di sekitarnya. Dalam pandangan ini, realitas bukan sekadar fakta objektif, tetapi hasil dari proses interaksi dan kesepahaman antarindividu. Setiap orang membentuk dunia sosialnya melalui tafsir, bukan hanya melalui pengamatan.

Di tengah masyarakat, paradigma definisi sosial contoh tampak dalam cara orang menilai status, peran, dan norma sosial. Misalnya, pekerjaan tertentu dianggap bergengsi bukan karena fungsinya, tetapi karena makna yang dilekatkan masyarakat. Pola pikir seperti ini membentuk tatanan sosial yang terus berubah seiring perkembangan nilai dan budaya.

Dalam lingkungan sekolah, contoh kasus paradigma definisi sosial terlihat lewat hubungan guru, siswa, dan sistem pendidikan. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga membangun makna belajar bersama siswa. Sekolah menjadi ruang interaksi tempat nilai, identitas, dan pemahaman sosial dikonstruksi setiap hari.

Apa yang Dimaksud Paradigma Definisi Sosial

Paradigma definisi sosial merupakan kerangka berpikir yang digunakan untuk memahami bagaimana masyarakat menafsirkan realitas sosial. Pengertian paradigma definisi sosial dan contohnya membantu kita melihat bagaimana nilai, norma, dan interaksi sosial membentuk pandangan individu dan kelompok.

Dengan memahami konsep ini, seseorang dapat lebih mudah menganalisis fenomena sosial dari berbagai perspektif yang berbeda.

Dalam ilmu sosiologi, terdapat tiga paradigma yang digunakan. Ada paradigma fakta sosial, perilaku sosial, dan definisi sosial.

Ketiga paradigma tersebut dijelaskan secara lebih lengkap oleh George Ritzer dalam buku Sociology: A Multiple Paradigm Science (1975). Akan tetapi, secara terpisah, gagasan paradigma definisi sosial banyak dipengaruhi oleh Maximilian Weber atau biasa dikenal dengan Max Weber.

Contoh dari masing-masing paradigma tersebut dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali paradigma definisi sosial, di mana muncul pertanyaan tentang apa contoh dari paradigma definisi sosial tersebut.

Namun, sebelum membahas lebih jauh tentang contoh, alangkah lebih baik jika memahami lebih dulu konteksnya. Lantas, apa itu paradigma definisi sosial menurut Max Weber?

Paradigma Definisi Sosial menurut Max Weber

Dalam paradigma definisi sosial, yang dimaksud kenyataan sosial di masyarakat adalah tindakan sosial. Lantas, tindakan sosial yang seperti apa? Terkait hal itu, Max Weber memulainya dengan berusaha mendefinisikan "kenyataan yang konkret".

Max Weber punya pengertian berbeda tentang "kenyataan yang konkret", tidak seperti Emile Durkheim dalam gagasan paradigma fakta sosial, yang menyatakan bahwa tindakan sosial akan memengaruhi tindakan individu sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri.

Dalam menjelaskan "kenyataan yang konkret", Max Weber tidak hanya menggunakan prinsip rasionalitas, melainkan juga subjektivitas.

Dalam ilmu sosiologi, rasionalitas dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana tindakan manusia itu bersifat rasional. Sementara itu, prinsip subjektivitas menyatakan bahwa tindakan sosial yang dilakukan seseorang memiliki makna, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dengan kerangka pemahaman seperti dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa paradigma definisi sosial menurut Max Weber berusaha memahami dan menafsirkan mengapa individu melakukan tindakan sosial dan makna dari tindakan tersebut. Weber tertarik pada makna subjektif yang diberikan individu dalam tindakan yang dilakukan.

Sebab, berdasarkan paradigma definisi sosial, permasalahan dalam sosiologi berkaitan dengan perilaku sosial antarhubungan sosial. Artinya, tindakan sosial dalam masyarakat tidak lain merupakan perilaku individu, baik yang bermakna untuk orang lain maupun diri sendiri.

Hal ini berbeda dengan contoh paradigma fakta sosial yang menggambarkan bahwa individu akan menyesuaikan tindakannya sesuai kenyataan sosial dalam masyarakat. Dalam paradigma definisi sosial, tindakan sosial tetap berfokus pada individu yang melakukannya, meskipun tetap ada kaitan dengan pranata sosial yang memengaruhinya.

Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi dalam paradigma definisi sosial sebagai berikut:

  1. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subjektif.
  2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan subyektif.
  3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi.
  4. Tindakan yang diarahkan kepada seseorang atau beberapa individu.
  5. Tindakan terarah yang memperhatikan tindakan orang lain.

Kumpulan Contoh Paradigma Definisi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

Terdapat berbagai contoh penerapan paradigma definisi sosial, apa saja contoh paradigma definisi sosial, yang bisa ditemukan dalam aktivitas manusia sehari-hari. Paradigma ini membantu memahami bagaimana individu memberi makna terhadap interaksi sosial dalam kehidupan mereka. Beberapa contoh penerapan paradigma definisi sosial dapat dijelaskan sebagai berikut.

Contoh Paradigma Definisi Sosial dalam Masyarakat

  1. Seseorang membuang sampah di tempat sampah, dengan tujuan terhindar dari cibiran tetangga apabila rumahnya kotor.
  2. Seorang ibu memakai perhiasan ke acara kondangan, dengan maksud menunjukkan harta yang dimilikinya kepada orang lain.
  3. Seseorang berpura-pura menjadi pengemis dengan berpakaian compang-camping, untuk menarik rasa belas kasih orang-orang yang lewat agar memberinya uang.
  4. Seorang kepala desa tampil dengan pakaian rapi, sehingga terlihat berwibawa di hadapan masyarakat.
  5. Seorang alumni sekolah A, yang sudah bekerja di perusahaan besar, datang ke acara reuni dengan pakaian mencolok agar terlihat bahwa ia sudah sukses.
  6. Seseorang memberi sedekah kepada yang membutuhkan, dengan tujuan membantu meringankan beban kehidupannya.
  7. Seorang alumni sekolah B sengaja tidak datang ke acara reuni pada Hari Raya Idul Fitri karena belum punya pekerjaan. Sebab, ia menilai, reuni kerap menjadi ajang pamer jabatan di lingkup pertemanan.
  8. Seorang penyanyi kafe memilih untuk mengamen di jalanan karena melihat hasil mengamen lebih besar dibanding menerima job kafe.
  9. Seorang pemengaruh di media sosial (influencer), memilih untuk mengikuti tren karena menganggap bahwa itu akan meningkatkan penghasilannya.
  10. Seorang calon pemimpin negara berpenampilan biasa dengan tujuan mencitrakan diri sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat kecil.
  11. Seorang pedagang memberi diskon saat Ramadhan agar terlihat dermawan dan menarik lebih banyak pelanggan.
  12. Seorang warga kota membersihkan lingkungan sekitar rumah agar mendapat pengakuan sebagai warga yang peduli lingkungan.
  13. Seorang mahasiswa mengikuti organisasi kampus agar dianggap aktif dan berprestasi di mata teman dan dosen.
  14. Seseorang memakai kendaraan mewah untuk menghadiri pertemuan sosial, supaya orang lain menganggap ia sukses secara finansial.
  15. Warga membantu tetangga yang sakit agar dianggap memiliki kepedulian sosial dan menjalin hubungan baik di komunitas.

Contoh Paradigma Definisi Sosial di Sekolah

Paradigma definisi sosial mencerminkan bagaimana masyarakat memahami dan menafsirkan fenomena sosial. Contoh paradigma definisi sosial dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi logaritma dalam mata pelajaran Matematika, sehingga mendapatkan pemahaman lebih baik.
  2. Seorang peserta didik ikut nimbrung dalam suatu kelompok belajar agar terlihat bahwa ia berkontribusi dalam kerja kelompok.
  3. Peserta didik membantu siswa lain, tujuannya adalah mempererat hubungan pertemanan.
  4. Guru mencoba beberapa metode pembelajaran, tujuannya supaya siswa dapat dengan mudah memahami materi.
  5. Siswa melakukan tindakan curang dalam ujian, tujuannya mendapatkan nilai baik.
  6. Siswa bersikap diam saat pelajaran, tujuannya tidak mengganggu peserta didik lainnya.
  7. Seorang siswa di sekolah B tidak mau datang ke sekolah karena malu dirinya belum punya sepatu yang bagus.
  8. Seorang guru lebih memperhatikan siswa yang pintar karena lebih mudah, daripada sabar mengajari siswa yang kurang pandai.
  9. Seorang siswa memamerkan sepatu mahalnya kepada teman-temannya agar terlihat bahwa ia anak orang kaya.
  10. Seorang siswa meminjam barang milik temannya dengan seenaknya karena menganggap temannya baik hati, sehingga tidak perlu izin.
  11. Siswa rajin mengikuti ekstrakurikuler agar mendapat pengakuan sebagai siswa yang aktif dan berbakat.
  12. Seorang siswa membawa bekal sehat ke sekolah agar terlihat peduli terhadap kesehatannya di mata teman.
  13. Siswa sering membantu guru membagikan buku atau alat tulis agar dianggap anak yang sopan dan berbakti.
  14. Seorang peserta didik selalu datang tepat waktu untuk menunjukkan kedisiplinannya di mata guru dan teman.
  15. Siswa yang pandai berargumen dalam diskusi kelas agar diakui sebagai anak pintar dan percaya diri.

Contoh Paradigma Definisi Sosial di Rumah

  1. Seorang anak membantu orang tuanya membersihkan rumah, dengan tujuan agar mendapat pujian dan dianggap anak yang berbakti.
  2. Seorang ibu menata ruang tamu dengan rapi dan mewah agar tamu yang datang menilai keluarganya hidup berkecukupan.
  3. Seorang ayah marah ketika anaknya bermain terlalu lama dengan gawai, karena khawatir dianggap tetangga tidak bisa mendidik anak dengan baik.
  4. Seorang remaja berpakaian rapi di rumah ketika ada tamu datang, supaya terlihat sopan dan beretika.
  5. Seorang ibu memasak makanan yang banyak dan enak saat ada keluarga besar berkunjung, agar dipandang sebagai tuan rumah yang dermawan.
  6. Seorang anak rajin belajar di ruang tamu ketika ayahnya pulang kerja, agar terlihat tekun dan bertanggung jawab.
  7. Seorang ayah membeli televisi baru agar terlihat modern di mata anggota keluarga dan tamu yang datang.
  8. Seorang ibu sering memposting foto kegiatan rumah tangga di media sosial, untuk menunjukkan bahwa ia pandai mengurus keluarga.
  9. Seorang anak berpura-pura tidur ketika disuruh membantu pekerjaan rumah agar tidak dimarahi.
  10. Seorang kakak mengalah kepada adiknya dalam memilih saluran televisi, supaya dianggap sebagai kakak yang penyayang dan sabar.
  11. Anak menata kamar dengan rapi untuk menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab atas kebersihan dirinya.
  12. Ibu menyiapkan pakaian yang bagus untuk anak sebelum sekolah agar anaknya dianggap rapi di mata guru dan teman.
  13. Ayah menjemput anak dengan mobil baru agar terlihat peduli dan mampu secara finansial.
  14. Anak menahan diri untuk tidak membantah orang tua di depan tamu agar dianggap sopan dan hormat.
  15. Ibu menyambut tetangga dengan ramah ketika berkunjung agar dianggap sebagai keluarga yang sopan dan ramah.
Pembaca yang ingin mengetahui informasi seputar Materi Ajar dapat klik tautan di bawah ini.

Kumpulan Artikel tentang Materi Ajar

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Satrio Dwi Haryono