tirto.id - Topan Ragasa, yang disebut sebagai badai tropis terkuat di dunia pada tahun ini, telah mendarat di China bagian selatan, tepatnya di kota Yangjiang, Provinsi Guangdong, pada hari Rabu (24/9/2025). Sebelumnya, badai ini menyapu Taiwan dan Hong Kong, menimbulkan kerusakan besar, korban jiwa, dan banjir hebat.
Topan Ragasa terbentuk di Samudera Pasifik Barat dan meningkat cepat menjadi super typhoon kategori 5 pada Senin (22/9/2025), dengan kecepatan angin lebih dari 260 km/jam (162 mph).
Update Topan Ragasa Hari Ini di Hong Kong, Filipina, & Taiwan
The Guardian melaporkan, di Taiwan, sebanyak 15 orang tewas, terutama setelah danau bendungan meluap di Kabupaten Hualien, menyebabkan banjir bandang akibat Topan Ragasa.
Sebanyak 17 orang dilaporkan hilang, dan warga mengeluhkan kurangnya peringatan dini dari otoritas setempat. Akibatnya warga di Taiwan menuntut investigasi atas kegagalan sistem evakuasi.
Di Hong Kong, badai menyebabkan ombak besar, banjir pesisir, dan kerusakan properti. Setidaknya 90 orang terluka dan 885 warga mengungsi ke tempat penampungan darurat.
Pemerintah Hong Kong (HKSAR) mulai memulihkan layanan transportasi umum seiring meredanya angin. Sinyal peringatan diturunkan ke No. 3 pada Rabu (24/9/2025) malam, dan akan dipertahankan hingga setidaknya Kamis pagi.
Curah hujan ekstrem hingga 200 mm menyebabkan banjir rob (storm surge) yang menaikkan permukaan air di Pelabuhan Victoria hingga 3,4 meter, menyebabkan genangan air dan kerusakan pesisir dilansir laman Xinhua.
Topan Ragasa juga menyebabkan 393 kasus pohon tumbang dan 1 kasus tanah longsor. Sebanyak 61 warga terjebak banjir dan harus dievakuasi oleh petugas pemadam kebakaran sedangkan korban luka-luka berjumlah 100 orang sedang mendapat perawatan di rumah sakit umum.
Saat mendarat di China, kekuatan Topan Ragasa sedikit melemah namun tetap dalam kategori berbahaya. Dahsyatnya Topan Ragas mampu menumbangkan pohon dan kabel listrik.
Otoritas Guangdong memutuskan untuk mengevakuasi lebih dari 2 juta warganya. Pemerintah mengirim ribuan bantuan logistik ke daerah terdampak sebagai bagian dari penanggulangan bencana.
Dampak ekonomi akibat Topan Ragasa juga dirasakan di Makau. Usaha kasino sempat ditutup, dan beberapa tempat publik disegel untuk mencegah kerusakan akibat angin kencang.
Topan Ragasa juga sempat menyebabkan banjir di wilayah utara Manila, Filipina. Presiden Bongbong Marcos memerintahkan warganya untu siaga penuh dan mengaktifkan seluruh badan penanggulangan bencana.
Sedikitnya 3 orang tewas dan lebih dari 10.000 warga dievakuasi setelah Topan Ragasa menghantam Filipina utara pada Senin sore, tepatnya di Pulau Panuitan, Provinsi Cagayan dikutip Al Jazeera.
Pemerintah Filipina juga memilih untuk menutup Kantor Pemerintahan dan sekolah-sekolah di hampir semua provinsinya sebagai langkah preventif untuk menekan adanya korban jiwa.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































