Menuju konten utama

Update Demo Parung Panjang Hari Ini & Alasan KDM Tutup Tambang

Simak update demo di Paruh Panjang, Bogor, imbas penutupan tambang sementara oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Ketahui pula alasan penutupan tambang.

Update Demo Parung Panjang Hari Ini & Alasan KDM Tutup Tambang
ilustrasi tangan terkepal. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Demonstrasi massa terjadi di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat pada Senin (29/9/2025) hari ini. Unjuk rasa tersebut dilakukan imbas keputusan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi alias KDM, untuk menutup sementara tambang di kawasan tersebut.

Unjuk rasa pada hari ini tersebut dilakukan oleh kelompok sopir truk tambang dan anggota Asosiasi Transporter Tangerang-Bogor.

Mereka berkumpul dan melakukan demonstrasi di dekat Pasar Lebakwangi, Kecamatan Cigudeg, Bogor sejak Senin pagi sekitar pukul 09.30 WIB.

Alasan KDM Tutup Sementara Tambang di Parung Panjang & Update Demo

Demonstrasi yang terjadi di Parung Panjang pada Senin tersebut dilakukan para sopir yang mengaku terdampak dengan kebijakan KDM untuk menutup aktivitas tambang di wilayah tersebut.

Dalam orasi-orasinya, massa aksi dari kelompok sopir ini mengaku menggantungkan hidupnya dari aktivitas tambang. Dengan ditutupnya area pertambangan, mata pencaharian mereka kemudian hilang.

Unjuk rasa dilakukan massa aksi dengan mendirikan panggung orasi dan membakar ban untuk menutup jalan.

"Aktivitas lalu lintas di sekitar terlihat tidak berjalan sama sekali selama aksi berlangsung," tulis akun Instagram @parungpanjang.viral pada Senin.

Pembakaran juga dilaporkan terus terjadi karena massa aksi terus membawa ban agar api terus menyala.

Penutupan aktivitas tambang, yang jadi alasan demonstrasi terjadi, sebelumnya dilakukan oleh KDM sebagai sanksi sementara kepada sejumlah perusahaan tambang di wilayah Parung Panjang, Rumpin, dan Cigudeg.

Perusahaan-perusahaan tersebut dinilai melakukan pelanggaran meski sudah diperingatkan lewat Surat Edaran Gubernur Jawa barat pada 19 September lalu.

Surat edaran itu dikeluarkan KDM untuk membatasi aktivitas pengangkutan barang di wilayah Parung Panjang, Rumpin, dan Cigudeg yang menyebabkan rusaknya jalan dan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di sana.

Pada Senin pagi, KDM membuat pernyataan publik lewat akun media sosialnya. Dalam pernyataannya itu, ia merespons penolakan kelompok sopir yang terdampak kebijakan penutupan izin tambang di Parung Panjang dan sekitarnya.

Menurutnya, penutupan tersebut harus ia lakukan karena perusahaan melanggar perintah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terkait pembatasan aktivitas pengangkutan barang.

"Pada saat jalan lagi dibangun oleh pemprov, baru beberapa hari itu langsung dilindas [truk tambang], berapa puluh miliar kerugian kami apabila itu dibiarkan, ke depan kami harus lagi bangun jalan, berapa triliun yang harus kami siapkan?" kata KDM dalam video pernyataannya di TikTok.

Ia juga menyatakan bahwa ia memahami penolakan yang timbul atas kebijakannya itu karena banyak pihak yang merasa dirugikan dan kehilangan pendapatannya.

Akan tetapi, jelasnya, aktivitas pertambangan dan pengangkutan muatan hasil tambang telah menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang tinggi.

Dari catatan KDM, dari 2019 hingga 2024, kecelakaan lalu lintas terkait operasi pengangkutan hasil tambang di wilayah tersebut telah menyebabkan 195 korban meninggal dunia, sementara 104 lainnya mengalami luka berat.

Ia juga menyoroti dampak sosial akibat paparan polusi yang menyebabkan masyarakat kawasan tambang mengidap ISPA.

"Pertanyaannya adalah ke mana Anda [para penolak] ketika banyak anak-anak yang kehilangan bapaknya, banyak suami yang kehilangan istrinya?" kata KDM.

Penutupan aktivitas pertambangan di kawasan Parung Panjang, Rumpin, dan Cigudeg sendiri diresmikan KDM melalui surat bernomor 7920/ES.09/PEREK tertanggal 25 September 2025.

Baca juga artikel terkait DEMO atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan