tirto.id - Banjir rob benar-benar membuat Jumarni menderita. Sebulan terakhir, air tak pernah surut, menggenangi rumahnya yang berlokasi di Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
“Rumah saya setiap hari kena rob,” cerita perempuan berusia 64 tahun itu, saat mengikuti istigasah bersama warga Nahdliyin di Jalur Pantura, Demak-Semarang, Minggu (15/6/2025).
Keluarga Jumarni terus berjibaku dengan bencana. Air asin masuk ke kamar mandi hingga dapur. Akses keluar-masuk kampungnya juga terendam. Membuatnya sulit melakukan aktivitas.
“Mau ke mana-mana, susah,” keluhnya.
Jumarni menggerutu lantaran barang-barang miliknya yang setiap hari terkena air rob menjadi cepat rusak. Sepeda motornya saja yang notabene belum lama dibeli, sudah mulai keropos.
“Motor ngeropos semua. Baru setahun sudah keropos, padahal masih baru. Karena walau dicuci tapi kan setiap hari kena rob," ucap Jumarni.
Selama ini keluarga Jumarni rutin meninggikan rumah. Meski harus mengeluarkan uang ratusan juta, tapi ini satu-satunya cara yang bisa ia lakukan untuk bisa bertahan hidup di lingkungan yang dilanda banjir rob.
“Lima tahun sekali bangun lagi, bisa habis Rp100 juta,” beber Jumarni.
Jika dihitung-hitung, setiap tahun ia harus menyisihkan uang setidaknya Rp20 juta untuk bisa meninggikan rumah lima tahun sekali. Upaya itu terpaksa ia pilih daripada harus meninggalkan kampung halaman.
“Sudah telanjur hidup di sini, lahir di sini, cari makan juga di sini," tutur Jumarni.
Keluhan banjir rob juga diungkap Agus yang rumahnya masih satu kecamatan dengan Jumarni. Agus merupakan warga Dusun Sidorawuh, Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung.
Pria paruh baya ini bercerita betapa susahnya hidup di tengah bencana yang menahun. Ia dan warga lain di kampungnya dituntut meninggikan rumah secara mandiri, padahal biaya yang dibutuhkan tak sedikit.
“Satu desa ribuan warga, semua kena," kata Agus. Dia berharap warga di Sayung, Demak bisa terlepas dari banjir rob. Ia pun menuntut pemerintah melakukan langkah-langkah strategis untuk menanganinya.
Langkah Konkret
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengeklaim, langkah konkret penanganan banjir rob di Sayung, Demak sudah disiapkan. Ada penanganan jangka panjang, menengah, dan jangka pendek.
Semua itu dilakukan dengan kerja komprehensif antara pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, pemerintah provinsi dengan dinas-dinasnya, serta pemerintah kabupaten/kota.
Penanganan jangka panjangnya meliputi pembuatan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang sebagian terintergrasi dengan tol Semarang-Demak. Namun, penyelesaikan proyek tersebut membutuhkan proses.
Luthfi mengatakan, proyek tanggul laut Semarang-Demak bisa mulai difungsikan mulai Januari 2026 untuk mencegah banjir rob. Tanggul laut ini dibangun beriringan dengan proyek tol.
Tanggul berfungsi menahan rob, sementara di atasnya dibangun tol. Namun, Luthfi menegaskan, yang fungsional pada awal tahun baru berupa tanggul, belum termasuk jalan tolnya.
“Insyaallah Januari nanti sudah fungsional, belum operasional. Minimal kalau fungsional ini sudah mengatasi rob itu sendiri," ujar Luthfi meninjau lokasi proyek, Selasa (27/5/2025).
Sebagai penunjang proyek Tol dan Tanggul Laut Semarang-Demak (TTLSD), pemerintah tengah membangun kolam retensi Sriwulan dan Terboyo di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak.
Kedua kolam retensi itu dapat menampung total kurang lebih tujuh juta kubik air. Kolam retensi itu dilengkapi dengan rumah pompa untuk mengalirkan air dari kolam retensi ke laut.

Normalisasi Sungai
Semabari menunggu proyek tanggul laut selesai, upaya penanganan banjir rob jangka menengah dan jangka pendek dilakukan, salah satunya dengan normalisasi sungai di sejumlah tirik krusial.
“Normalisasi ini sudah kita bahas. Kita harus kebut. Ini dari tiga tahun lalu sudah kayak gini," kata Luthfi, Selasa (27/5/2025).
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah menindaklanjuti arahan gubernur dengan mengeruk sedimentasi Sungai Dombo di Sayung, Demak.
Pengerjaan dimulai Kamis (12/6/2025) dan ditargetkan selesai dua pekan mendatang. Material pengerukan itu ditempatkan di tepian sungai, karena sekaligus difungsikan untuk peninggian tanggul.
“Pengerukan sedimentasi ini sebagai upaya mitigasi adanya banjir," kata pejabat Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, Azwar Annas, di Demak, Kamis (12/6/2025).
Selain pengerukan Sungai Dombo, pihaknya juga berencana melakukan hal yang sama di Saluran Pelayaran di Kecamatan Sayung yang titik tepatnya tengah dipetakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pemkab Demak.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (PU BMCK) Provinsi Jawa Tengah, Hanung Triyono, mengatakan, alat berat yang digunakan untuk normalisasi sungai telah ditambah.
Penanganan jangka pendek yang telah dilaksanakan oleh Pemprov saat ini akan ditambah dari BBWS Pemali-Juwana sebanyak 12 Pompa dengan kapasitas 500 liter per detik.
“Normalisasi beberapa sungai dan anak sungai di Demak telah dilaksanakan. Pemprov telah menyediakan 3 unit ekskavator, lalu akan ditambah 7 unit dari Kementerian PU beserta alat pendukungnya," ujar Hanung, Kamis (12/6/2025).
Optimalisasi Pompa
Upaya lain yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah untuk mengatasi banjir rob di Sayung, Demak adalah dengan mengoptimalisasi pompa penyedot air serta menambah jumlah pompa.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursari Penanggungan, mengatakan, pihaknya telah mengerahkan pompanisasi ke lokasi rob Sayung.
“Pompanisasi kami kerahkan. Itu sudah jalan. Sejak beberapa hari lalu," kata Bergas, Rabu (11/6/2025). Penyedotan air di titik banjir Sayung dilakukan sejak Senin (26/5/2025).
Ada tiga unit pompa. Dengan rincian, dua unit dari Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, dan satu unit dari BPBD Provinsi Jateng. Pompa tersebut untuk menyedot air rob untuk dibuang ke saluran terdekat atau sungai sekitar.
“Pompa dikerahkan sampai waktu yang tidak ditentukan. Melihat kondisi rob di lapangan," tambahnya. Pompanisasi dioperasikan tergantung kondisi rob yang ada, jika air sudah surut, maka pompanya dimatikan.
Sub Koordinator Peralatan BPBD Jawa Tengah, Kholid Zakaria, mengeklaim pengerahan pompa telah membuahkan hasil. Dua desa yang sebelumnya tergenang, yakni Desa Sayung dan Kalisari, akhirnya berhasil surut.
“Beberapa jalan yang tadinya tergenang sampai selutut, sepaha, sekarang juga sudah surut," kata Kholid, Kamis (12/6/2025).
Pihak Dinas Pusdataru Jawa Tengah, Azwar Annas, menambahkan, pompanisasi akan terus disiagakan untuk melakukan penyedotan sampai semuanya benar-benar kering.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menyiapkan satu unit mobil pompa untuk menangani rob yang merendam jalur pantura Sayung, Demak. Sejak Kamis (12/6/2025), pompa disiagakan di tepi jalur Pantura.
Annas mengatakan, Dinas Pusdataru Jawa Tengah saat ini sedang memasang instalasi mobil pompa berkapasitas 250 meter per detik di Desa Purwosari, Kecamatan Sayung di tepi jalan Pantura.
“Kami mencoba mengeringkan jalan Pantura yang tergenang rob. Kita tarik ke timur (airnya) untuk kita buang ke saluran drainase di sisi utara jalan Pantura, kemudian dibuang ke Sungai Dombo Sayung," jelas Annas.
Keringkan Jalan Pantura & Urai Kemacetan
Sebagian jalur Pantura di Jalan Semarang-Demak masih terendam banjir rob. Pemprov Jawa Tengah memprioritaskan penanganan banjir rob yang berdampak pada arus lalu lintas di jalan nasional.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan, penanganan rob di jalan nasional menjadi prioritas yang perlu segera dilakukan. Pihaknya ingin agar jalan nasional Sayung Demak kering, sehingga arus lalu lintas lancer.
“Utamanya yang ada kaitannya dengan jalan nasional. Kita dari Pemprov yang akan mengeksekusi. Kita akan pasang parapet di depan pabrik Polytron," kata Sumarno, Jumat (13/6/2025).
Dia mengatakan, keberadaan parapet atau dinding pelindung akan mampu menanggulangi air. "Setelah parapet sudah kita pasang, air yang ada di jalan raya akan kita sedot," imbuhnya.
Banjir rob di jalur Pantura tersebut kerap membuat macet. Untuk mengurai kemacetan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan rekayasa lalu lintas dengan memasang water barrier (pembatas jalan).
Pemasangan pembatas jalan pada U-Turn di median jalan ruas Semarang-Sayung KM 9, dinilai efektif mengurai kemacetan lalu lintas, khususnya di depan pabrik Polytron yang biasanya macet mengular.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Arief Djatmiko, mengatakan, selain karena rob, bukaan jalan pada ruas tersebut ditengarai turut menghambat kelancaran lalu lintas.
Pada ruas tersebut seringkali dijadikan tempat putar balik kendaraan besar. Sementara, arus kendaraan melambat karena rob yang menggenangi wilayah tersebut. Sehingga, kondisi tersebut semakin memperparah antrean kendaraan.
“Di depan Politron itu kita memasang water barrier ya, agar kendaraan-kendaraan tidak bisa berputar di situ. Dan kita alihkan ke perputaran jalan nasional yang memang sudah disediakan, kira-kira 1-2 kilometer dari Politron," ucap Arief.
Upaya penutupan U-Turn dan pemasangan water barrier dinilai positif, sehingga diperkuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Penguatan dilakukan dengan pemasangan pembatas beton atau concrete barrier.
“Biasanya kan water barier ya bisa digeser geser, tapi kita gunakan concrete barier yang memang agak berat ketika akan digeser oleh warga," ujar pejabat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng DIY, Iwan Susanto.
Selain itu, Pemrov Jawa Tengah bekerja sama dengan Dishub Demak memasang kamera jarak jauh (CCTV) yang bisa diakses secara realtime 24 jam. Ada pula delapan petugas yang siaga menjaga di lokasi.

Penuhi Kebutuhan Warga Terdampak
Bencana banjir rob membuat warga nelangsa. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membantu warga terdampak dengan memberi bantuan air, sembako, hingga pelayanan kesehatan gratis.
“Untuk masyarakat di wilayah Sayung yang terdampak kan mereka butuh air bersih. Nanti desalinasi kita siapkan di situ," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, beberapa waktu lalu.
Pemerintah setempat juga mendistribusikan bantuan beras cadangan pangan pemerintah daerah kepada warga terdampak banjir rob sebagimana dijelaskan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari.
Pada Kamis (12/6/2025), bantuan disalurkan kepada warga di lima desa. Meliputi Desa Ploso di Kecamatan Karang Tengah; Desa Sukodono, Desa Krajanbogo, Desa Tridonorejo di Kecamatan Bonang; Desa Kalisari Kecamatan Sayung.
“Setiap satu desa memperoleh bantuan beras satu ton, untuk 200 kepala keluarga, atau masing masing lima kilogram per kepala keluarga,” kata dia.
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan juga telah memberikan bantuan serupa untuk delapan desa terdampak bencana di Demak. Dyah menyebut masih akan ada bantuan yang diberikan pada sembilan desa lain untuk tahap selanjutnya.
Sisi lain, Dinas Sosial Jawa Tengah memberikan bantuan ke warga terdampak banjir berupa makanan siap saji, kasur, perlengkapan anak (kids ware), tenda gulung, dan family kit.
“Kami menjalankan tugas sesuai arahan Bapak Gubernur untuk membantu saudara-saudara kita di Sayung. Hari ini kami menyasar dua lokasi, dengan total bantuan sosial senilai Rp45.225.250,” ujar pejabat Dinas Sosial, Wahyu Gunadi Saputro.
Beri Pelayanan Kesehatan Gratis
Masalah kesehatan kerap dikeluhkan warga terdampak bencana, seperti yang terjadi di Demak. Pemprov Jateng berupaya memberi pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis melalui program dokter spesialis keliling (Speling).
Layanan Speling tersebut melibatkan para dokter spesialis, meliputi spesialis obsgyn, penyakit dalam, kulit, jiwa, dan anak. Sejak Kamis (12/6/2025), layanan speling diberikan ke warga Desa Purworejo, di Kecamatan Bonang, Demak.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, mengatakan, kegiatan Speling dilakaksanakam di desa-desa terdampak rob. Di antaranya di Kecamatan Bonang dan Sayung.
“Kami memberikan layanan Speling ini untuk warga terdampak rob. Ini akan berlangsung beberapa hari ke depan di desa-desa yang terdampak rob di Demak,” ujarnya.
Berdasarkan hasil Speling di Desa Purworejo Kecamatan Bonang serta di Desa Sayung dan Desa Sriwulan Kecamatan Sayung, petugas menemukan 50 warga yang diperiksa, menderita sakit kulit.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Pratiwi Prasetya Primisawitri, mengatakan, penyakit kulit berpotensi timbul akibat banjir dan rob di wilayah pesisir. Maka dari itu masyarakat perlu mengetahui cara pencegahannya.
Dikatakannya, salah satu indikasi potensi penyakit biasanya infeksi jamur. “Jadi memang kulitnya kadang sering gampang gatal, kering, dan lebih gampang merah saat terkena matahari atau faktor lainnya," kata dia.
Menurut Dyah, layanan Speling sebagai bentuk negara hadir untuk meringankan beban masyarakat, terutama memberikan akses kesehatan gratis bagi masyarakat terdampak banjir rob.
“Sesuai instruksi Gubernur bahwa persoalan rob bukan hanya penanganan airnya saja, tapi juga dampak yang dirasakan masyarakat seperti kesehatan. Maka, negara hadir,” terangnya.
Ia menjelaskan, program Speling di launching oleh Gubernur Jawa Tengah, pada 3 Maret 2025. Program ini bertujuan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan spesialis kepada masyarakat hingga ke tingkat desa.
Tanggul Laut Diperpanjang
Penanganan banjir rob di Sayung Demak telah menjadi prioritas lintas pihak, termsuk pemerintah pusat. Proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Semarang-Demak bakal ditambah, sebagai solusi jangka panjang atasi banjir rob.
Pada Kamis (12/6/2025), Taj Yasin melakukan rapat dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo di Kantor Kementerian PU, Jakarta, membahas penanganan banjir rob di Demak.
Rapat yang juga diikuti oleh perwakilan masyarakat itu menghasilkan beberapa kesepemahaman. Salah satunya adalah potensi penambahan panjang tanggul laut wilayah Kabupaten Demak dan Kota Semarang.
Penambahan itu merupakan permintaan masyarakat agar rob di wilayah Sayung Demak dan Kota Semarang tidak meluas.
“Kami sudah bertemu dengan Menteri PU, sudah dijelaskan usulan dari masyarakat Kabupaten Demak, kami sampaikan terkait penambahan giant sea wall untuk tanggul," kata Taj Yasin usai rapat.
Usulan penambahan tanggul rob berada di sisi Timur Tol Semarang-Demak. Panjangnya lebih kurang 10 kilometer dengan usulan pendanaan senilai Rp1,7 triliun. Itu akan diprioritaskan untuk penanganan rob di empat kecamatan di Demak.
Taj Yasin mengatakan, usulan penambahan panjang giant sea wall tersebut sejalan dengan ambisi Presiden Prabowo Subianto yang ingin membuat tanggul laut raksasa di sepanjang Pantura Jawa, mulai Provinsi Banten sampai Jawa Timur.
Presiden Prabowo akan membentuk Badan Otorita Penanganan Tanggul Laut Pantai Jawa, dengan prioritas pada Jakarta dan Semarang.
Penulis: Baihaqi Annizar
Editor: Abdul Aziz
Masuk tirto.id


































