Menuju konten utama

Skema RAPBN 2025 yang Dirancang Pemerintah Jokowi untuk Prabowo

Jokowi merinci, penerimaan pajak yang ditargetkan dalam RAPBN 2025 sebesar Rp2.490,9 T dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 T.

Skema RAPBN 2025 yang Dirancang Pemerintah Jokowi untuk Prabowo
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato terkait Laporan Kinerja Lembaga-lembaga Negara dan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/sgd/tom.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerangkan, pemerintah memperkirakan pendapatan negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2025 sebesar Rp2.996,9 triliun. Angka ini lebih tinggi dari target pendapatan negara tahun 2024 yang sebesar Rp2.781,3 triliun. Dari total Rp2.996,9 triliun, penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.

Di sisi lain, defisit anggaran dirancang sebesar 2,53 persen atau sebesar Rp616,2 triliun, lebih tinggi pula dari RAPBN 2024 yang sebesar 2,29 persen atau sekitar Rp522,8 triliun.

“Yang akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati,” ujar Jokowi dalam pengantar RAPBN 2025 dan pembacaan Nota Keuangan, di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Perlu diketahui, RAPBN 2025 dirancang oleh pemerintahan Presiden Jokowi. Akan tetapi, RAPBN 2025 akan digunakan oleh pemerintahan Presiden terpilih, Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, karena dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Dengan target tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan sebesar 5,2 persen. Sedangkan inflasi akan tetap dijaga di kisaran 2,5 persen.

Jokowi bilang, target yang disampaikan dalam APBN 2025 ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang masih relatif stagnan. Oleh karena itu, postur APBN akan ditumpukan pada permintaan domestik, dengan tetap menjaga daya beli masyarakat, melalui pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan program bansos dan subsidi.

“Pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produk-produk yang bernilai tambah tinggi yang berorientasi ekspor, yang didukung oleh insentif fiskal yang kompetitif dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal. Bauran antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan,” jelas Jokowi.

Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka tahun 2025 diharapkan dapat ditekan menjadi 4,5-5 persen. Angka kemiskinan diturunkan di kisaran 7–8 persen dan rasio gini dalam kisaran 0,379–0,382. Indeks Modal Manusia (IMM) pada level 0,56.

“Nilai Tukar Petani (NTP) ditingkatkan di kisaran 115–120. Nilai Tukar Nelayan (NTN) dijaga di kisaran 105–108,” papar Jokowi.

Jokowi menambahkan, nilai tukar Rupiah diperkirakan akan berada di sekitar Rp16.100 per Dolar AS, suku bunga SBN 10 tahun berada di 7,1%. Pemerintah akan selalu responsif terhadap dinamika moneter dunia.

Selain itu, pemerintah memperkirakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada pada 82 Dolar AS per barel. Lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.

Baca juga artikel terkait RAPBN 2025 atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher