tirto.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menempatkan Makan Bergizi Gratis dalam pos belanja pemerintah pusat bidang kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Selain program unggulan presiden terpilih, Prabowo Subianto, pemerintah juga memfokuskan belanja kesehatan untuk akselerasi penurunan tengkes atau stunting dan melanjutkan sistem kesehatan.
“(Belanja) bidang kesehatan tentunya kita akan mengakselerasi penurunan stunting, menjaga kesehatan masyarakat, termasuk memberikan makanan bergizi, ya kepada masyarakat,” ujar Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, Rofyanto Kurniawan, dalam Konsultasi Publik Rancangan Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2025 secara daring, Selasa (30/7/2024).
Perlu diketahui, pemerintah membagi kebijakan belanja pemerintah pusat berdasarkan bidang agenda pembangunan, sebagai pendukung strategi jangka pendek Indonesia. Pada bidang pendidikan misalnya, belanja pemerintah difokuskan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), melalui pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan.
Selanjutnya, bidang perlindungan sosial diarahkan untuk percepatan pengentasan kemiskinan dan menurunkan kesenjangan sosial. Di sisi lain, bidang infrastruktur, belanja pemerintah didorong untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Indonesia.
“(Bidang) ketahanan pangan untuk mendorong kemandirian pangan. Kemudian juga hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah,” ujar Rofyanto.
Sementara itu, di bidang penguatan investasi diarahkan untuk meningkatkan daya tarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta produktivitas industri nasional.
Rofyanto melanjutkan, secara umum kebijakan belanja pemerintah pusat difokuskan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Karenanya, untuk menghemat anggaran, belanja non-prioritas khususnya belanja barang atau belanja birokrasi akan terus diefisienkan.
“Belanja modal akan didorong untuk mendukung transformasi ekonomi. Dan tentunya yang enggak kalah penting, kita akan melakukan transformasi subsidi agar lebih targeted dan tepat sasaran,” tambah Rofyanto.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Abdul Aziz