tirto.id - Dalam struktur Gereja Katolik, posisi kardinal memiliki peran strategis dan penuh wibawa. Para kardinal tidak hanya menjadi penasihat utama Paus, tetapi juga memiliki hak istimewa untuk memilih bahkan menjadi penggantinya.
Indonesia juga memiliki tokoh-tokoh yang telah diangkat menjadi kardinal. Keberadaan para kardinal asal Indonesia menandakan pengakuan Vatikan terhadap kontribusi Gereja Katolik di tanah air. Lantas, siapa saja kardinal di Indonesia dan apakah mereka berpeluang menjadi Paus? Mari kita kupas tuntas topik tersebut dalam artikel ini.
Apa Itu Kardinal?
Kardinal adalah pejabat tinggi dalam Gereja Katolik yang diangkat oleh Paus untuk membantu dalam pemerintahan gereja dan memiliki hak untuk memilih Paus baru dalam konklaf. Mereka juga dapat ditugaskan untuk memimpin berbagai kongregasi atau lembaga penting dalam Gereja.
Pengangkatan seorang kardinal tidak melalui proses tahbisan, melainkan semata-mata karena diangkat oleh Paus. Dilansir dari laman Britannica, seorang kardinal bertugas sebagai sebagai penasihat utama Paus dan membantu pemerintahan Gereja Katolik Roma di seluruh dunia.
Siapa Kardinal di Indonesia?
Sejauh ini, sudah ada empat orang kardinal di Indonesia yang diangkat oleh Paus. Simak penjelasan lengkapnya.
1. Kardinal Justinus Darmojuwono
Dia adalah kardinal pertama dari Indonesia yang diangkat oleh Paus Paulus VI pada tahun 1967. Beliau menjabat sebagai Uskup Agung Semarang dan dikenal sebagai tokoh penting dalam Gereja Katolik Indonesia.2. Kardinal Julius Darmaatmadja
Diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1994. Beliau pernah menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Beliau juga berpartisipasi dalam konklaf yang memilih Paus Benediktus XVI pada tahun 2005.3. Kardinal Ignatius Suharyo
Diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun 2019. Beliau adalah Uskup Agung Jakarta dan Ketua KWI. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Uskup Militer Indonesia. Sebagai kardinal, dia memiliki hak untuk memilih Paus baru dalam konklaf.4. Kardinal Paskalis Bruno
Paus Fransiskus menunjuk Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, sebagai salah satu dari 21 kardinal baru dunia, yang diangkat pada 8 Desember 2024 di Vatikan. Dilansir dari laman mirifica.net, Paskalis lahir di Manggarai Barat, NTT, dan telah menjalani hidup religius sejak profesi kekal pada 1989 serta tahbisan imam pada 1991.Ia memiliki latar belakang pendidikan spiritual di Roma dan telah mengemban berbagai tugas penting dalam Ordo Fratrum Minorum (OFM) serta Gereja Katolik Indonesia. Pada 2013, ia ditunjuk sebagai Uskup Bogor dan ditahbiskan pada 2014 dengan moto “Magnificat anima mea Dominum”. Penunjukan ini menjadikan Paskalis sebagai kardinal keempat asal Indonesia setelah Kardinal Darmojuwono, Darmaatmadja, dan Suharyo.
Apakah Ignatius Suharyo Bisa Jadi Paus?
Sebagai kardinal yang berusia di bawah 80 tahun, Ignatius Suharyo memiliki hak untuk memilih Paus baru dalam konklaf. Dia dijadwalkan berangkat menuju Vatikan pada 4 Mei 2025 untuk mengambil bagian dalam proses penting tersebut.
Namun, untuk menjadi Paus, seorang kardinal harus dipilih oleh mayoritas kardinal lainnya. Meskipun tidak ada batasan geografis, tradisi dan kebijakan Gereja Katolik cenderung memilih Paus dari kalangan kardinal yang memiliki pengalaman luas dalam kepemimpinan Gereja.
Oleh karena itu, meskipun Ignatius Suharyo memiliki kesempatan untuk dipilih, proses pemilihan Paus sangat bergantung pada keputusan mayoritas kardinal dalam konklaf. Sebagai informasi tambahan, Paus Fransiskus sendiri merupakan Paus pertama yang berasal dari Benua Amerika. Dia lahir di Argentina dan diangkat menjadi kardinal pada tahun 2001 sebelum terpilih sebagai Paus pada tahun 2013.
Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan Paus dapat berasal dari berbagai belahan dunia, tergantung pada keputusan para kardinal dalam konklaf. Dengan demikian, meskipun Ignatius Suharyo memiliki peluang untuk dipilih sebagai Paus, proses pemilihannya akan sangat bergantung pada keputusan mayoritas kardinal dalam konklaf yang akan datang.
Penulis: Lita Candra
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































