tirto.id - Sifat qiyamuhu binafsihi artinya penting untuk diketahui umat Islam. Tak sekadar pengertian maupun makna, melainkan menyangkut keimanan serta bagaimana seorang muslim menyifati sang pencipta.
Dalam Islam, iman kepada Allah bukanlah perkara yang sederhana. Untuk dapat benar-benar mencapai keyakinan yang kuat, kaum muslim harus belajar sifat-sifat wajib Allah Swt.
Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang khusus yang hanya dimiliki Allah, dan tidak ada satu pun makhluk yang memiliki sifat tersebut. Ada 20 sifat wajib Allah Swt, salah satunya qiyamuhu binafsihi.
Arti Qiyamuhu Binafsihi
Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri atau mandiri. Maksudnya adalah Allah tidak bergantung pada apa pun dan tidak membutuhkan bantuan siapa pun. Sebaliknya, Allah Swt. menjadi tempat bergantung seluruh makhlukNya.
Dalam buku Pengantar Tauhid (2019) oleh Teungku Muhammad Ali Muda, dijelaskan, setiap mukalaf wajib meyakini Allah tidak berhajat kepada zat dan tidak berhajat kepada pencipta berdasarkan alasan sebagai berikut:
"Jika Allah taala berhajat kepada zat, maka pasti Allah taala itu sifat, bukan zat karena sifat tidak bisa ada, kecuali pada zat. Jika Allah taala itu sifat, maka pasti Allah taala tidak bersifat dengan sifat ma'ani seperti qudrat, iradat, ilmu, hayah, dan lain-lain.
Mustahil bahwa Allah taala itu tidak bersifat dengan sifat-sifatma'ani karena alam ini sudah ada sebagai ciptaanNya. Jika Allah taala berhajat kepada pencipta, maka pasti Allah taala itu ciptaan (yang diciptakan)."
Dalil Qiyamuhu Binafsihi
Ada banyak dalil yang menggambarkan qiyamuhu binafsihi dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
1. Surah Al-Fatir Ayat 15
۞ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُArab Latinnya:
Yā ayyuhan-nāsu antumul-fuqarā'u ilallāh(i), wallāhu huwal-ganiyyul-ḥamīd(u).
Artinya:
"Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji," (QS. Fatir [35]: 15).
2. Surah Al-Ikhlas Ayat 2
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚArab Latinnya:
Allāhuṣ-ṣamad(u).
Artinya:
"Allah tempat meminta segala sesuatu," (Al-Ikhlas [112]: 2).
3. Surah Al-Ankabut Ayat 6
وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَArab Latinnya:
Wa man jāhada fa'innamā yujāhidu linafsih(ī), innallāha laganiyyun ‘anil-‘ālamīn(a).
Artinya:
"Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh [untuk berbuat kebajikan], sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri [karena manfaatnya kembali kepada dirinya]. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan suatu apa pun] dari alam semesta," (QS. Al-Ankabut [29]: 6).
4. Surah Al-Baqarah Ayat 255
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُArab Latinnya:
Allāhu lā ilāha illā huw(a), al-ḥayyul-qayyūm(u), lā ta'khużuhū sinatuw wa lā naum(un), lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), man żal-lażī yasyfa‘u ‘indahū illā bi'iżnih(ī), ya‘lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyai'im min ‘ilmihī illā bimā syā'(a), wasi‘a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ(a), wa lā ya'ūduhū ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm(u).
Artinya:
"Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus [makhluk-Nya]. Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak [pula] oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya [ilmu dan kekuasaan-Nya] meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung," (QS. Al-Baqarah [2]: 255).
Cara Mengimani Qiyamuhu Binafsihi
Qiyamuhu binafsihi tidak hanya bisa diimani dengan keyakinan, melainkan melalui perbuatan-perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, tidak menyekutukan Allah Swt. Hanya kepada Allah Swt, manusia bisa memohon, meminta, dan bergantung. Berikut ini contoh mengimani qiyamuhu binafsihi lainnya:
- Berbuat baik kepada sesama.
- Tidak sombong.
- Tidak iri dan dengki.
- Sabar dengan ujian.
- Menghargai kepada sesama.
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif
Masuk tirto.id







































