tirto.id - Dalil iman kepada kitab Allah beserta lafal dan artinya perlu diketahui umat muslim. Di antaranya terdapat surat Al-Baqarah ayat 177, Al-Maidah ayat 48, An-Nisa ayat 136, Ali Imran ayat 3-4, dan Al-Isra ayat 88.
Adapun iman kepada kitab Allah merupakan rukun iman ke-3 dalam ajaran Islam. Seluruh umat wajib yakin dan percaya bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada beberapa rasul sebagai pedoman hidup manusia.
Sehubungan dengan itu, iman yang dimaksud dalam agama Islam adalah mempercayai bahwa Allah sudah memberikan petunjuk lewat beberapa kitab-Nya. Untuk memahami bagaimana perintah dan dalil iman kepada kitab Allah, Anda bisa membaca penjelasan berikut.
Perintah Beriman Kepada Kitab Allah
Dilansir laman Sumber Belajar Kemendikbud, hukum beriman kepada kitab-kitab Allah bagi umat Islam adalah fardu ain.
Apabila seorang muslim tidak mengimani keberadaan kitab-kitab tersebut, dapat dikatakan ia murtad atau dianggap keluar dari Islam.
Cakupan dalil iman kepada kitab Allah SWT meliputi 4 perkara sebagai berikut:
- Percaya bahwa kitab-kitab yang diturunkan kepada beberapa rasul berasal dari wahyu Allah SWT.
- Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT kepada beberapa rasul. Allah SWT menurunkan sebanyak 4 kitab: Taurat kepada Nabi Musa As., Zabur kepada Nabi Daud As., Injil kepada Nabi Isa As., dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
- Pembenaran terhadap berita-berita sahih seperti yang ada dalam Al-Qur’an maupun kitab-kitab suci sebelumnya selama isinya belum diubah atau diselewengkan.
- Pengamalan terhadap apa yang tidak di-nasakh (dibatalkan) dari kitab-kitab tersebut, menerima dan berserah diri kepadanya, baik yang diketahui maupun tidak hikmahnya.
5 Dalil Iman Kepada Kitab Allah Beserta Lafal dan Artinya
Terdapat banyak dalil tentang iman kepada kitab Allah di dalam Al-Qur’an. Berikut ini beberapa ayat-ayat Al-Qur’an tentang iman kepada kitab Allah beserta lafal dan artinya:
1. Surah Al-Baqarah Ayat 177
۞ لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ ١٧٧Lafal:
Laisal-birra an tuwallū wujūhakum qibalal-masyriqi wal-magribi wa lākinnal-birra man āmana billāhi wal-yaumil ākhiri wal-malā'ikati wal-kitābi wan-nabiyyīn(a), wa ātal-māla ‘alā ḥubbihī żawil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīna wabnas-sabīl(i), was-sā'ilīna wa fir-riqāb(i), wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāh(ta), wal mūfūna bi‘ahdihim iżā ‘āhadū, waṣ-ṣābirīna fil-ba'sā'i waḍ-ḍarrā'i wa ḥīnal-ba's(i), ulā'ikal-lażīna ṣadaqū, wa ulā'ika humul-muttaqūn(a).
Artinya:
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah [kebajikan] orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan [memerdekakan] hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]:177).
Sesuai dengan penjelasan firman di atas, Allah SWT mendeskripsikan iman kepada kitab sebagai salah satu bentuk kebajikan. Bukan hanya itu, mereka yang percaya juga termasuk kategori orang bertakwa sekaligus benar.
2. Surah Al-Maidah Ayat 48
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ ٤٨Lafal:
Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi‘ ahwā'ahum ‘ammā jā'aka minal-ḥaqq(i), likullin ja‘alnā minkum syir‘ataw wa minhājā(n), wa lau syā'allāhu laja‘alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt(i), ilallāhi marji‘ukum jamī‘an fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūn(a).
Artinya:
“Kami telah menurunkan kitab suci [Al-Qur’an] kepadamu [Nabi Muhammad] dengan [membawa] kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya [acuan kebenaran terhadapnya]. Maka, putuskanlah [perkara] mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan [meninggalkan] kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat [saja]. Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan,” (QS. Al-Maidah [5]:48).
Berdasarkan ayat di atas, kita dapat mengetahui bagaimana Allah SWT telah menurunkan kitab suci Al Quran melalui Nabi Muhammad SAW. Umat Islam juga diberikan petunjuk bahwa Al Quran merupakan penyempurna kitab suci lain.
3. Surah An-Nisa Ayat 136
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا ١٣٦Lafal:
Yā ayyuhal-lażīna āmanū āminū billāhi wa rasūlihī wal-kitābil-lażī nazzala ‘alā rasūlihī wal-kitābil-lażī anzala min qabl(u), wa may yakfur billāhi wa malā'ikatihī wa kutubihī wa rusulihī wal-yaumil-ākhiri faqad ḍalla ḍalālam ba‘īdā(n).
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya [Nabi Muhammad], Kitab [Al-Qur’an] yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh,” (QS. An-Nisa [4]:136).
Sesuai dengan ayat di atas, setiap orang yang mengaku dirinya beriman wajib mempercayai dan menunjukkan keimanan terhadap kitab. Mereka yang tidak mengimani kitab dideskripsikan kufur dan tersesat.
4. Surah Ali Imran Ayat 3-4
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَۙ ٣ مِنْ قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَاَنْزَلَ الْفُرْقَانَ ەۗ اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍۗ ٤
Lafal:
Nazzala ‘alaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi wa anzalat-taurāta wal-injīl(a). Innallāha lā yakhfā ‘alaihi syai'un fil-arḍi wa lā fis-samā'(i).
Artinya:
“Dia menurunkan kepadamu [Nabi Muhammad] Kitab [Al-Qur’an] dengan hak, membenarkan [kitab-kitab] sebelumnya, serta telah menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum [turunnya Al-Qur’an] sebagai petunjuk bagi manusia, dan menurunkan Al-Furqān [pembeda yang hak dan yang batil]. Sesungguhnya orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang sangat keras. Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan [siksa],” (QS. Ali Imran [3]:3-4).
Berdasarkan dalil iman kepada kitab Allah di atas, kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW telah dipercaya menerima kitab demi menyempurnakan kitab suci sebelumnya. Adapun mereka yang kufur terhadap kitab-kitab Allah akan menerima ganjaran berupa azab.
5. Surah Al-Isra Ayat 88
قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًاLafal:
Qul la'inijtama‘atil-insu wal-jinnu ‘alā ay ya'tū bimiṡli hāżal-qur'āni lā ya'tūna bimiṡlihī wa lau kāna ba‘ḍuhum liba‘ḍin ẓahīrā(n).
Artinya:
“Katakanlah, ‘Sungguh, jika manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat mendatangkan yang serupa dengannya, sekalipun mereka membantu satu sama lainnya,’” (QS. Al-Isra [17]:88).
Berdasarkan dalil tentang iman kepada kitab Allah di atas, Al Quran dideskripsikan tidak dapat dibuat serupa oleh manusia maupun jin. Bukan hanya itu, ketika dua makhluk ini bersatu pun tidak bisa menirukan kitab.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yuda Prinada