Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Hukum Mengimani Hari Akhir & Tahapan Kiamat, Yaumul Ba'as-Jaza

Hukum mengimani Hari Akhir adalah wajib atau fardhu 'ain dalam agama Islam. Berikut tahapan hari kiamat, Yaumul Baas sampai dengan Yaumul Mizan

Hukum Mengimani Hari Akhir & Tahapan Kiamat, Yaumul Ba'as-Jaza
ilustrasi iman

tirto.id - Hukum mengimani Hari Akhir adalah wajib atau fardhu 'ain dalam agama Islam. Meyakini akan tibanya hari akhir atau hari kiamat merupakan salah satu pilar dalam rukun iman, tepatnya rukun iman yang kelima.

Bahkan Rasul sekali pun tidak mengetahui persis kapankah kiamat akan tiba. Mengutip dari E-Modul PAI, datangnya kiamat tidak usah dihitung-hitung. Namun, yang perlu dihitung-hitung adalah bekal apa yang sudah dipersiapkan untuk menghadapinya.

Persiapan yang dimaksud adalah tabungan amal ibadah dan amal salih. Ibadah-ibadah yang dilakukan dan perbuatan baik kepada siapa saja akan menjadi bekal setiap orang menuju akhirat.

Hukum Mengimani Hari Akhir

Hukum mengimani Hari Akhir adalah wajib atau fardhu 'ain untuk umat Islam. Beriman kepada hari akhir berlaku bagi setiap umat islam adalah sebuah wajib.

Artinya, umat islam yang sudah mukallaf mengimani hari akhir atau hari kiamat akan mendapat pahala. Sebaliknya umat islam yang tidak beriman kepada hari akhir akan mendapat dosa.

Tahapan Kejadian Hari Kiamat

Roh manusia akan menghadapi perjalanan panjang untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatannya ketika di dunia.

Mengutip dari E-Modul PAI Kelas V, berikut tahapan di akhirat yang akan dilalui manusia:

1. Yaumul Ba’as

Yaumul ba’as berarti hari kebangkitan, yakni hari dibangkitkannya seluruh manusia sejak Nabi Adam hingga manusia terakhir yang hidup. Penjelasan terkait yaumul ba’as terdapat dalam QS. Al-Mu’minun: 16, berikut:ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ

“Kemudian sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat.”

Manusia akan dibangkitkan setelah tiupan sangkakala yang kedua. Semua manusia yang telah meninggal akan kembali dihidupkan oleh Sang Maha Menghidupkan.

Rasulullah merupakan manusia pertama yang dibangkitkan di Padang Mahsyar. Saat berada di Padang Mahsyar, Rasulullah akan menjadi pemimpin seluruh umat manusia.

Adapun proses pembangkitan manusia akan berlangsung sesuai dengan kondisi kematiannya. Apabila manusia beriman dan beramal salih, maka kebangkitannya akan berwujud baik rupa.

2. Yaumul Mahsyar

Yaumul mahsyar bermakna hari berkumpul, yakni hari ketika seluruh manusia dikumpulkan di suatu tempat yang sangat luas. Melansir dari E-Modul PAI Kelas V, saat yaumul mahsyar terjadi seluruh manusia akan kebingungan menunggu hari penghakiman.

Matahari akan didekatkan sejengkal di atas kepala manusia sehingga manusia merasakan panas mencekam menunggu penghakiman. Setiap orang akan mengingat dosa yang pernah dilakukan dan memikirkan apakah dirinya akan selamat atau tidak. Orang yang beriman dan beramal salih akan mendapat naungan dari amal perbuatannya sehingga ia tidak merasakan panas.

3. Yaumul Hisab

Yaumul hisab berarti hari perhitungan, yakni hari ketika amal perbuatan manusia selama di dunia akan dihitung. Saat yaumul hisab tiba, amalan baik dan buruk manusia akan dihitung dan manusia tidak bisa berdusta sedikit pun atas amal perbuatan yang pernah dilakukan.

Bahkan mulut manusia akan terkunci, tangan manusia akan berbicara, dan kaki menjadi saksi atas segala perbuatan semasa di dunia. Melansir dari laman Sumber Belajar, saat yaumul hisab terjadi seluruh manusia akan menerima balasan masing-masing berdasarkan keadilan dari Allah.

4. Yaumul Mizan

Yaumul mizan berarti hari penimbangan, yakni hari ketika catatan amal baik dan catatan amal buruk ditimbang. Seluruh perbuatan manusia sewaktu di dunia harus dipertanggungjawabkan.

Amalan yang paling berat ditimbang dalam mizan kebaikan adalah akhlak yang baik. Akhlak terpuji akan menjadi timbangan amal terberat di akhirat kelak. Oleh karena itu, hendaklah manusia memperhatikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Yaumul Jaza’

Yaumul jaza’ berarti hari pembalasan, yakni hari ketika manusia mendapatkan balasan atas seluruh perbuatannya ketika di dunia. Perbuatan baik manusia akan mendapat balasan kebaikan, sedangkan perbuatan buruk akan mendapat siksaan dari Allah.

Orang yang semasa di dunia melakukan perbuatan baik, maka surga akan menjadi balasannya. Sementara itu, orang yang tidak beriman, orang yang melakukan perbuatan maksiat akan mendapat siksaan di neraka. Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam QS. Ghafir: 17, sebagai berikut:

ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَىٰ كُلُّ نَفۡسِۭ بِمَا كَسَبَتۡۚ لَا ظُلۡمَ ٱلۡيَوۡمَۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ

“Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”

Baca juga artikel terkait AGAMA atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani