Menuju konten utama

Profil Paetongtarn Shinawatra PM Thailand Baru Pengganti Thavisi

Profil Paetongtarn Shinawatra yang menyandang gelar sebagai Perdana Menteri (PM) Thailand termuda menggantikan Srettha Thavisin.

Profil Paetongtarn Shinawatra PM Thailand Baru Pengganti Thavisi
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menghadiri konferensi pers di markas besar partai Pheu Thai setelah upacara dukungan kerajaan. foto/Reuters

tirto.id - Paetongtarn Shinawatra resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Thailand baru menggantikan Srettha Thavisin. Srettha Thavisin dicopot dari jabatannya setelah mengangkat seorang menteri yang pernah dihukum karena tindak pidana pada tahun 2008.

Melansir dari Antara, Paetongtarn diresmikan sebagai perdana menteri Thailand setelah menerima surat dukungan dari kerajaan pada Minggu (18/8/2024). Persetujuan dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibacakan oleh Sekretaris DPR Apat Sukhanand dalam upacara di mamarks Partai Pheu Thai, Bangkok.

Paetongtarn berhasil terpilih sebagai PM Thailand ke-31 setelah memperoleh mayoritas dukungan parlemen. Sebanyak 319 anggota parlemen memberi suara setuju dan 145 tidak setuju dengan pengangkatan Paetongtarn, pada Jumat (16/8/2024).

Dilansir dari The Pattaya News, dalam pidato peresmiannya, Paetongtarn Shinawatra mengucapkan terima kasih kepada anggota DPR terpilih, mitra koalisi, dan seluruh rakyat Thailand atas kepercayaan yang diberikan.

Dia berkomitmen untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi, dengan fokus pada peningkatan ekonomi, penanggulangan masalah narkoba, dan perluasan program perawatan kesehatan universal 30 baht.

Selain itu, Paetongtarn juga menegaskan komitmennya terhadap inisiatif Soft Power Thailand. Ia juga berencana merilis kerangka kebijakan yang lebih rinci pada bulan September.

Profil Paetongtarn Shinawatra

Melansir dari laporan Time, Jumat (16/8/2024), Paetongtarn Shinawatra merupakan keturunan dari keluarga Shinwatra yang berpengaruh di Thailand. Paetongtarn (37 tahun) menjadi PM termuda sekaligus perempuan kedua yang memegang jabatan tersebut.

Paetongtarn atau yang akrab disapa Ing adalah anak dari putri bungsu milyader Thaksin Shinawatra. Ayah Paetongtarn merupakan tokoh utama dalam dinasti politik yang telah mendominasi sebagian besar pemilihan di Thailand sejak awal abad ke-21.

Thaksin pernah menjabat sebagai PM Thailand pada 2001 hingga 2006, sebelum digulingkan dalam kudeta militer. Thaksin kembali ke Thailand tahun lalu setelah 15 tahun di pengasingan dan kini diperkirakan akan berperan lebih besar dalam politik Thailand.

Selain sang ayah, bibi Paetongtarn, yakni Yingluck Shinawatra juga aktif di bidang politik. Shinawartra pernah menjabat sebagai PM Thailand antara tahun 2011 hingga 2014.

Paetongtarn menempuh pendidikan di Universitas Chulalongkorn, salah satu universitas terkemuka di Thailand. Dia kemudian melanjutkan studi untuk meraih gelar master dalam manajemen hotel internasional di University of Surrey, Inggris.

Sebelum terjun ke dunia politik, Paetongtarn memiliki pengalaman sejumlah pengalaman profesional, terutama dalam mengelola bisnis keluarga Shinawatra. Dari tahun 2011 hingga baru-baru ini, dia terlibat aktif dalam mengelola bisnis properti, perhotelan, dan telekomunikasi milik keluarganya.

Paetongtarn bahkan pernah menjabat sebagai CEO Rende Development Co., sebuah perusahaan hotel yang dikelola oleh saudara perempuannya, Pintongta Shinawatra Kunakornwong. Dia juga memegang saham terbesar di perusahaan properti publik SC Asset Corp. Pcl, dengan nilai saham mencapai 5,2 miliar baht.

Paetongtarn resmi memulai karier politiknya pada tahun 2021 dengan bergabung ke Partai Pheu Thai sebagai direktur komite inovasi dan inklusivitas. Dua tahun kemudian, dia memimpin kampanye pra-pemilihan partai tersebut dan mencalonkan diri sebagai salah satu dari tiga kandidat perdana menteri.

Dalam kampanyenya, Paetongtarn berjanji mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan militer yang didominasi oleh Prayuth Chan-ocha. Paetongtarn bertekad untuk menghentikan siklus kudeta yang terus menimpa keluarganya, seperti yang terjadi pada Thaksin pada 2006 dan bibinya Yingluck pada 2014.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya