tirto.id - Zohran Mamdani terpilih sebagai Wali Kota New York dalam pemilihan umum pada tanggal 4 November 2025. Mamdani berasal dari keluarga akademisi. Ayahnya adalah seorang profesor dan ibunya adalah seorang sutradara.
Zohran Mamdani berhasil memperoleh sekitar 50.4% suara dalam pemilihan umum mengalahkan dua kandidat lainnya, yakni mantan Gubernur Andrew Cuomo (sebagai kandidat Independen) dan kandidat Partai Republik, Curtis Sliwa.
Meski telah terpilih, namun Zohran Mamdani baru akan resmi menjabat mulai 1 Januari 2026.
Profil Mahmood Mamdani, Ayah Zohran Mamdani
Mahmood Mamdani, FBA lahir di Bombay, India, pada 23 April 1946. Mamdani dibesarkan di Kampala, Uganda, di tengah masyarakat diaspora India Afrika Timur.
Ia menempuh pendidikan di sekolah pada masa kolonial, sebelum memperoleh beasiswa dalam program Kennedy Airlift tahun 1963 yang membawanya ke Amerika Serikat.
Di sana, ia belajar ilmu politik di University of Pittsburgh dan terlibat dalam gerakan hak-hak sipil di Montgomery, Alabama, yang membuatnya sempat dipenjara karena ikut aksi protes.
Setelah menyelesaikan dua gelar magister di Tufts University dan meraih doktor di Harvard University pada 1974, ia kembali ke Uganda untuk mengajar di Universitas Makerere. Namun, karier akademiknya terhenti ketika rezim Idi Amin mengusir warga keturunan Asia, memaksanya hidup di pengasingan.
Mamdani kemudian melanjutkan kiprahnya di Universitas Dar es Salaam, Tanzania. Setelah jatuhnya diktator Uganda itu, ia kembali ke negaranya, namun kembali kehilangan kewarganegaraan pada 1984 akibat kritiknya terhadap pemerintah Milton Obote.
Dalam masa pengasingan keduanya, Mamdani mengajar di berbagai universitas di dunia, termasuk University of Michigan dan Princeton University. Ia kembali ke Uganda pada 1986 dan mendirikan Centre for Basic Research (CBR), lembaga riset independen pertama di negara itu, yang ia pimpin hingga 2006.
Karier akademiknya terus menanjak hingga ke kancah internasional, menjadi profesor di Columbia University di New York, sekaligus rektor Kampala International University.
Karya monumental nya, Citizen and Subject: Contemporary Africa and the Legacy of Late Colonialism (1996), menjelaskan bahwa negara kolonial Afrika bersifat “bifurkasi”, memisahkan kekuasaan sipil perkotaan dan kekuasaan adat pedesaan.
Selain dikenal sebagai akademisi, Mamdani juga aktif dalam forum-forum intelektual dunia. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Council for the Development of Social Science Research in Africa (CODESRIA) dan menjadi pembicara dalam berbagai simposium internasional, termasuk Nobel Centennial Symposium di Oslo.
Pengakuan atas karyanya datang dari berbagai arah: ia meraih Herskovits Prize, GDS Eminent Scholar Award, hingga Lenfest Distinguished Faculty Award, dan pada 2017 terpilih sebagai Fellow of the British Academy. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari sejumlah universitas di Afrika.
Dalam kehidupan pribadi, Mahmood Mamdani menikah dengan sutradara asal India, Mira Nair, yang dikenal lewat film Salaam Bombay! dan Monsoon Wedding. Pasangan ini bertemu di Kampala pada 1989 dan menikah dua tahun kemudian.
Every politician says New York is the greatest city in the world. But what good is that if no one can afford to live here?
— Zohran Kwame Mamdani (@ZohranKMamdani) October 23, 2024
I'm running for Mayor to lower the cost of living for working class New Yorkers.
Join the fight. https://t.co/ooNzX0rcczpic.twitter.com/xqKTHNNWRO
Profil Mira Nair, Ibu Zohran Mamdani
Mira Nair lahir pada 15 Oktober 1957 di Rourkela, Odisha, India. Ia adalah sutradara, produser, dan aktivis film India-Amerika. Melalui rumah produksinya, Mirabai Films, Nair telah membangun reputasi sebagai pembuat film independen.
Dalam kariernya selama lebih dari empat dekade, ia telah meraih dua penghargaan di Festival Film Cannes, empat di Festival Film Venesia, serta dua nominasi BAFTA dan dua César Awards. Film-filmnya bahkan memperoleh dua nominasi Academy Awards, menegaskan posisinya sebagai salah satu sutradara perempuan paling berpengaruh di dunia.
Putri bungsu dari tiga bersaudara, Mira tumbuh dalam keluarga Hindu Punjabi. Ayahnya, Amrit Lal Nair, adalah pejabat Indian Administrative Service, sedangkan ibunya, Praveen Nair, aktif dalam kegiatan sosial.
Masa kecilnya diwarnai oleh perpindahan dari Rourkela ke Bhubaneswar, sebelum ia menempuh pendidikan di Loreto Convent, Tara Hall, Shimla. Ia kemudian melanjutkan studi sosiologi di Miranda House, Universitas Delhi.
Setelah menolak beasiswa penuh dari Cambridge, Nair pindah ke Amerika Serikat pada usia 19 tahun untuk kuliah di Harvard University, tempat ia menekuni studi visual dan lingkungan dengan fokus pada film dokumenter, dan lulus pada 1979.
Sebelum meniti karier di dunia penyutradaraan, Nair sempat menjadi aktris teater dan memenangkan Boylston Prize di Harvard untuk monolognya dari Oedipus karya Seneca.
Ketertarikannya pada dokumenter membawanya membuat film-film awal seperti Jama Masjid Street Journal (1978), So Far from India (1982), dan India Cabaret (1985). Ia juga mengarahkan Children of a Desired Sex untuk televisi Kanada.
Kesuksesan internasional Nair dimulai dengan debut film panjangnya, Salaam Bombay! (1988), yang ia tulis bersama Sooni Taraporevala. Film ini menyoroti kehidupan anak-anak jalanan di Mumbai dan meraih Caméra d’Or dan Prix du Public di Festival Film Cannes, serta nominasi Oscar untuk Film Berbahasa Asing Terbaik.
Kesuksesan terbesar Nair datang lewat Monsoon Wedding (2001), sebuah komedi-drama keluarga Punjabi yang merayakan cinta, kelas sosial, dan kompleksitas budaya India modern.
Film ini meraih Golden Lion di Festival Film Venesia, menjadikannya sutradara perempuan pertama yang memenangkan penghargaan tertinggi itu. Setelahnya, Nair menyutradarai Hysterical Blindness (2002) yang memenangkan Golden Globe, serta adaptasi klasik Vanity Fair (2004).
Ia sempat ditawari untuk menyutradarai Harry Potter and the Order of the Phoenix namun menolak demi mengerjakan The Namesake (2006). Film tersebut meraih penghargaan Pride of India.
Selain berkarya di layar lebar, Mira Nair juga aktif dalam pengembangan sinema Afrika melalui Maisha Film Lab, lembaga nirlaba yang ia dirikan di Kampala pada 2005. Ia juga mendirikan Salaam Baalak Trust, organisasi yang membantu anak-anak jalanan di India dengan dana dari keuntungan film Salaam Bombay!. Pada 2017, ia menyutradarai adaptasi musikal Monsoon Wedding di Berkeley Repertory Theatre.
Dalam kehidupan pribadi, Nair pertama kali menikah dengan fotografer Amerika Mitch Epstein pada 1981, namun pernikahan itu berakhir sebelum 1991.
Saat melakukan riset untuk Mississippi Masala di Uganda, ia bertemu dengan akademisi dan ilmuwan politik Mahmood Mamdani, yang kemudian menjadi suaminya. Mereka menikah pada 1991 dan memiliki seorang putra, Zohran Mamdani, yang kini menjadi Wali Kota terpilih New York City.
Mira Nair dikenal tidak hanya sebagai pembuat film, tetapi juga aktivis dan pengajar. Ia telah mengajar di Columbia University di New York.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































