Menuju konten utama

Profil I Nyoman Nuarta Perancang Desain Istana Negara IKN

Profil I Nyoman Nuarta perancang desain Istana Negara atau Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Profil I Nyoman Nuarta Perancang Desain Istana Negara IKN
Seniman Patung, I Nyoman Nuarta. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

tirto.id - I Nyoman Nuarta merupakan seniman asal Bali yang merancang desain Istana Negara atau Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN). Profil dan karya I Nyoman Nuarta cukup dikenal di dalam negeri, mengingat ia sering terlibat banyak proyek besar.

Belakangan ini, sosok Nyoman sedang disorot terkait rancangan Istana Negara IKN. Banyak orang mengkritik bahwa desain Istana Negara IKN mirip kelelawar alih-alih burung garuda seperti yang direncanakan.

Hal ini karena warna bangunan Istana Garuda IKN terlalu gelap. Ini tidak sesuai dengan publikasi rancangan sebelumnya, di mana istana menampilkan warna lebih cerah.

Menanggapi kritikan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono angkat bicara. Menurutnya kondisi Istana Negara IKN saat ini kurang sesuai dengan gambar karena belum mengalami proses oksidasi.

"Kalau menurut Pak Nyoman Nuarta (pembuat desain patung garuda di Istana IKN), itu kalau nanti kena oksidasi itu jadi hijau seperti GWK," katanya di Kementerian Sekretariat Negara Jakarta, Selasa (6/8/2024), seperti dikutip dari Antara.

Persiapan upacara HUT Ke-79 RI di IKN

Suasana lapangan upacara yang akan digunakan pada HUT RI di kawasan Istana Kepresidenan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (27/7/2024).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.

Basuki menjelaskan bahwa patung garuda di Istana Negara IKN dibangun menggunakan material perunggu yang diberi cairan. Material ini nantinya akan berubah menjadi hijau saat melalui proses oksidasi.

Material sama digunakan dalam patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), yang juga dibuat oleh Nyoman.

Profil I Nyoman Nuarta

I Nyoman Nuarta merupakan seniman ternama di Indonesia. Sosoknya dikenal karena sering terlibat berbagai proyek besar, seperti pembangunan Istana Garuda IKN.

I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951. Pria berusia 73 tahun ini merupakan penganut agama Hindu, seperti kebanyakan masyarakat Bali.

Nyoman lahir di keluarga besar dengan sembilan saudara. Menurut Cita Yustisia Serfiayani, dkk., dalam Creative Top Secret (2024), Nyoman kecil belajar seni dari sang paman yang merupakan guru seni rupa.

Setelah menyelesaikan SMA, Nyoman pindah ke Bandung untuk melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia berhasil lolos seleksi masuk ITB 1972 dan mengambil jurusan seni lukis.

Setelah dua tahun belajar seni lukis, Nyoman memutuskan untuk pindah jurusan seni patung di universitas yang sama. Hal ini menyebabkan dirinya menempuh studi cukup lama di ITB.

Nyoman meraih penghargaan besar di tahun ketujuhnya sebagai mahasiswa ITB. Pada 1979, Nyoman berhasil memenangkan lomba Patung Proklamator Republik Indonesia.

Sejak saat itu, Nyoman bersama tiga rekan sesama seniman, yaitu Budiono Soeratno, Sardono Sugiyo, Y Sumartono, dan G. Sidharta menjadi terkenal.

Melansir situs Galeri Nasional Indonesia (GNI) patung karya Nyoman dan kawan-kawannya saat ini berdiri di Taman Proklamasi, Jakarta Pusat. Seolah menjadi sebuah ciri khas, Nyoman membuat patung momen proklamasi Soekarno-Hatta itu menggunakan material perunggu.

Berkat ketenarannya, Nyoman mulai dipercaya untuk terlibat dalam pembuatan beragam proyek tingkat nasional. Agus Dermawan T dan Mikke Susanto, memasukkan nama Nyoman dalam salah satu tokoh dalam Maestro Seni Rupa Modern Indonesia (2013).

Satu tahun setelah berhasil mendirikan patung proklamasi, Nyoman mengagas pendirian patung GWK di Bali. Usulan itu disetujui pada 1990 dan Nyoman mulai menjalankan pembangunannya.

Pembangunan patung raksasa GWK bukanlah hal yang mudah. Patung tersebut memakan waktu pembuatan 28 tahun dan baru bisa diresmikan pada 2018. Namun, proses lama itu tak sia-sia.

PENYELESAIAN PEMBANGUNAN PATUNG GWK

Pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta berfoto dengan latar belakang Patung GWK di Ungasan, Badung, Bali, Selasa (31/7/2018). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Patung GWK setinggi 122 meter karya Nyoman dinobatkan sebagai patung tertinggi di Indonesia. Besar patung ini bahkan mengalahkan Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, yang juga ia bangun pada 1990 dan diresmikan pada 1996.

Sepanjang hidupnya, Nyoman sering mendapatkan berbagai penghargaan dan pengakuan seni tingkat nasional hingga internasional. Ia pernah memenangkan penghargaan dari Nanyang Academy of Fine Arts 1989, di Singapura.

Memasuki tahun 1993, Nyoman mendapat penghargaan dari Ketua REDAS Competition Singapura pada 1993. Dua tahun kemudian ia meraih penghargaan dari APEC Sculpture Garden 1996, atas partisipasinya di ajang seni patung yang berlangsung di Manila, Filipina itu.

Ia kemudian mendirikan studio sendiri bernama Studio Nyoman Nuarta. Melalui studio tersebut, Nyoman memberikan layanan konsultan dan produser seni.

Memasuki tahun 2000, Nyoman mendirikan taman seni di daerah Bandung, bernama NuArt Sculpture Park. Sesuai namanya, taman NuArt awalnya didedikasikan untuk menampilkan karya-karya Nyoman.

Seiring berjalannya waktu, NuArt Sculpture Park menjadi salah satu pusat seni besar di Bandung yang sering digunakan untuk mengadakan pameran, pertunjukkan, hingga konser musik.

Selain menjadi pemilik studio dan taman seni, Nyoman saat ini juga menjadi komisioner di PT Garuda Adhimatra, PT Nyoman Nuarta Enterprise, dan The Mandala Garuda Wisnu Kencana Foundation.

Karya I Nyoman Nuarta

Nyoman Nuarta sudah berkarier di bidang seni patung dan arsitektur selama lima puluh tahun terakhir. Ia temasuk seniman yang aktif dan produktif membuat karya, baik untuk tujuan komersil maupun non-komersil.

Ada banyak karyanya yang terkenal di Indonesia, mulai dari patung hingga monumen. Berikut berbagai karya I Nyoman Nuarta:

  • Monumen Pahlawan Proklamator Soekarno-Hatta, Jakarta (1979)
  • Monumen Arjuna Wijaya, Jakarta (1987)
  • Patung Persib, Bandung (1990)
  • Patung Proklamator Indonesia, Lobi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, (1990)
  • Patung Karapan Sapi, Surabaya (1990)
  • Tugu Maung Jalan Braga, Bandung (1990)
  • Patung Ikan Mas, Bandung (1992)
  • Patung Liga Dunhill Cup, Jakarta (1994)
  • Patung Alun-alun Kuala Kencana, Timika (1995)
  • Patung Legenda Borobudur, Bekasi (1996)
  • Patung GWK (1990 - 2018)
  • Patung Lembuswana, Kutai (2001)
  • Patung Selamat Datang Kutai-Kalimantan Timur, Kutai (2001)
  • Patung Putri Melenu, Kutai (2002)
  • Patung Arjuna Wijaya Medan Merdeka, Jakarta (2003)
  • Patung Wayang, Solo (2003)
  • Patung Gebyok, Solo (2003)

Baca juga artikel terkait IKN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya