tirto.id - Pemerintah Indonesia telah melakukan uji coba kereta otonom tanpa rel di IKN pada Senin, 5 Agustus 2024 lalu. Autonomous rail transit (ART) tersebut mempunyai rute tertentu yang harus dilewati dan cara kerjanya terbilang modern.
Mengutip Antaranews, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sudah merencanakan pengujian kendaraan kereta tanpa rel dan taksi terbang pada Juli 2024. Namun demikian, uji coba kereta tanpa rel baru resmi digelar 5 Agustus kemarin.
Percobaan perdana beroperasinya kereta tersebut melibatkan berbagai pihak, mulai dari otorita setempat, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), dan PT Industri Kereta Api (INKA). Tujuannya memastikan keselarasan infrastruktur trem otonom dan teknologi di sana.
Berhubungan dengan itu, Adita Irawati, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mengucapkan bahwa uji coba diadakan sampai Desember mendatang. Adapun kendaraan dijalankan menggunakan dua sampai tiga rangkaian.
“Uji coba mulai 5 Agustus sampai Desember 2024. Ada dua hingga tiga rangkaian,” ujar Adita kepada Tirto, Selasa (30/7).
Lantas, bagaimana kereta tanpa rel ini bisa berjalan di IKN dan mengapa teknologi modern ini dipilih sebagai opsi transportasi di sana? Berikut penjelasan mengenai dua pertanyaan tersebut.
Bagaimana Cara Kerja Kereta Tanpa Rel di IKN?
Kereta tanpa rel atau autonomous rail transit mempunyai wujud serupa kereta trem, namun tidak dilengkapi rel seperti jenis kendaraan ini secara umum. Dinukil dari RRI, transportasi itu bergerak memakai baterai.
Adapun baterai yang dipakai bersubstitusi dengan marka-marka jalan beserta magnet sehingga bisa berjalan sesuai rute tertentu.
Bukan hanya menghemat konsumsi energi berbahan bakar minyak, kereta tanpa rel juga diklaim mampu mengurangi efek gas rumah kaca.
Berhubungan dengan itu, setiap halte yang disambangi oleh kereta tanpa rel difungsikan sebagai tempat penambahan daya (charging). Dengan begitu, kendaraan dapat terus melakukan perjalanan tanpa harus takut kehabisan bahan bakar.
Menurut Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan (Menhub) RI, setiap rangkaian kereta terdiri atas tiga gerbong. Melalui jumlah gerbong tersebut, autonomous rail transit dapat menampung paling banyak 302 orang.
Kereta tanpa rel ini akan beroperasi dengan kecepatan 40 km/jam dengan waktu perhentian di setiap halte selama 5 menit. Ketika masa uji coba mulai 5 Agustus sampai bulan Desember mendatang penumpangnya tidak dipungut biaya.
Adapun rute uji coba kereta tanpa rel dimulai dari titik tengah IKN (Sumbu Kebangsaan), Sumbu Barat, dan Sumbu Timur. Pergerakannya terus berputar mengelilingi ketiga wilayah mengikuti penampakan arah jarum jam.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yandri Daniel Damaledo