Menuju konten utama

Profil Edi Hasibuan, Direktur Lemkapi: Penjual Koran Jadi Dosen

Edi Hasibuan menyatakan dukungannya terhadap aksi demonstrasi. Berikut profil Edi Hasibuan, Direktur Lemkapi yang memulai kariernya sebagai penjual koran.

Profil Edi Hasibuan, Direktur Lemkapi: Penjual Koran Jadi Dosen
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan. ANTARA/Kodir.

tirto.id - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan, kini jadi sorotan publik. Dengan tegas ia mendukung adanya aksi demo, bahkan mengaku prihatin dengan DPR yang menurutnya sudah lupa diri. Lalu, siapa Edi Hasibuan sebenarnya?

Kabar naiknya tunjangan anggota DPR telah memicu gelombang demonstrasi di berbagai kota di Indonesia. Aksi demo ini sendiri menuai berbagai opini, salah satunya dari Edi Hasibuan yang terang-terangan menyatakan bahwa ia setuju dengan demonstrasi tersebut, bahkan mengaku ingin ikut turun ke jalan.

Menurutnya, aksi tersebut merupakan bentuk reaksi terhadap perilaku anggota DPR yang dinilai sudah di luar nalar. Edi Hasibuan pun membandingkan penghasilan anggota DPR dengan gajinya sebagai seorang dosen yang ia sebut sekitar Rp5 juta.

Tak hanya soal tunjangan, ia juga menyoroti pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang menyebutkan bahwa masyarakat yang menuntut pembubaran DPR adalah orang tolol sedunia.

Edi Hasibuan menuturkan bahwa pernyataan tersebut membuat rakyat merasa sakit hati. Padahal, seorang pejabat seharusnya bisa bersikap lebih elegan menanggapi kekecewaan masyarakat.

Pendapat-pendapat itulah yang akhirnya menjadikan Edi Hasibuan sebagai salah satu tokoh publik yang bersuara lantang atas isu ketidakadilan dan ketimpangan elit legislatif.

Profil Edi Hasibuan

Edi Hasibuan

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan bersama Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. (Instagram/@ubhara_jaya)

Lemkapi, di bawah kepemimpinan Edi Hasibuan, berperan aktif dalam merespons aksi demonstrasi di Indonesia belakangan ini. Hal tersebut membuat sosok Edi Hasibuan menjadi sorotan publik.

Dr. Drs. Edi Saputra Hasibuan, S.H., M.H. adalah Direktur Eksekutif Lemkapi yang lahir pada 13 April 1968 di Padang Lawas, Sumatera Utara. Berasal dari keluarga sederhana, ia akhirnya merantau ke Jakarta dan sempat bekerja sebagai penjual koran di Terminal Pasar Minggu.

Meski demikian, Edi Hasibuan termasuk orang yang peduli akan pentingnya pendidikan. Hal ini terbukti dari keseriusan Edi Hasibuan dalam menekuni pendidikan hingga jenjang S3.

Perjalanan Karier Edi Hasibuan

Memulai pekerjaan sebagai penjual koran, kehidupan Edi Hasibuan mulai berubah setelah pertemuannya dengan HM Hoettasoehoet yang merupakan dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta.

Edi pun memulai kariernya sebagai wartawan Harian Poskota di tahun 1993. Saat itu, tugasnya berfokus pada liputan bidang kepolisian, mencakup Polsek hingga Mabes Polri. Karier ini pula yang kemudian membawanya untuk menjabat Ketua Forum Wartawan POLRI (FWP).

Karir Edi Hasibuan semakin mencuat ketika ia dipercaya sebagai Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mewakili tokoh masyarakat untuk masa bakti 2012-2016.

Setelah mengakhiri masa pengabdiannya di Kompolnas di tahun 2016, Edi kemudian mendirikan Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) dan diangkat sebagai Direktur Eksekutif.

Lemkapi sendiri merupakan lembaga riset dan kajian yang berfokus pada isu kepolisian, hukum, dan keamanan. Lemkapi berperan sebagai wadah pemikir yang menyoroti kinerja Polri sekaligus memberikan masukan strategis terkait kebijakan maupun pelayanan publik di bidang keamanan.

Sebagai lembaga independen, Lemkapi tidak terafiliasi dengan institusi kepolisian maupun partai politik sehingga mampu memberikan pandangan yang kritis dan objektif.

Edi Hasibuan sengaja mendirikan Lemkapi untuk membantu melakukan pemantauan, mengawasi pelayanan publik kepolisian, serta menyampaikan laporan dan rekomendasi hasil pengawasan langsung kepada Kapolri.

Aksi unjuk rasa ricuh di Polrestabes Surabaya

Anggota Polri membentuk barikade saat massa pengunjuk rasa mulai anarkis di Jalan Veteran, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/8/2025). Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang sebelumnya berlangsung damai itu berakhir ricuh setelah bergabungnya sekelompok orang mulai melakukan pelemparan ke arah polisi. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/sgd

Peran Edi Hasibuan di Bidang Akademik

Edi Hasibuan tak hanya aktif dengan Lemkapi, tapi juga diketahui menjabat sebagai Dosen Lektor Kepala Program Studi Ilmu Hukum, bahkan menjadi Kepala Program Studi (Kaprodi) S2 Ilmu Hukum di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya).

Pada 12 Februari 2025, Edi Hasibuan sempat ditugaskan sebagai Penasihat Ahli Kapolri di bidang hukum, kepolisian, dan kriminologi, berdasarkan Surat Tugas dari Kapolri Nomor: Sgas/46/II/KEP/2025.

Edi Hasibuan juga merasa terpanggil untuk memajukan pendidikan di kampung halamannya. Ia pun sempat membentuk Yayasan Unggul Putra Bangsa pada 1 Februari 2011 demi mendirikan sekolah unggulan. Dari sinilah, gagasan pendirian SMA Plus Taruna Bangsa mulai diwujudkan.

Seiring berjalannya waktu, SMA Plus Taruna Bangsa berhasil mendapatkan akreditasi “A” dan menjadi sekolah unggulan seperti yang dicita-citakan Edi Hasibuan.

Edi Hasibuan

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan (memakai jas) menyerahkan Piagam Presisi Award kepada Asisten SDM Kapolri, Irjen Pol Prof Dr Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Selasa. Lemkapi menilai sistem penerimaan anggota Polri telah mengedepankan komunikasi dan transparansi. (ANTARA/HO-Lemkapi)

Sejak berdiri, sekolah ini diketahui telah mencetak lulusan berkualitas, bahkan banyak lulusannya yang masuk TNI, Polri, sekolah kedinasan, jurusan kedokteran, dan perguruan tinggi negeri bergengsi.

Edi Hasibuan sendiri juga aktif dalam kegiatan menulis. Salah satu karyanya adalah buku berjudul Hukum Kepolisian yang diterbitkan oleh Erlangga pada tahun 2024.

Ini merupakan buku kesembilan yang ditulisnya, mengulas berbagai topik dari strategi besar (grand strategy) Polri hingga pengawasan internal lembaga kepolisian.

Selain itu, riset akademiknya juga mencakup berbagai jurnal yang telah dipublikasikan di ResearchGate. Risetnya pun mengangkat berbagai topik, mulai dari terorisme, kesetaraan gender di tubuh Polri, hingga sistem peradilan anak.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani