tirto.id - Ravina Shamdasani merupakan juru bicara Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR). Ia aktif menyuarakan isi-isu hak asasi manusia di seluruh dunia, termasuk isu kemanusiaan di Gaza hingga konflik senjata di Ukraina.
Belum lama ini, Ravina Shamdani juga menyoroti situasi yang ada di Indonesia. Ia menyatakan bahwa PBB mengamati serangkaian kekerasan terkait demonstrasi yang terjadi di Indonesia dan menyerukan investigasi yang cepat.
Lantas, siapa Ravina Shamdasani? Bagaimana rekam jejak dan alasannya soroti demo di Indonesia? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Profil Ravina Shamdasani
Sebelum bergabung dengan PBB, Ravina Shamdasani berprofesi sebagai seorang jurnalis. Latar belakang kehidupan masa kecilnya yang bersentuhan langsung dengan permasalahan hak asasi manusia berhasil membawanya terjun ke dunia jurnalisme.
Ravina Shamdasani tumbuh besar di Hong Kong, Ia menyaksikan langsung demonstrasi mahasiswa 1989 dan penyerahan wilayah Hong Kong ke Tiongkok pada 1997. Pengalaman tersebut membentuk pandangannya tentang pentingnya isu hak asasi manusia dan politik.
Ravina Shamdasani lulus dari Northwestern University pada tahun 2000 dari program studi Jurnalisme. Setelah lulus, Shamdasani sempat bekerja di bidang hubungan masyarakat di Chicago.
Namun, tidak lama setelahnya Ia kembali ke dunia jurnalistik ketika mendapat pekerjaan di South China Morning Post, tempat kota asalnya. Ia tertarik untuk meliput isu-isu hak asasi manusia di surat kabar tersebut.
Tulisannya terutama banyak yang berkaitan dengan pengungsian, diskriminasi, dan undang-undang kemanan nasional. Pada saat inilah ia pertama kali berhubungan dengan PBB.
Shamdasani kemudian memutuskan untuk bekerja di bidang hak asasi manusia. Ia meraih gelar Magister Hukum Hak Asasi Manusia dari Universitas Hong Kong, tidak lama setelah menikah dengan Amit Wadhawa.
Pada tahun 2008, Kantor Hak Asasi Manusia PBB menawarkan pekerjaan selama tiga bulan kepada Shamdasani, yang kemudian berubah menjadi pekerjaan tetap yang masih dijalaninya hingga saat ini.
Alasan Ravina Shamdasani Soroti Demo di Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Ravina Shamdasani menyoroti aksi kekerasan karena adanya laporan mengenai dugaan pelanggaran HAM, yang dilakukan aparat terhadap sejumlah massa di Indonesia.
Menurutnya, pengawasan publik harus sejalan dengan norma dan standar internasional. Aparat keamanan hingga militer yang dikerahkan harus mematuhi prinsip-prinsip dasar penggunaan kekuatan dan senjata api.
Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya melakukan dialog dalam mengatasi kekhawatiran publik. Ia juga turut mendesak agar dilakukan penyelidikan menyeluruh atas tewasnya sejumlah korban di seluruh Indonesia.
"Kami memantau dengan saksama serangkaian kekerasan di Indonesia dalam konteks protes nasional atas tunjangan parlemen, langkah-langkah penghematan, dan dugaan penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional oleh pasukan keamanan," kata Shamdasani, dikutip dari The Straits Times, Rabu (3/9).
Lebih lanjut, Shamdasani juga menyerukan agar pemerintah menjunjung tinggi hak-hak dasar seperti kebebasan berkumpul secara damai dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ia juga menekankan perlunya media untuk meliput peristiwa secara bebas dan independen.
Tirto telah merangkum sejumlah informasi penting mengenai Demonstrasi. Yuk, cek artikel selengkapnya dengan klik tautan di bawah ini!
Editor: Iswara N Raditya
Masuk tirto.id


































