Menuju konten utama

Profil Didit Herdiawan Kepala Badan Otorita Pantura & Kariernya

Simak profil WamenKKP, Didit Herdiawan, yang baru saja ditunjuk Presiden Prabowo sebagai Kepala Otorita Pantura. Cek rekam jejak karier dan pendidikannya.

Profil Didit Herdiawan Kepala Badan Otorita Pantura & Kariernya
Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan Ashaf menyapa wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).. ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan

tirto.id - Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan diangkat menjadi Kepala Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa (Pantura) oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (25/8/2025). Bagaimana rekam jejak karier Didit?

Pengangkatan Didit Herdiawan sebagai Kepala Badan Otorita Pantura tersebut dilakukan di Istana Negara, Jakarta, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 76P Tahun 2025 tentang Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa.

Melalui pengangkatan tersebut, Didit kini merangkap jabatan sebagai Kepala Badan Otorita Pantura sekaligus Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia dalam Kabinet Merah Putih bikinan Prabowo.

Dalam lembaga khusus tersebut, Didit akan memimpin proyek pembangunan tanggul laut raksasa di kawasan Pantura. Tugas itu akan diemban Didit bersama dengan Darwin Trisna Djajawinata, Direktur Operasional & Keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), yang juga dilantik Prabowo sebagai Wakil Badan Otorita Pantura pada Senin.

Sosok Didit Herdiawan, Karier, & Pendidikan

Didit Herdiawan Ashaf merupakan purnawirawan militer yang jadi birokrat kabinet. Didit sempat menjadi asisten Prabowo saat masih menjabat Menhan periode 2019-2024. Lantas, Didit ditunjuk menjadi Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan ketika Prabowo menjabat sebagai presiden.

Jauh sebelum menjabat wakil menteri di Kabinet Merah Putih, pria kelahiran Surabaya pada 13 September 1961 ini dikenal sebagai tentara Angkatan Laut.

Melansir laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, Didit menjalani pendidikan militer di Akademi Angkatan Laut (AAL) setelah lulus dari SMA Negeri III Teladan Jakarta pada 1980. Di akademi tersebut, Didit lulus sebagai perwira dengan pangkat Letnan Dua pada 1984.

Sejak itu pula kariernya sebagai tentara dimulai. Kala itu, ia ditempatkan di KRI Ngurah Rai-344 sebagai Perwira Divisi AKS.

Kariernya di kemiliteran berangsur meningkat seiring waktu. Setelah berdinas di KRI Ngurah Rai-344, ia terus dipromosikan, seperti ketika menjadi Palaksa di KRI Lambung Mangkurat-374 pada 1996 dan Komandan KRI Nuku-373 pada 2000.

Pengalamannya berdinas di lautan itu lalu membawanya menjadi Ajudan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono untuk periode 2004-2009.

Dari sana, ia kemudian ditunjuk untuk menjadi Kepala Staf Komando Armada Kawasan Barat (kini Koarmada I) pada 2010. Saat itu pula ia ditunjuk menjadi Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) pada 2010-2011.

Pengalaman memegang rantai komando di satuan Kolinlamil itu kemudian membuatnya menapaki puncak rantai komando TNI AL. Pada 2014, ia mendapat tugas menjadi Wakil Kepala Staf TNI AL.

Setahun jadi orang nomor dua di rantai komando TNI AL, Didik kemudian ditarik ke Mabes TNI untuk ditempatkan menjadi Kepala Staf Umum (Kasum) TNI pada 2015.

Di sela kariernya sebagai tentara itu, Didik juga menjalani pendidikan sipil di bidang Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis. Kini, ia memegang gelar Doktor (S3) dari Institut Pertanian Bogor.

Pada 2019, di penghujung kariernya, Didik ditarik oleh Menteri Pertahanan (Menhan) kala itu, Ryamizard Ryacudu, untuk menempati pos Irjen Kemhan RI.

Setahun menjadi Irjen Kemhan RI, Didit pensiun dari dinas militer sebagai perwira tinggi berpangkat Laksamana Madya TNI.

Memasuki periode pensiun dari dinas militer, Didit ditarik kembali ke Kemhan oleh Prabowo Subianto yang kala itu masih menjabat Menhan periode 2019-2024. Oleh Prabowo, Didit dijadikan asisten khusus bidang matra laut.

Agaknya, kerja Didit sebagai asisten Menhan menarik perhatian Prabowo sehingga ia ditunjuk sebagai Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan RI ketika Prabowo menjabat sebagai presiden ketika Kabinet Merah Putih terbentuk pada Oktober 2024 lalu.

Kini, Didit kembali ditunjuk Prabowo untuk menjadi Kepala Badan Otorita Pantura. Melalui lembaga ini, Didit dipasrahi Prabowo beberapa tugas dan proyek di kawasan pantai utara Jawa.

Tugas Badan Otorita Pantura

Badan Otorita Pantura memiliki tugas khusus untuk menangani problem menahun terkait penurunan muka tanah akibat kerusakan lingkungan di wilayah pantai utara Jawa.

Menurut Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, lembaga baru itu akan menangani sejumlah tugas di Pantura, termasuk pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksasa.

"Sebetulnya, itu sudah sejak tahun 90-an, rencana itu juga sudah disusun, yang berkenaan dengan pembangunan giant sea wall atau tanggul pantai utara Jawa," katanya pada Senin, dikutip dari ANTARA, Senin (25/8/2025).

Menurut Prasetyo, lembaga yang dikepalai Didit Herdiawan itu nantinya akan bertugas untuk merancang, membangun, sekaligus mengelola proyek tanggul laut utara Jawa.

Proyek ini akan melibatkan lembaga dana investasi pemerintah, Danantara. Menurut Mensesneg Prasetyo Hadi, keterlibatan Danantara akan diwakili oleh Darwin Trisna Djajawinata.

Tanggul raksasa di Pantura sendiri direncanakan akan dibangun sepanjang 500 kilometer, membentang dari Cilegon di Banten hingga Gresik di Jawa Timur.

Rencana pembangunan dinding beton di laut utara Jawa tersebut dijadikan Prabowo sebagai solusi penanganan banjir rob menahun di pesisir utara Jawa dan memengaruhi 20 juta warga di sana.

Namun, seturut akademisi Aris Ismanto dalam artikelnya di The Conversation, proyek ini berisiko merusak ekosistem laut dan mengurangi wilayah tangkap para nelayan setempat. Hal ini dikarenakan pendekatan pembangunan tanggul tidak selaras dengan alam dan tidak mencakup rehabilitasi ekosistem wilayah pesisir.

Selain itu, pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan dinding beton penghalau arus ombak itu berpotensi membludak dan membebani anggaran negara.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan