Menuju konten utama

Profil Arif Satria Rektor IPB Jadi Ketua BRIN & Harta Kekayaan

Simak sosok Arif Satria, rektor IPB yang jadi Ketua BRIN baru. Ketahui pula profil, karier, dan harta kekayaan terbarunya di LHKPN.

Profil Arif Satria Rektor IPB Jadi Ketua BRIN & Harta Kekayaan
Rektor Universitas IPB Arif Satria (kedua kiri) menyampaikan paparannya dalam kegiatan Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2025). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nym.

tirto.id - Arif Satria, ditunjuk Presiden Prabowo Subianto jadi Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Senin (10/11/2025). Berikut profil dan kekayaan Rektor IPB tersebut.

Sebelumnya, proses pengangkatan Arif Satria sebagai Kepala BRIN dilakukan di Istana Negara, Jakarta dan dihadiri langsung oleh Prabowo Subianto.

Dalam acara tersebut, Arif Satria mengucapkan sumpah jabatannya sebagai Kepala BRIN.

"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-perundangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," tuturnya.

Dengan penunjukkan tersebut, Arif Satria resmi menggantikan Laksana Tri Handoko yang telah menjabat selaku Kepala BRIN sejak era kepresidenan Joko Widodo.

Lantas, bagaimana sosok Arif Satria yang baru saja dilantik sebagai Kepala BRIN yang baru, bagaimana rekam jejaknya selaku akademisi?

Profil Arif Satria Ketua BRIN yang Baru & Kariernya

Berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, Arif Satria lahir pada 17 September 1971 dan kini dikenal sebagai akademisi bidang ekologi-politik.

Sejak 2017 lalu, Arif merupakan Rektor IPB University usai terpilih untuk menggantikan Herry Suhardiyanto dari jabatan itu.

Pada 2025, Arif tengah menjalani jabatan Rektor IPB untuk periode kedua. Usai menyelesaikan jabatan rektor periode 2017-2022, ia kembali terpilih untuk menjadi Rektor IPB University periode 2023-2028.

Menukil laman resmi IPB University, Arif sudah lama lekat dengan kampus pertanian di Bogor itu. Ia memperoleh gelar sarjana di bidang Penyuluhan Pertanian dari Fakultas Pertanian IPB pada 1995 lalu.

Setelah mendapat gelar sarjana, Arif meniti karier sebagai akademisi ketika bergabung jadi dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan IPB. Karier sebagai dosen itu ia mulai pada 1997, dua tahun usai mendapat gelar sarjana.

Sembari mengajar, Arif melanjutkan pendidikan magister di IPB juga. Gelar magister itu kemudian didapat Arif di bidang Sosiologi Pedesaan pada 1999.

Setelah mendapatkan gelar magister, ia lalu melengkapi jenjang pendidikannya dengan mendapatkan gelar doktor dari Kagoshima University, Jepang pada 2006 lalu. Pendidikan doktoral itu ia lakukan untuk mendalami studi bidang Marine Policy atau Kebijakan Maritim.

Sementara itu, kariernya sebagai akademisi IPB terus berlanjut. Dari dosen yang aktif mengajar di kelas, Arif lalu menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) di IPB dari 2010-2017. Lalu, pada 2017, ia terpilih jadi Rektor IPB.

Pada masa kepemimpinannya itulah IPB yang selama ini dikenal sebagai Institut Pertanian Bogor mengubah diri jadi IPB University pada 2019 lalu.

Pada 2019 itu pula, Arif dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Ekologi Manusia IPB bidang Ekologi Politik.

Arif juga pernah ditunjuk untuk mengemban sejumlah jabatan instansi di luar IPB. Ia pernah menjadi Komisaris Utama PTPN Holding, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2012-2019, juga Dewan Pengawas Perum Perikanan Indonesia pada 2013-2017.

Pada 2024 lalu, Arif menjadi wakil ketua panitia seleksi pimpinan KPK. Kala itu, Arif bersama delapan nama lainnya bertugas menyeleksi calon pimpinan KPK periode 2024-2029.

Kemudian kini, Arif Satria ditunjuk Prabowo untuk menjadi Kepala BRIN menggantikan Laksana Tri Handoko.

Sebelumnya, Laksana Tri Handoko beberapa kali didesak untuk diganti, baik oleh DPR RI maupun pegawainya sendiri.

Kekayaan Arif Satria Ketua BRIN yang Baru di LHKPN

Berdasarkan dokumen Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, Arif Satria tercatat melaporkan kekayaannya setidaknya sejak 2018 ketika mulai menjabat sebagai Rektor IPB.

Dalam dokumen LHKPN pada 2018, Arif melaporkan bahwa ia memiliki total harta kekayaan senilai Rp4,3 miliar.

Dalam rentang waktu tujuh tahun, kekayaan yang dimiliki Arif itu kemudian berangsur meningkat seiring waktu. Dalam dokumen LHKPN terbarunya untuk periode 2024, ia melaporkan memiliki total kekayaan mencapai Rp9,1 miliar.

Total harta kekayaan mencapai Rp9,1 miliar itu terdiri dari beberapa jenis aset. Aset Arif Satria yang paling besar nilainya adalah aset berupa tanah dan bangunan.

Ia melaporkan memiliki lima aset tanah dan bangunan yang tersebar di Bogor dan Pekalongan. Seluruh aset tanah dan bangunan Arif memiliki total nilai Rp9,1 miliar.

Aset terbesar kedua setelah itu adalah alat transportasi. Arif melaporkan di dokumen LHKPN-nya bahwa ia memiliki tiga kendaraan bermotor dengan total nilai Rp781 juta.

Lalu, Arif juga melaporkan punya harta berupa kas dan setara kas dengan total nilai Rp269 juta, serta harta lainnya senilai Rp98 juta.

Jika dijumlahkan, kekayaan Arif mencapai Rp10,3 miliar pada 2024. Namun, utang senilai Rp1,2 miliar membuat total harta yang ia punya adalah Rp9,1 miliar.

Berikut ini rincian harta kekayaan Arif Satria di LHKPN dengan tanggal lapor pada 31 Desember 2024:

  • Tanah dan bangunan Rp9.172.300.000
    • Tanah dan bangunan seluas 450 m2/341 m2 di kab/Kota Bogor, hasil sendiri Rp6.850.000.000
    • Tanah dan bangunan seluas 160 m2/160 m2 di kab/kota Kota Pekalongan, hasil sendiri Rp500.000.000
    • Tanah seluas 1.900 m2 di kab/Kota Bogor, hasil sendiri Rp222.300.000
    • Bangunan seluas 35 m2 di kab/Kota Bogor, hasil sendiri Rp400.000.000
    • Tanah dan bangunan seluas 168 m2/100 m2 di kab/kota Kota Bogor, hasil sendiri Rp1.200.000.000
  • Alat transportasi dan mesin Rp781.000.000
    • Motor, Honda Beat tahun 2015, hasil sendiri Rp1.000.000
    • Mobil, Honda BR-V tahun 2022, hasil sendiri Rp180.000.000
    • Mobil, Mercy Mercy tahun 2023, hasil sendiri Rp600.000.000
  • Harta bergerak lainnya Rp----
  • Surat berharga Rp----
  • Kas dan setara kas Rp269.131.175
  • Harta lainnya Rp98.813.429
  • Sub total Rp10.321.244.604
  • Hutang Rp1.209.171.571
  • Total harta kekayaan (sub total - hutang) Rp9.112.073.033

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan