Menuju konten utama

Laksana Tri Handoko, Fisikawan yang Dipilih Jokowi Jadi Kepala BRIN

Laksana Tri Handoko merupakan salah satu pionir & penggagas Grup Fisikawan Teoritik Indonesia serta Masyarakat Komputasi Indonesia.

Laksana Tri Handoko, Fisikawan yang Dipilih Jokowi Jadi Kepala BRIN
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam acara IEYI 2019 di Tangerang Selatan, Banten, Jumat (25/10/2019). ANTARA/Prisca Triferna/aa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo melantik Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021). Laksana Tri Handoko menggantikan posisi yang ditinggalkan Bambang Brodjonegoro.

Lantas, siapa Laksana Tri Handoko? Nama Laksana Tri Handoko tidak asing di dunia ilmu pengetahuan. Laksana saat ini masih menjabat sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sejak 31 Mei 2018.

Dinukil dari laman profil LIPI,Laksana Tri Handoko bisa berbahasa Jepang, Inggris dan Jawa secara aktif serta berbahasa Jerman secara pasif.

Handoko, panggilan akrabnya, selama ini dikenal sebagai seorang fisikawan teori dengan fokus penelitian teori fisika partikel.

Doktor dalam ilmu Fisika ini menamatkan studinya di Jepang. Ia berhasil menamatkan strata 1 dari jurusan Fisika Universitas Kumamoto pada tahun 1993. Dua tahun kemudian (1995), ia lulus program master Fisika Teori di Universitas Hiroshima dan tiga tahun kemudian menamatkan gelar doktoralnya bidang teori fisika partikel atau fisika energi tinggi pada universitas yang sama.

Handoko pernah berkarir sebagai dosen BHMN non-PNS jurusan Fisika UI (2002-sekarang), pernah menjadi dosen di Jurusan Fisika IPB (2002-2004) dan asisten jurusan Fisika Universitas Hiroshima (1996-1997).

Sementara karirnya sebagai peneliti di LIPI ia mulai pada 2002, hingga akhirnya ia menjadi peneliti tetap yang fokus melakukan penelitian teoritik di bidang fisika partikel elementer dengan fokus tema pemodelan interaksi elementer, biofisika dengan fokus tema dinamika biomateri elementer (DNA / protein) dan sains komputasi dengan fokus pemodelan nanomaterial serta data-mining.

Ia merupakan salah satu pionir dan penggagas Grup Fisikawan Teoritik Indonesia serta Masyarakat Komputasi Indonesia.

Jabatan administratif di LIPI, Handoko pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI (Oktober 2012-Februari 2014) dan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI (2014-saat ini).

Ia pun menerima berbagai penghargaan ilmiah selama beraktivitas di LIPI seperti Monbukagakusho Scholar, Peneliti Muda Indonesia X bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan (2002), The Recognition Award of the e-Government and Services, Asia Pasific ICT Award (2006), Achmad Bakrie Award for Science (2008), Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa di Bidang Pengetahuan (2009), hingga penerima Satyalencana Wira Karya untuk Sains (2009).

Meski menjabat Kepala LIPI, jumlah harta Handoko tidak tergolong besar. Berdasarkan pelaporan terkini pada tahun 2020 yang dinukil dari elhkpn.kpk.go.id, Handoko memiliki total harta Rp5.637.555.719.

Harta tersebut terdiri atas dua tanah dan bangunan di Kota Depok dengan total Rp5.200.000.000; mobil Nissan Evalia 2012 senilai Rp80 juta; harta bergerak lain sebesar Rp250 juta; dan harta setara kas Rp193.007.442. Ia pun tercatat masih memiliki hutang Rp85.451.723.

Baca juga artikel terkait RESHUFFLE KABINET atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto