Menuju konten utama

PM Israel Netanyahu: Tidak Bakal Ada Negara Palestina!

PM Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan "tidak bakal ada negara Palestina" saat menandatangani perjanjian rencana perluasan permukiman E1, Kamis (11/9).

PM Israel Netanyahu: Tidak Bakal Ada Negara Palestina!
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel (Foto AP/Oren Ziv, File)

tirto.id - Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, mengungkapkan tentang "tidak bakal ada negara Palestina" ketika menandatangani perjanjian rencana perluasan permukiman E1. Keterangan tersebut disampaikan pada Kamis (11/9) di Ma'ale Adumim, Tepi Barat di pinggiran Yerusalem.

"Kami akan memenuhi janji kami bahwa tidak akan ada negara Palestina; tempat ini milik kami," ujar Benjamin Netanyahu di lokasi pembangunan ribuan unit perumahan baru, dikutip dari Times of Israel.

Menurutnya, rencana perluasan permukiman E1 yang kontroversial ini adalah simbol melindungi warisan dan menjaga keamanan. Oleh karena itu, mereka akan menggandakan populasi wilayah tersebut.

"Kami akan melindungi warisan, tanah, dan keamanan kami... Kami akan menggandakan populasi kota ini," lanjut Netanyahu.

Apa itu Proyek E1 Israel, Sudah Berjalan?

Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa program E1 Israel ini bertujuan demi mencapai visi yang sangat besar. Kendati peresmian melalui tanda tangan Kamis kemarin diklaim simbolis tetapi pihak berwenang tetap bisa meneruskan pembangunan.

Mengutip Al Jazeera, proyek E1 Israel ini akan membagi dua daerah di wilayah Tepi Barat. Wilayah tersebut berlokasi di suatu tempat yang luasnya 12 kilometer persegi di bagian timurnya Yerusalem.

Proyek tersebut dikenal juga sebagai East 1 atau Timur 1. Pihak Benjamin Netanyahu merencanakan pembangunan sekitar 3.400 rumah baru untuk penduduk Israel.

Langkah ini nantinya bukan hanya memisahkan Tepi Barat dari wilayah Yerusalem Timur tetapi juga menghubungkan ribuan pemukim Israel di daerah E1. Yerusalem Timur sendiri adalah wilayah strategis bagi Palestina.

Melansir sumber serupa Al Jazeera, Yerusalem Timur mempunyai potensi untuk dijadikan ibu kota negara Palestina. Rencana ini pun kontroversial lantaran meniadakan kesinambungan teritorial.

Proyek E1 berkemungkinan menghancurkan keseimbangan wilayah sepanjang Tepi Barat sampai Yerusalem Timur. Bahkan, menghilangkan kemungkinan negara Palestina untuk berdiri.

Menurut Jubir Kepresidenan Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh, Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota merupakan kunci perdamaian di wilayah proyek E1.

Rudeineh menjabarkan perencanaan pembangunan tersebut sebagai hal yang ilegal, sesuai dengan ketentuan hukum internasional. Bahkan, ia menganggap Benjamin Netanyahu sengaja mendorong daerah itu ke jurang kehancuran.

Palestina sendiri sudah mendapatkan pengakuan 149 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Negara-negara tersebut, bahkan mengajak berbagai negara yang belum mengakui Palestina untuk menyegerakan diri.

Sehubungan dengan kontroversi itu, proyek E1 kini telah mendapatkan total investasi hampir 1 miliar dolar AS. Uang itu akan digunakan untuk membanun jalan sekaligus meningkatkan infrastruktur.

Pada bulan sebelumnya, rencana pembangunan ini telah memperoleh persetujuan akhir dari Komisi Perencanaan Kementerian Pertahanan. Tanpa segan, pihak Israel menjabarkan proyek ini sebagai bentuk penghapusan.

"Sedang dihapus dari meja perundingan, bukan dengan slogan, tetapi dengan tindakan," ujar Menkeu Bezalel Smotrich pada Agustus lalu sebagaimana dikutip dari laporan Reuters.

Selain artikel di atas, berita internasional terbaru berbagai topik dapat disimak melalui tautan sebagai berikut:

KUMPULAN BERITA INTERNASIONAL TERBARU

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Flash News
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Syamsul Dwi Maarif