tirto.id - Yerusalem dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim sementara dalam bahasa Arab sering disebut Bait al-Muqaddas atau Al-Quds.
Kota kuno yang berada di daerah Timur Tengah tersebut berada di wilayah kekuasaan Israel sejak tahun 1967.
Yerusalem merupakan kota suci dari tiga agama Ibrahim yaitu Islam, Kristen, dan Yudaisme (Yahudi) dan sejak dahulu menjadi wilayah yang diperebutkan untuk dikuasai.
Sejarah Yerusalem
Menurut Alkitab, seperti dikutip laman Moment Mag, di sana berdiri kerajaan Israel Bersatu yang dipimpin oleh Raja Daud sampai sekitar tahun 970 SM.
Kemudian putranya Raja Salomo meneruskan kepemimpinan yang pada masanya membangun Kuil Pertama (Bait Pertama, Bait Salomo) di sekitar Gunung Moria yang memiliki peranan penting dalam sejarah Yahudi karena menyimpan Tabut Perjanjian.
Periode Bait Pertama kemudian berakhir pada 586 SM dengan dilakukannya penaklukan terhadap Yerusalem oleh bangsa Babilonia serta penghancuran Bait Pertama
Pada 485 SM, 70 tahun setelah penghancuran Bait Pertama, Bait Kedua dibangun atas inisiatif kaisar Persia, Koresy Agung setelah sebelumnya dia mengajak seluruh orang Yahudi agar pulang.
Yerusalem kemudian dikuasai oleh koalisi negara-negara tetangganya pada sekitar 485 SM. Penaklukan tersebut disertai juga dengan penghancuran-penghancuran bangunan di sana.
Kemudian pada 445 SM, Raja Artahsasta I dari Persia memberi dekret yang mengizinkan kota tersebut dibangun kembali dan pada masa itu, Yerusalem menjadi pusat ibadah Yahudi.
Singkat cerita setelah mengalami berbagai konflik dan perpindahan kekuasaan, Yerusalem yang dikuasai oleh Romawi mengalami peperangan pada tahun 70 M melawan Yahudi.
Peperangan tersebut berakhir dengan penghancuran seluruh bangunan di sana termasuk Bait Kedua.
Sejarawan Yahudi pada saat itu yang bernama Josephus mengatakan bahwa Yerusalem hampir rata dengan tanah karena dihancurkan sampai ke pondasinya.
Penghancuran tak bersisa itu membuat tidak satu pun orang mengira bahwa wilayah tersebut merupakan pemukiman.
Setelah berabad-abad dalam kepemimpinan Romawi, tepatnya pada 638 M, Yerusalem ditaklukkan oleh pasukan Arab pimpinan Umar bin Khattab.
Islamisasi wilayah tersebut menyusul dengan diperintahkannya seluruh umat Islam salat menghadap ke sana pada 623 M (tahun pertama Hijriyah).
400 tahun selanjutnya terjadi konflik perebutan kekuasaan atas Yerusalem oleh beberapa bangsa Arab sampai pada 1073 M Kekaisaran Seljuk di bawah kepemimpinan Atsiz bin Uwaq merebutnya.
Kepemilikan kekuasaan tersebut tidak berlangsung lama sebab pada 1098 kekhalifahan Fatimiyah merebut kota tersebut.
Pada 1099, tentara Salib yang berhasil menaklukkan Yerusalem membantai penduduk Yahudi dan Muslim di sana kemudian terjadi proses kolonisasi dengan masuknya orang-orang dari berbagai bangsa.
Hasilnya, pada tahun tersebut populasi Yerusalem mencapai 30.000 penduduk.
Perebutan Yerusalem kembali terjadi pada 1187 oleh Salahuddin Ayyubi (Saladin). Yerusalem berhasil direbut dari tangan Tentara Salib dan penduduk Yahudi serta Muslim diizinkan kembali ke sana.
Hingga pada 1229–1244, Yerusalem diberikan secara damai kepada kaum Kristen setelah Tentara Salib yang diwakili Kaisar Romawi Suci Friedrich II melakukan perjanjian dengan Sultan Ayyubiyyah al-Kamil dari mesir untuk mengakhiri Perang Salib.
Kaum Mamluk memerintah di sana sejak tahun 1260 sampai dengan 1517. Pada periode tersebut sering terjadi bentrok antara Mamluk melawan Tentara Salib serta Mongol.
Pada 1517 kekuasaan atas Yerusalem diambil alih oleh kaum Turki Utsmaniyah (Ottoman).
Perdamaian terwujud serta inovasi bermunculan ditambah lagi saat di bawah kepemimpinan kaum Ottoman tembok-tembok di sekitar Kota Lama kembali dibangun.
Pada 1831, Muhammad Ali dari Mesir melakukan aneksasi terhadap Yerusalem dan pada 1840 pemerintahan Utsmaniyah dipulihkan kembali statusnya dan kemudian jumlah peziarah Kristen berkembang pesat serta melipatgandakan populasi kota itu pada masa Paskah.
Semenjak tahun 1881, mulai bermunculan panti asuhan di Yerusalem untuk menampung anak-anak Yahudi yang mengalami penyerangan oleh Rusia seperti Panti Asuhan Diskin (1881), Panti Asuhan Blumenthal Zion (1900) serta Rumah Yatim Israel Umum untuk Perempuan (1902).
Angkatan Darat Britania yang dipimpin oleh Jendral Edmund Allenby merebut Yerusalem pada 1917 setelah Pertempuran Yerusalem yang kemudian mereka dipercaya oleh Liga Bangsa-Bangsa untuk menjalankan fungsi administratif atas Palestina, Transyordania, serta Irak di sana.
Pada 1947 setelah berakhirnya Mandat Britania sebelum pembentukan Negara Israel, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan rekomendasi menjadikan Yerusalem sebagai Corpus Separatum di bawah pemerintahan Internasional.
Dikutip situs Aljazeera, Yerusalem menjadi kota yang terbagi setelah mengalami peperangan pada 1948. Pada tahun tersebut, Israel resmi memerdekakan diri dan Britania mundur dari Palestina.
Peperangan pada tahun tersebut juga membuat Israel menguasai sekitar 78 persen wilayah sementara Mesir dan Yordania menguasai 22 persen sisanya (termasuk Gaza dan Tepi Barat).
Peperangan kembali terjadi pada 1967 yang membuat 22 persen wilayah sisa dikuasai oleh Israel yang kemudian Yerusalem Timur dianeksasi oleh Israel.
Pada 1980, Israel membuat Hukum Yerusalem yang isinya menyatakan bahwa Yerusalem secara lengkap merupakan ibu kota Israel. Namun hal tersebut dibatalkan oleh Resolusi 478 Dewan Keamanan PBB.
Walau kecaman terus dilakukan oleh pihak Internasional atas aneksasi Israel terhadap Yerusalem Timur, Israel menanggapinya dengan mengatakan bahwa hal tersebut bukan pelanggaran internasional.
Sementara itu, status Yerusalem masih menjadi perselisihan antara Israel dan Palestina sampai saat ini.
Geografis Yerusalem
Laman Britannica menuliskan Yerusalem, berada di dataran tinggi sekitar Pegunungan Yudea sekitar 32 km dari Sungai Yordan, tepatnya antara dan Laut Tengah dan Laut Mati. Kota suci tersebut berada di ketinggian 785 mdpl.
Sebelah timur, Yerusalem berbatasan dengan Laut Mati dan Sungai Yordan serta Pegunungan Moab (Alkitab).
Sementara di sebelah Barat berbatasan dengan laut Mediterania dan luas Yerusalem sendiri adalah sekitar 125,156 km persegi.
Peta
Untuk mengetahui peta Yerusalem, bisa melihat tautan ini.
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Dhita Koesno