tirto.id - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), mengatakan Gaza adalah bagian sah dari wilayah Palestina. Ia menegaskan hak-hak warga Gaza tidak boleh dilenyapkan oleh bentuk agresi apa pun. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato resminya di pembukaan sesi ke-9 Dewan Syura, Rabu (10/9).
Dalam pidato yang disiarkan televisi nasional itu, MBS juga mengutuk serangan brutal Israel di kawasan Arab termasuk terhadap Qatar. Ia menyerukan dukungan dari negara-negara Arab dan komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan. Menurutnya, tindakan Israel telah menggoyahkan stabilitas kawasan dan memperburuk nasib warga sipil.
Di sisi lain, Arab Saudi menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara sebagai jalan damai atas konflik Israel-Palestina. MBS menyebut upaya diplomatik kerajaan telah mendorong pengakuan internasional terhadap Palestina. Ia juga menilai solusi damai perlu ditegakkan segera sebelum harapan rakyat, terutama penduduk Gaza, benar-benar musnah.
MBS Kecam Agresi Israel di Gaza dan Doha
MBS mengutuk serangan brutal Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza selama ini. Israel dipandang cukup kejam dalam melakukan kejahatan kelaparan dan pengungsian paksa.
Di sisi lain, Arab Saudi telah mengupayakan selesainya konflik Palestina-Israel melalui Inisiatif Perdamaian Arab yang diluncurkan 2002. Insisiasi ini dikampanyekan agar segera berdiri negara Palestina. Dampaknya, respons berbagai negara untuk mengakui negara Palestina kian meluas yang memperkuat konsensus internasional terkait hal tersebut.
MBS turut mengecam serangan Israel terhadap Qatar sebagai "agresi brutal". Ia jugamendesak negara-negara Arab dan Islam serta komunitas internasional agar ikut mengambil tindakan guna mencegah otoritas Israel melanjutkan aksi kriminal yang mengganggu stabilitas keamanan regional.
Adapun serangan ke ibu kota Qatar, Doha, pada 9 September 2025 dianggap telah melewati batas diplomatik. Hal itu menjadi upaya terang-terangan memperluas konflik.
Serangan udara telah menghantam Doha dan menewaskan enam orang dengan sasaran para pejabat Hamas. Insiden ini terjadi saat mereka tengah membahas proposal gencatan senjata. Situasi tersebut langsung memicu ketegangan baru di antara negara-negara Teluk.
Arab Saudi menyatakan komitmen penuh untuk mendukung Qatar dalam mempertahankan kedaulatannya. Dalam pernyataannya, MBS memastikan Riyadh tidak akan tinggal diam atas pelanggaran seperti itu. Dukungan itu diberikan tanpa syarat.
Qatar selama ini berperan sebagai mediator utama. Namun, posisinya kini justru menjadi target militer. Langkah tersebut dipandang sebagai sabotase atas upaya perdamaian.
Qatar bahkan menyebut serangan itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional. Dengan membidik wilayah Arab, Israel dinilai tidak hanya memperluas konflik, tetapi juga melemahkan jalur diplomasi yang tersisa.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, mengatakan serangan ke Doha sebagai pukulan besar bagi upaya pembebasan sandera.
“Saya pikir apa yang dilakukan Netanyahu kemarin, dia baru saja membunuh semua harapan bagi para sandera itu,” kata Al-Thani, dikutip Al Arabiya.
“Ia harus dibawa ke pengadilan,” tambahnya.
Sementara itu, MBS menekankan pentingnya konsolidasi negara-negara Arab dalam menghadapi agresi lintas batas seperti ini. Ia meminta agar tindakan Israel tidak dibiarkan berkembang tanpa konsekuensi diplomatik. Arab Saudi, kata dia, siap mendorong upaya bersama di tingkat kawasan.
Selain mengecam, Riyadh juga sedang menjalin koordinasi dengan Doha untuk merespons situasi ini. Pertemuan bilateral tingkat tinggi tengah disiapkan, termasuk kemungkinan kunjungan MBS ke Qatar. Langkah ini dianggap penting untuk menyatukan sikap politik regional.
Pembaca yang ingin mengetahui informasi lainnya seputar konflik Timur Tengah dapat mengunjungi tautan di bawah ini.
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id


































