Menuju konten utama

Permasalahan Pengungsi Rohingya di Malaysia dan Sejarahnya

Bagaimana nasib pengungsi Rohingya di Malaysia? Benarkah mereka dibenci juga? Berikut ini sejarah pengungsian Rohingya di Malaysia.

Permasalahan Pengungsi Rohingya di Malaysia dan Sejarahnya
Sejumlah imigran etnis Rohingya yang dipindahkan dari Pantai Ujong Kareung Sabang menunggu pendataan setibanya di tempat penampungan sementara di gedung eks kantor Imigrasi, Punteuet, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/11/2023).ANTARA FOTO/Rahmad/nym.

tirto.id - Pengungsi Rohingya yang mencari perlindungan, bukan hanya datang ke Indonesia. Malaysia juga menjadi negara tujuan warga Rohingya.

Catatan dari UNHCR, pengungsi Rohingya yang ada di Malaysia ada sekitar 107.030 orang hingga akhir Oktober 2023. Mayoritas pengungsi adalah laki-laki, sisanya perempuan.

Berdasarkan laporan Aljazeera, sama seperti Indonesia, Malaysia tidak mempunyai kewajiban menerima pengungsi. Namun, Negara Jiran tersebut telah menerima pengungsi Rohingya sejak 2013.

Pelarangan menampung pengungsi Rohingya pernah diberlakukan oleh Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri. Pelarangan tersebut karena banyak pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kamp-kamp pengungsian.

Ismail Sabri Yaakob menyarankan agar para pengungsi yang diselamatkan dikirim kembali ke tempat asalnya.

"Rohingya harus tahu, jika mereka datang ke sini, mereka tidak bisa tinggal," kata Ismail Sabri mengutip Aljazeera.

Sabri mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Malaysia akan meminta Dhaka untuk mengambil kembali para pengungsi yang ditahan.

Selain itu, pemerintah Malaysia juga akan meminta badan pengungsi PBB, UNHCR, untuk mengembalikan kelompok tersebut ke negara mereka melarikan diri.

Pada Februari 2020, UNHCR telah mendaftarkan sekitar 180.000 pengungsi di Malaysia, sekitar setengahnya adalah Rohingya. Badan ini diizinkan untuk beroperasi di negara ini oleh pemerintah dan mendaftarkan mereka yang dianggap membutuhkan perlindungan.

Sejarah Etnis Rohingya Jadi Pengungsi di Malaysia

Malaysia menjadi salah satu negara tujuan pengungsi Rohingya, pasalnya Malaysia mempunyai sejarah panjang dalam menerima berbagai pengungsi dari sejumlah negara yang mengalami konflik.

Dalam catatan UNHCR, hingga akhir Oktober 2023, terdapat sekitar 184.220 pengungsi dan pencari suaka yang terdaftar di UNHCR di Malaysia.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Rizwan Rafi Togoo yang berjudul “Security Dilemma of Rohingya Refugees in Malaysia”, sejak tahun 2013 Malaysia sudah mengizinkan pengungsi pencari suaka Rohingya.

Saat itu, ada sekitar 40 orang pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di teluk Benggala. Seluruh pengungsi tersebut ditampung oleh Malaysia, tulis Rizwan dalam jurnalnya.

Rizwan juga menjelaskan lebih jauh, selain kedatangan pengungsi baru-baru ini melalui laut, ada juga komunitas Rohingya yang menetap secara informal di seluruh Malaysia selama dua hingga tiga generasi.

Sementara, menurut laporan yang dikeluarkan oleh MMC (Mixed Migration Centre), di masa penyebaran virus Covid-19, Malaysia tetap membuka pintu untuk orang-orang Rohingya.

Kelakuan Pengungsi Rohingya di Malaysia

Ribuan orang yang pengungsi Rohingya di Malaysia meresahkan warga Malaysia. Pasalnya, ada banyak cerita yang membuat pemerintah Malaysia memperketat pengungsi Rohingya memasuki Malaysia.

Dalam laporan Aljazeera, pada tahun 2020, sekitar 269 orang Rohingya diselamatkan dari perahunya yang mengalami kerusakan. Di dalam perahu tersebut ada mayat seorang perempuan.

Setelah melakukan penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian setempat, ternyata perahu yang ditumpangi pengungsi Rohingya tidak rusak. Melainkan sengaja dirusak, agar bisa berlabuh dan perahu tidak bisa digunakan kembali.

Selain mengakali perahu, kelakuan lainnya dari pengungsi Rohingya lainnya adalah sering melakukan pelarian dari kamp-kamp pengungsian.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Rizwan, bahwa pengungsi Rohingya yang membawa keluarganya melarikan diri ke pantai. Akhirnya ditahan oleh polisi Malaysia.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Sulthoni

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Sulthoni
Penulis: Sulthoni
Editor: Dipna Videlia Putsanra