Menuju konten utama

Asal-Usul Etnis Rohingya di Aceh, Berasal dari Negara Mana?

Asal-usul Etnis Rohingya di Aceh, berasal dari negara manakah mereka? Penjelasan selengkapnya akan dibahas pada artikel berikut ini.

Asal-Usul Etnis Rohingya di Aceh, Berasal dari Negara Mana?
Pengungsi etnis Rohingya berjalan menuju tempat penampungan sementara di Gedung SKB Bireuen, Aceh, Senin (16/10/23). ANTARA FOTO/Rahmad/hp.

tirto.id - Pengungsi Rohingnya gelombang ketiga pada November 2023 yang mendarat di Aceh mendapat penolakan. Warga Desa Pante Sukon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, tidak menghendaki kedatangan mereka.

Pengungsi yang hendak mendarat Kamis (16/11/2023) kemarin, ditolak warga dengan mendatangi pesisir pantai.

Alasan penolakan ini terkait informasi bahwa imigran yang datang sebelumnya, memiliki perilaku kurang baik. Mereka tidak mengindahkan norma-norma masyarakat setempat.

Kendati demikian, warga setempat tetap membantu memberikan makanan, minuman, hingga bahan bakar minyak setelah mendapatkan penjelasan dari kepolisian.

Warga juga menyediakan boat sebagai penarik kapal imigran Rohingnya untuk kembali ke laut. Setelah mendapatkan bantuan, para imigran etnis Rohingnya disuruh naik lagi ke kapal.

Sebanyak lima pengungsi etnis Rohingnya tetap berada di lokasi. Mereka dalam keadaan lemah dan memerlukan perawatan medis. Pengungsi yang tetap tinggal ditangani UNHCR dan diungsikan di Gedung SKB Cot Gapu, Bireuen.

Imigran Rohingnya mendarat di kawasan Kabupaten Pidie dan Bireun, Aceh, semenjak 14 November 2023. Mereka menggunakan kapal untuk transportasi. Jumlah imigran tercatat 346 orang di Pidie dan 249 orang di Bireuen.

Etnis Rohingya dari Mana?

Rohingya adalah etnis minoritas muslim yang mempraktikkan Islam Sunni dan dipengaruhi sufisme. Jumlah etnis Rohingya kurang lebih mencapai 3,5 juta jiwa d seluruh jiwa.

Sebelum peristiwa berdarah Agustus 2017, orang Rohingya di Myanmar mendiami negara bagian Rakhine dan populasi mereka mencapai hampir sepertiga total penduduk negara.

Asal-usul etnis Rohingya di Myanmar diperkirakan telah ada sejak abad 15. Saat itu ribuan umat Islam mendatangi bekas Kerajaan Arakan. Selain itu, etnis ini banyak pula yang datang pada abad 19 dan awal abad 20 ketika Rakhine masih menjadi bagian British India di zaman kolonial.

Keberadaan etnis Rohingya tidak diakui semenjak kemerdekaan Burma pada 1948. Negara yang kemudian berganti nama menjadi Myanmar pada 1989 ini juga menolak klaim historis Rohingya. Etnis Rohingnya tidak diakui sebagai bagian dari 135 kelompok etnis resmi negara tersebut.

Alhasil status kewarganegaraan etnis Rohingya mengambang. Mereka dianggap imigran ilegal dari Bangladesh kendari telah berabad-abad mendiami Rakhine di Myanmar.

Apa Alasan Etnis Rohingya Mengungsi ke Negara Lain?

Etnis Rohingya merupakan kelompok etnis minoritas muslim yang mendapatkan diskriminasi dari negaranya. Kelompok penganut Budha juga turut melakukan diskriminasi sehingga mudah sekali terjadi konflik agama. Pemerintah Myanmar sendiri tidak mengakui etnis ini bagian dari sebagai bagian dari sejarah negara.

Pemerintah Myanmar dikenal cukup lama memberikan kebijakan diskriminatif bagi orang Islam, terutama etnis Rohingya. Menurut laman Council of Foreign Relations, sejak akhir 1970-an pemerintah setempat memaksa ratusan ribu muslim Rohingya untuk meninggalkan rumah mereka.

Etnis Rohingya mau tidak mau mesti meninggalkan kediamannya agar tetap bertahan. Mereka lantas mengungsi ke berbagai wilayah hingga lintas negara. Pengungsian jalur darat membawa mereka ke Bangladesh dan saat menggunakan jalur laut akan menuju Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar paling parah terjadi pada 2017. Saat itu warga etnis Rohingya diperlakukan sadis dengan adanya pemerkosaan, pembunuhan, hingga pembakaran. Situasi yang tidak aman tersebut memicu eksodus besar-besaran warga Rohingya hingga lebih dari 700 ribu orang mengungsi,

Di sisi lain, pasukan keamanan Myanmar juga terkesan membiarkan keadaan. Tidak sedikit warga Rohingya menghadapi sikap represif petugas.

Pemerintah Myanmar mengklaim peristiwa tersebut sebagai bentuk kampanye militer untuk mengembalikan stabilitas wilayah barat negaranya. PBB melihat cara-cara jahat yang dilakukan pemerintah terhadap etnis Rohingya mengarah pada dugaan genosida. Hanya saja, Pemerintah Myanmar membantah pernyataan tersebut.

Sebagian warga etnis Rohingya sampai saat ini masih ditemukan mengungsi ke negara lain. Indonesia menjadi salah satu tujuan pengungsian, meski akhir-akhir ini ada penolakan warga akibat permasalahan ketidakpatuhan pengungsi terhadap norma-norma di wilayah setempat.

Baca juga artikel terkait ETNIS ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno