Menuju konten utama

Pengertian Asam, Basa, dan Garam serta Perbedaannya

Pengertian asam, basa, dan garam yang kerap kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini pengertian, ciri-ciri, dan perbedaannya.

Pengertian Asam, Basa, dan Garam serta Perbedaannya
Ilustrasi garam epsom. Adapun asam, basa, dan garam merupakan senyawa yang memiliki ciri-ciri berbeda. foto/istockphoto

tirto.id - Larutan asam, basa, dan garam merupakan senyawa yang kerap dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga jenis senyawa ini punya reaksi kimia dan ciri-ciri yang berbeda.

Benda bersifat basa sering digunakan manusia dalam pembuatan berbagai jenis sabun. Sedangkan benda yang bersifat asam, kerap diolah sebagai bahan pembersih kerak lantai kamar mandi.

Sementara itu, garam merupakan bentuk reaksi yang berbeda dari perpaduan basa maupun asam. Berikut penjelasan tentang reaksi kimia asam, basa, dan garam serta perbedaannya.

Pengertian Asam, Basa, dan Garam

Untuk mengetahui bagaimana perbedaan asam, basa, dan garam, kita dapat mempelajari dahulu definisi masing-masing senyawa. Contoh asam, basa, dan garam ini dirangkum dari pendapat seorang ahli kimia, berikut pengertiannya.

1. Pengertian Asam

Dikutip dari Modul Guru Pembelajar IPA Terapan SMK, ada seorang ahli kimia asal Swedia yang bernama Svante August Arrhenius. Hidup pada 1859-1927, ia mendefinisikan asam sebagai senyawa elektrolit yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+ (Hidrogen).

Arrhenius juga menyampaikan bahwa ion sisa asam mengandung muatan negatif. Salah satu contoh asam adalah hidrogen klorida, seandainya dilarutkan dalam air menjadi ion H+ dan ion Cl-.

Seiring dengan perkembangan ilmu kimia, kini materi asam, basa, dan garam dapat diukur menggunakan kertas lakmus. Jika asam dilarutkan dalam air, angka pH akan menunjukkan kurang dari 7.

Asam ada yang bersifat racun, namun ada pula yang dibutuhkan tubuh dan bermanfaat seperti senyawa asam pada buah-buahan. Misalnya jeruk punya asam sitrat dan anggur punya asam tartrat.

Zat pembangun tubuh kita ada pula yang terbentuk dari asam, misalnya lemak serta protein yang terbentuk dari asam amino. Kemudian di lambung ada asam klorida untuk mencerna makanan, di darah ada asam karbonat, dan asam fosfat sebagai pengangkut makanan.

Adapun asam dibagi atas yang sifatnya kuat dan lemah. Asam kuat bisa terionisasi sepenuhnya, berbeda dengan asam yang terionisasi sebagian dan termasuk kategori asam lemah.

Berikut ini contoh asam lemah dan asam kuat.

1) Asam Kuat

  • HCl + air menjadi H+ + Cl-
  • H2SO4 + air menjadi 2 H+ + SO42-

2) Asam Lemah

  • CH3COOH + air → CH3COO- + H+ (asam asetat/asam cuka)
  • HCOOH + air → H+ + HCOO- (asam format/asam semut)
  • HCN + air → H+ + CN- (asam sianida terdapat pada singkong)

2. Pengertian Basa

Arrhenius juga memberikan pengertiannya sendiri terkait senyawa basa. Ia mendefinisikan basa sebagai senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH- (ion Hidroksida).

Pembentukan ion OH- terjadi lantaran senyawa hidroksida bisa mengikat suatu elemen, ketika dimasukkan ke air. Basa juga diklaim sebagai penetral asam (H+), sehingga reaksi yang muncul air (H2O).

Contoh sederhana senyawa basa dapat dilihat dari sabun mandi. Dinukil dari laman Sumber Belajar Kemdikbud, basa ini ternyata bisa pula memberikan efek korosif kepada rambut dan kulit.

Misalnya basa kaustik yang mengandung NaOH dan KOH yang berpotensi merusak rambut serta membakar kulit. Kemudian larutan basa (sodium stearat) atau amonium hidroksida encer membuat rambut kasar dan merenggangkan kutikula, bahkan menyebabkan rambut kering serta kusut.

Adapun jika diukur, basa kuat bisa mencapai pH 10 sampai 14. Semakin tinggi kandungan basa, potensi kerontokan rambut akibat komponen-komponennya yang rusak akan kian meninggi.

Berikut ini dua contoh larutan basa.

  • KOH + air → K+ + OH-
  • Ca(OH)2 + air → Ca2+ + 2 OH-

3. Pengertian Garam

Garam bersifat asam atau basa? Senyawa garam ini merupakan hasil perpaduan antara reaksi asam dan basa. Oleh sebab itu, garam punya reaksi pembentukan senyawanya tersendiri.

Secara umum, garam menyiratkan bahwa asam + basa akan menjadi garam + air. Contoh reaksi kimia garam dapat dirumuskan melalui simbol sebagai HCl + KOH menjadi KCl + H2O.

Adapun contoh konkretnya dapat dilihat dari garam dapur, NaCl, atau biasa disebut pula natrium klorida. Pemerolehan garam dapur diambil dari air laut, melewati proses penguapan dan kristalisasi.

Ciri-Ciri Asam, Basa, dan Garam

Ciri-ciri asam dan basa maupun garam masing-masing memiliki perbedaan yang begitu jelas. Setelah mengetahui bagaimana pengertian dan reaksi di atas, berikut ini dijelaskan ciri-ciri asam, basa, dan garam.

1. Ciri-Ciri Asam

Seperti penyebutannya, asam memiliki rasa yang secara umum masam. Rasa ini bisa diterka menggunakan indera perasa, khususnya pada buah-buahan yang mengandung asam seperti jeruk.

Berikut ini ciri-ciri asam selengkapnya.

  • Rasa dari asam umumnya masam, contohnya rasa masam pada jeruk dan buah lainnya akibat kandungan asam sitrat.
  • Membuat kertas lakmus biru berubah menjadi merah.
  • Larut dalam air.
  • Jika bereaksi dengan basa akan membentuk garam.
  • Bersifat korosif atau menyebabkan korosi logam atau karat. Dapat juga melarutkan kain katun serta kain linen.
  • Bersifat menghantar listrik.

2. Ciri-Ciri Basa

Berbeda dari asam, senyawa basa akan terasa pahit seandainya dirasakan menggunakan indera perasa. Untuk memahami ciri-ciri senyawa basa secara lengkap, Anda bisa melihat daftar berikut.

  • Rasanya pahit.
  • Terasa licin saat bereaksi dengan minyak dari kulit (dalam peristiwa penyabunan).
  • Membuat warna lakmus merah menjadi biru.
  • Jika bereaksi dengan asam membentuk garam dan air.
  • Menghantarkan arus listrik.
  • Basa kuat bersifat kaustik dan dapat melarutkan wool, sutra, serta rambut.
  • Basa bentuk erosol digunakan untuk membersihkan logam karena logam bereaksi dengan basa.
  • Umumnya berbentuk padat, kecuali NH4OH.
  • Basa sukar larut dalam air, kecuali NH4OH, KOH, NaOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2, Ca(OH)2.
  • Umumnya basa berwarna putih.

3. Ciri-Ciri Garam

Seperti yang diketahui bahwa garam diperoleh dari penguapan air laut, kemudian mendapatkan proses kristalisasi. Lantaran berasal dari air, ciri utama senyawa garam adalah larut dalam air.

Berikut ini ciri-ciri garam berdasarkan reaksi, bentuk, maupun titik didih.

  • Larut dalam air, misalnya KNO3, NH4Cl, dan Na2SO4.
  • Adapula yang sukar larut dalam air seperti BaSO4, CaCO3, dan PbCO3.
  • Berbentuk padat.
  • Memiliki titik didih yang cenderung tinggi.

Perbedaan Asam, Basa, dan Garam

Asam dan basa pada dasarnya saling kontra satu sama lain, sehingga komposisi yang setara bisa menghasilkan senyawa netral. Namun demikian, perbedaan jumlah zat terlarut berpotensi mengalahkan salah satu senyawanya.

Adapun asam, basa, dan garam dapat dibedakan berdasarkan tiga kategori. Mulai dari perbedaan perihal rasa, reaksi kimia, dan warna kertas lakmus.

1. Perbedaan Asam, Basa, dan Garam Berdasarkan Rasa

Suatu zat akan disebut sebagai larutan asam, seandainya mengandung rasa masam ketika dicicipi airnya, demikian dikutip dari artikel bertema "Chemistry" rilisan laman By Ju’s. Sementara itu, basa diklaim terasa pahit.

Adapun senyawa garam memiliki rasa yang asin, sebagaimana garam dapur atau NaCl yang kerap diperdagangkan. Perasa garam ini kerap ditambahkan kalium tertentu untuk menghasilkan garam yodium.

2. Perbedaan Asam, Basa, dan Garam Berdasarkan Reaksi Kimia

Asam, basa, dan garam berbeda pula berdasarkan reaksi kimia yang dihasilkan. Reaksi kimia asam menunjukkan elektrolit, jika dilarutkan dalam air, akan menguraikan hasil hidrogen serta ion negatif.

Kemudian basa, jika dilarutkan ke dalam air, akan menghasilkan uraian ion OH- atau ion hidroksida. Adapun garam sebagai senyawa netral merupakan perpaduan antara reaksi kimia asam dan basa.

3. Perbedaan Asam, Basa, dan Garam Berdasarkan Warna Kertas Lakmus

Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk menguji kadar keasaman bahan. Adapun kertas ini terbuat dari bahan kimia yang akan berubah warna, jika dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa.

Asam akan mengubah warna kertas lakmus dari biru menjadi merah, sementara basa mengubah warna dari merah ke biru. Di sisi lain, garam yang dicelupkan kertas lakmus tidak akan mengubah warna.

Baca juga artikel terkait ASAM BASA atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Edusains
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Yuda Prinada