tirto.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar Apel Kesiapsiagaan Mengantisipasi Musim Penghujan 2024 di Silang Monas Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, pada Jumat (22/11/2024). Apel ini diikuti 1.875 personel gabungan serta prasarana dan sarana penanggulangan banjir dan dipimpin Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi.
Teguh menekankan pentingnya melakukan langkah antisipasi dan meneruskan upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi musim penghujan 2024-2025.
Hal ini berkaitan dengan intensitas curah hujan di Jakarta yang diprediksi meningkat signifikan dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan banjir, genangan, tanah longsor dan pohon tumbang.
Oleh karena itu, dia menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk bersinergi meningkatkan kesiapsiagaan bencana hingga puncak musim hujan pada Februari 2025.
"Diperlukan kesiapsiagaan dan upaya mitigasi yang dilakukan oleh Pemprov DKI dan elemen masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya," kata dia.
Langkah antisipasi yang pertama adalah upaya peningkatan infrastruktur dan teknologi, dengan pembangunan waduk, serta normalisasi beberapa sungai utama, juga peningkatan kapasitas pompa air sebagai infrastruktur pengendalian banjir telah menunjukkan hasil positif dengan berkurangnya titik-titik banjir. Pembersihan saluran air yang dilakukan secara rutin jug turut mencegah penyumbatan yang menyebabkan genangan.
"Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti sistem peringatan dini berbasis digital dan pemantauan cuaca real-time harus terus dioptimalkan," ujar Teguh.
Kemudian, langkah antisipasi lainnya adalah menyiapkan sarana dan prasarana penanganan banjir, termasuk penyiapan pompa air stasioner dan portabel di berbagai titik rawan banjir. Penyiapan perahu dan sarana evakuasi, serta posko siaga bencana juga perlu dilakukan.
Lebih lanjut, sinergi dengan berbagai pihak juga sangat penting diperhatikan. Hal ini dikarenakan penanganan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan sinergi yang kuat dengan berbagai elemen masyarakat.
“Dengan meningkatkan koordinasi dan komunikasi lintas sektor, upaya penanggulangan bencana dapat berjalan efektif dan efisien,” ungkap dia.
Selain itu, partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting dalam upaya mitigasi bencana. Oleh karenanya, Teguh mengajak seluruh warga Jakarta, melalui para Ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat untuk aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ucap dia.
“Tidak membuang sampah sembarangan, serta memantau dan melaporkan potensi bencana di sekitar wilayahnya,” tuturnya.
Selanjutnya, Teguh meminta seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Mulai dari tingkat provinsi, kota, kecamatan hingga kelurahan, harus selalu siaga dan waspada, khususnya saat menghadapi hujan dengan intensitas tinggi.
“Melakukan monitoring secara berkala terhadap kondisi infrastruktur, titik-titik rawan bencana, dan kesiapan persediaan logistik, guna memastikan kesiapan dalam menghadapi berbagai kemungkinan,” kata dia.
Langkah anitipasi terakhir, Teguh juga menyoroti edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana, termasuk menyelamatkan diri saat terjadi banjir.
“Lokasi pengungsian harus betul-betul sudah disiapkan. Dan juga perlu kita boradcast, informasikan, terkait nomor-nomor darurat yang dapat dihubungi,” tandasnya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Anggun P Situmorang