tirto.id - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan Presiden Prabowo Subianto ingin Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) menyediakan unit usaha apotek atau klinik desa agar menyediakan obat dengan harga yang terjangkau.
Sudaryono mengatakan hal itu terinspirasi dari sistem layanan kesehatan di India yang menyediakan pelayanan obat dengan harga murah.
“Di India, obat penurun darah tinggi harganya bisa 10 persen dari harga di Indonesia. Kami ingin warga desa punya akses kesehatan yang murah dan dekat,” ujar Sudaryono dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (22/4/2025).
Sudaryono menekankan pentingnya implementasi koperasi desa yang tidak hanya dibentuk secara administratif, tapi juga memiliki kegiatan usaha wajib yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat desa.
“Keinginan Presiden jelas. Koperasi desa jangan hanya dibentuk, tapi harus benar-benar jalan. Diantaranya harus ada gerai sembako, klinik desa, apotek desa, simpan pinjam, cold storage untuk ikan dan daging, serta penyedia pupuk,” jelasnya.
Sudaryono mencontohkan model usaha koperasi yang pasti berjalan seperti penyalur pupuk subsidi, pangkalan LPG, hingga distributor sembako murah seperti minyak goreng, beras, dan gula.
“Kalau koperasi jadi penyalur minyak goreng subsidi, ya pasti jalan. Karena orang akan datang ke situ. Bahkan bisa jadi mitra Bulog untuk penyerapan gabah langsung dari petani,” terangnya.
Dalam pernyataannya, Sudaryono menegaskan bahwa keterlibatannya sebagai Dewan Pembina DPP PAPDESI (Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) adalah bagian dari upaya mendukung penuh program Koperasi Desa Merah Putih, yang telah mendapat restu langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
“Secara struktural saya ini masih anak buah. Anak buah Pak Presiden dan anak buah Pak Menteri. Jadi kalau dipanggil ke Istana, semua agenda bisa batal. Karena di Republik ini tidak ada yang lebih tinggi pangkatnya dari Presiden,” ujar Sudaryono.
Melalui peran aktif PAPDESI, Sudaryono berharap program Koperasi Desa Merah Putih dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa dan memperkuat kemandirian pangan nasional.
“Papdesi harus menjadi pelopor perubahan dari desa. Kami mulai dari bawah, kami buktikan bahwa desa bisa jadi kekuatan utama pembangunan,” pungkasnya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto