tirto.id - Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai cukup panjang. Mengacu laman Badan Informasi Geospasial, panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 km2.
Banyaknya pantai yang tersebar di wilayah Indonesia membuat area ini jadi salah satu tempat favorit untuk berwisata. Pantai sudah lazim menjadi obyek wisata alam masyarakat, terutama di musim berlibur.
Akan tetapi, pantai juga termasuk daerah yang memiliki potensi terjadinya bencana tsunami. Lantas, bagaimana mengenali tanda-tanda bencana tsunami? Apa saja mitigasi untuk wisatawan saat ke pantai?
Tanda-Tanda Bencana Tsunami
Bencana tsunami bisa kapan saja terjadi. Sebagai persiapan untuk menghadapi bencana tsunami, Anda perlu memperhatikan tanda-tanda munculnya bencana tsunami.
Tanda-tanda peristiwa tsunami umumnya diawali oleh gempa yang sangat kuat. Di samping itu, terdapat beberapa tanda lain yang memperkuat kemunculan tsunami.
Dikutip dari buku Panduan Mitigasi Lengkap & Mudah Dipahami Update 2024, berikut ini rincian tanda-tanda bencana tsunami:
-Gempa yang sangat kuat. Pusat gempa biasanya terjadi di laut dengan kedalaman kurang dari 60 km dan minimal berkekuatan magnitudo 7.0, dengan jenis patahan vertikal.
-Selain gempa yang kuat, tanda-tanda tsunami juga bisa dikenali dari gempa yang terasa lemah, namun berdurasi panjang dan berayun.
-Suara dentuman keras beberapa saat setelah gempa
-Air laut dan sungai di dekat muara mendadak surut
-Tercium aroma laut dan ikan yang amat kuat
-Terdengar suara gemuruh dari tengah laut
-Dinding air laut raksasa keputihan di tengah laut
-Burung-burung berterbangan dari laut, mengarah ke daratan
-Binatang cenderung menjauhi laut
Panduan Lengkap Mitigasi Bencana saat Wisata ke Pantai
Panduan lengkap mitigasi bencana saat wisata ke pantai perlu diketahui oleh warga atau masyarakat. Apalagi, pantai merupakan daerah yang kerap dikunjungi wisatawan. Pantai menjadi area berlibur dan berekreasi.
Warga atau masyarakat yang berlibur di pantai umumnya akan melakukan aktivitas berenang. Selain itu, mereka juga biasanya menikmati makanan hasil laut di pantai. Namun, pantai sejatinya termasuk daerah rawan bencana.
Bencana alam yang jamak terjadi di wilayah pantai adalah tsunami. Jangkauan gelombang tsunami dapat mengancam manusia yang ada di bibir pantai. Oleh karenanya, jika hendak berlibur ke pantai, warga atau masyarakat perlu memperhatikan panduan mitigasi bencana terlebih dahulu.
Masih melansir buku Panduan Mitigasi Lengkap & Mudah Dipahami Update 2024, berikut ini adalah panduan lengkap mitigasi bencana saat wisata ke pantai:
-Baca dan pelajari rambu evakuasi tsunami di pantai.
-Jika tidak ada, cari terlebih dahulu jalur evakuasi tercepat dan terdekat yang menuju ke perbukitan atau bangunan tinggi.
-Bila masih tidak ada, tentukan jalan yang ingin dipilih untuk evakuasi mandiri. Jalan harus mengarah lurus, menjauhi pantai.
-Perhatikan jumlah pengunjung. Kepadatan pengunjung berdampak pada sulitnya evakuasi. Karenanya, hindari pantai yang padat wisatawan.
-Pantau informasi BMKG. Skala minimal 6.5 dan episentrum berada di dekat palung sudah cukup untuk menjauhi bibir pantai, meski tak ada peringatan Tsunami.
-Apabila ada peringatan tsunami, segera evakuasi. Tidak perlu menanti air laut surut, mengingat tanda tsunami terkadang tak selalu diawali surutnya air laut.
-Utamakan keselamatan. Tidak perlu membuat dokumentasi, karena nyawa lebih berharga.
-Bila kondisi pantai sepi, parkirlah kendaraan di tempat yang paling mudah dijangkau dan dekat ke arah akses pintu keluar. Jangan bermain terlalu jauh dari lokasi parkir kendaraan.
-Apabila kondisi pantai ramai, jangan gunakan kendaraan saat evakuasi tsunami. Hal ini bisa memperlambat evakuasi. Bantu pengunjung pantai yang tengah dilanda kepanikan, khususnya anak-anak dan orang tua.
Cara Bertahan setelah Bencana Tsunami
Langkah yang diperlukan dalam menghadapi tsunami tidak hanya berlaku saat terjadi bencana saja. Berbagai tindakan yang dilakukan setelah bencana tsunami juga menentukan keselamatan Anda.
Berikut ini adalah cara bertahan setelah terjadi bencana tsunami:
-Jauhi area tergenang dan rusak. Tunggu sampai dinyatakan aman dari pihak berwenang.
-Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
-Utamakan keselamatan Anda terlebih dahulu. Usahakan untuk mengurangi kekhawatiran barang-barang Anda saat situasi belum aman.
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani