tirto.id - Indonesia merupakan negara yang sebelah selatannya menjadi pertemuan dua lempeng tektonik, di antaranya Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Potensi gempa akibat kedua lempeng tersebut bisa juga menyebabkan terjadinya tsunami.
Tsunami merupakan gelombang air laut yang datang ke daratan secara cepat. Terdapat beragam penyebab yang bisa memicu bencana ini, salah satunya gempa bumi yang telah disebut sebelumnya. Selain itu, dapat juga terjadi akibat longsor dan letusan gunung api.
Berdasarkan catatan situs Pusat Krisis Kementerian Kesehatan RI, pada 22 Desember 2018 sempat terjadi gempa bumi di daerah Lampung dan Banten. Hal ini terjadi lantaran letusan Gunung Anak Krakatau di sekitaran Selat Sunda.
Bencana tersebut mengakibatkan hilangnya nyawa 426 orang. Sementara itu, ada juga sejumlah 23 manusia yang hilang ketika itu terjadi.
Lantas, bagaimana tanda-tanda akan terjadinya tsunami?
Tanda-tanda Alam Terjadinya Tsunami
Berdasarkan ungkapan Subandono, dilansir dari situs Kabupaten Bantul, ketika tsunami datang, warga diimbau untuk melarikan diri sejauh 2 kilometer.
Pelariannya ini mesti ke daerah yang memiliki ketinggian lebih dari pantai, misal perbukitan dan dataran tinggi lainnya.
Akan tetapi, hal tersebut tentunya baru bisa kita lakukan setelah mengetahui bencana akan datang.
Oleh sebab itu, pengenalan terhadap beberapa tanda alam akan terjadinya tsunami perlu kita ketahui.
Berikut ini daftar tanda-tanda alam tersebut lengkap dengan penjelasannya.
1. Adanya gempa bumi
Menurut situs BPBD Kabupaten Buleleng, orang yang tinggal di dekat pantai mesti hati-hati ketika ada gempa bumi.
Hal ini ditulis karena gempa bumi di daerah laut bisa menyebabkan gelombang terhempas ke daratan.
2. Terdengarnya suara bergemuruh
Ketika tsunami belum terjadi, akan ada suara aneh yang berlainan dengan ombak pinggir pantai biasa.
Suara ini cenderung bergemuruh karena pengaruh resonansi gulungan air dengan dasar laut yang semakin dangkal.
3. Surutnya air laut
Pasang surut air laut mungkin biasa dikenal dengan periode alam yang alami. Akan tetapi, surutnya air ketika pra-tsunami itu lebih rendah lagi serta tak kenal periode.
Seperti yang diketahui masyarakat pesisir, surut adalah hal lumrah di waktu tertentu. Namun, penyurutan sebelum terjadinya tsunami terjadi di waktu yang berlainan dari aturan tersebut.
4. Perubahan kondisi alam dan perilaku hewan di pesisir
Selain beberapa tanda di atas, ada juga tanda-tanda akan terjadinya tsunami lain yang dapat dilihat dengan perubahan gerakan angin. Lalu, tekanan udara di wilayah pesisir pun akan berubah serta cuacanya ekstrem.
Bukan hanya itu, beberapa hewan terkadang juga mencerminkan keresahannya ketika berada dekat sekitar pantai.
Sebelum tsunami terjadi, ada beberapa fauna yang melarikan diri ke pertengahan daratan atau dataran yang lebih tinggi.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno