Menuju konten utama

Mitigasi Gempa dan Tsunami Sebelum, Saat, & Setelah Terjadi Bencana

Mitigasi bencana gempa dan tsunami sebelum, saat, serta setelah terjadi bencana.

Mitigasi Gempa dan Tsunami Sebelum, Saat, & Setelah Terjadi Bencana
Sejumlah siswa menggotong temannya yang pingsan saat simulasi gempa bumi disertai tsunami di SMP Taman Sastra, Desa Jimbaran, Badung, Bali, Selasa (5/11/2019). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/aww.

tirto.id - Terjadinya bencana alam di negara seperti Indonesia bukanlah suatu hal yang baru, meskipun dampaknya bersifat membahayakan.

Pasalnya, secara geografis wilayah Indonesia terletak di antara dua samudera besar, yakni samudera Hindia dan samudera Pasifik.

Selain itu, wilayah Indonesia juga berada di daerah lempeng tektonik, yakni cincin api (ring of fire).

Ring of fire dapat diartikan dengan adanya hubungan aktif antara gunung api yang menjalar dari Indonesia sampai Jepang. Kemudian, menyambung dari Alaska melalui bagian barat AS hingga menuju Amerika Selatan.

Keadaan wilayah Indonesia seperti keterangan di atas, menjadi hal wajar apabila negara tersebut kerap mengalami gempa bumi dan tsunami.

Sebagai masyarakat yang hidup dalam negara rawan bencana, tentunya diperlukan adanya mitigasi bencana.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi dapat dimaknai dengan tindakan mengurangi dampak bencana.

Secara sederhana, masyarakat Indonesia dianggap perlu memahami mitigasi untuk mengurangi apabila suatu waktu terjadi bencana gempa bumi maupun tsunami.

Mitigasi Gempa Bumi: Sebelum, Saat, dan Setelah Terjadi Bencana

Gempa bumi adalah peristiwa di mana bumi mengalami peristiwa guncangan yang disebabkan adanya tumbukan antara lempeng bumi.

Tumbukan lempeng dapat terjadi sebagai akibat dari adanya aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunung berapi maupun runtuhan bangunan.

Proses mitigasi bencana gempa bumi dapat dilakukan dalam keadaan sebelum, ketika, dan setelah peristiwa terjadi.

Dikutip dari laman BPDB Jogjakarta, beberapa proses mitigasi bencana gempa bumi sebelum, ketika, dan setelah peristiwa terjadi sebagai berikut:

Mitigasi sebelum terjadinya gempa bumi:

  • Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.
  • Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
  • Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar dan persediaan obat-obatan.
  • Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu, Anda bisa merenovasi bagunan-bangunan yang sudah rentan.
  • Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar pengguna lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Mitigasi ketika terjadinya bencana gempa bumi:

1. Jika saat terjadi gempa bumi dan Anda berada di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat:

  • Guncangan akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu, upayakan keselamatan diri anda dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca.
  • Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari ke luar rumah.
  • Jika anda sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  • Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain. Tetap lindungi kepala Anda dan segera menuju ke lapangan terbuka.
  • Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
  • Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan, gunakanlah tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola gedung.
  • Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
  • Apabila anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
2. Jika anda berada di dalam mobil:

  • Saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar, Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil.
  • Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.
  • Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memperhatikan lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
Mitigasi setelah terjadinya bencana gempa bumi:

  • Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
  • Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda setelah gempa bumi berhenti. Perhatikan reruntuhan maupun benda-benda yang membahayakan pada saat evakuasi.
  • Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
  • Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
  • Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik dan air. Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari daerah yang rawan longsor.
  • Jika di dalam mobil, berhentilah di pinggir jalan, tetapi tetap berada di dalam mobil. Hindari berhenti di bawah atau di atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.
Mitigasi Tsunami: Sebelum, Saat, dan Setelah Terjadi Bencana

Tsunami merupakan bencana alam berupa pusaran air bawah laut dalam bentuk gelombang besar yang disebabkan karena adanya pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunung api, dan jatuhnya meteor.

Tsunami sendiri dapat bergerak cepat dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang mencapai 30 meter.

Proses mitigasi bencana alam tsunami dapat dilakukan dalam keadaan sebelum, ketika, dan setelah peristiwa terjadi.

Dikutip dari laman BPDB Pacitan, beberapa proses mitigasi bencana tsunami sebelum, ketika, dan setelah peristiwa terjadi sebagai berikut:

Mitigasi sebelum dan ketika terjadi tsunami:

  • Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempa bumi di sekitar wilayah pantai.
  • Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
  • Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat gelombang dan berada terlalu dekat, segera menjauh.
  • Waspada apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan harus diperhatikan.
Mitigasi setelah terjadi tsunami:

  • Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.
  • Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
  • Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.

Baca juga artikel terkait MITIGASI GEMPA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno