Menuju konten utama

Mitigasi Bencana Angin, Topan, Badai, dan Dampak Siklon Tropis

Dampak kerusakan yang ditimbulkan dari topan, badai, atau siklon tropis cukup besar, sehingga dibutuhkan rencana mitigasi untuk menghadapi bencana tersebut.

Mitigasi Bencana Angin, Topan, Badai, dan Dampak Siklon Tropis
Topan Mangkhut di Victoria Harbour, Honk Kong. AP/Vincent Yu

tirto.id - Cuaca ekstrem yang disebabkan topan, badai, atau siklon tropis dapat mengakibatkan kerusakan hingga jatuhnya korban jiwa.

Mengingat dampak kerusakan yang ditimbulkan dari topan, badai, atau siklon tropis cukup besar, maka dibutuhkan sebuah rencana mitigasi khusus untuk menghadapi bencana tersebut.

Di Indonesia topan, atau badai siklon tropis pernah terjadi beberapa kali dan dapat terjadi lagi di masa depan. Kasus terakhir terjadi pada April 2021, dimana badai siklon tropis seroja melanda 21 kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Akibat peristiwa tersebut terdapat 182 orang meninggal dunia, 47 orang hilang, 184 orang luka-luka, dan 84.876 masyarakat mengungsi.

Banyaknya korban yang terdampak bencana ini memicu upaya mitigasi serta pencegahan yang dilakukan oleh lembaga berwenang setempat, salah satunya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Kedepannya harus mengupayakan mitigasi dan pencegahan. Memperbanyak simulasi-simulasi bencana kepada masyarakat termasuk literasi kebencanaan bisa diakses secara langsung oleh masyarakat,” kata Raditya Jati, Plt.Deputi Sistem dan Strategi BNPB, dalam rilis Lapan.

Ditambah, baru-baru ini Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan himbauan waspada siklon tropis selama 22 hingga 26 Desember 2021.

Himbauan tersebut ditunjukkan bagi tiga wilayah yang berpotensi terdampak, yaitu Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT.

"Berkaitan dengan informasi tersebut Badan Geologi, Kementerian ESDM mengimbau kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah di Maluku, NTB, dan NTT untuk mewaspadai potensi terjadinya longsor dan banjir bandang/aliran bahan rombakan," kata Kepala PVMBG, Andiani, Rabu (22/12/2021).

Apa Itu Mitigasi Bencana?

Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko serta dampak bencana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2008, mitigasi bencana diupayakan dalam dua hal, yaitu melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Rencana mitigasi bisa disebut sebagai investasi yang dapat meminimalisir dampak kerugian ketika terjadi suatu bencana atau kondisi darurat. Tujuan utama mitigasi bencana tentunya mengurangi jatuhnya korban jiwa, korban luka, hingga kerusakan wilayah hidup akibat bencana.

Mitigasi Bencana Topan dan Badai

Menurut "Pedoman Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil" yang dirilis oleh Departemen Kelautan dan Perikanan, upaya mitigasi bencana angin topan dan badai dibagi menjadi dua, yaitu struktural dan non struktural.

Upaya mitigasi bencana angin topan dan badai struktural bersifat teknis dan bertujuan untuk menciptakan lingungan yang lebih tahan bencana angin topan atau badai.

Contoh mitigasi bencana angin topan dan badai struktural adalah low cost roof retrofiting. Upaya ini dilakukan dengan merancang struktur atap bangunan dari yang rentan terhadap kerusakan akibat angin, menjadi atap dengan struktur yang lebih kuat.

Selain upaya mitigasi struktural, terdapat juga upaya mitigasi bencana angin topan dan badai non sruktural. Mitigasi bencana non struktural bersifat tidak teknis dan berkaitan dengan penyesuaian serta pengaturan tentang kegiatan manusia.

Upaya mitigasi topan dan badai non struktural meliputi:

  • perancangan peraturan perundangan yang mengatur bencana alam;
  • pemetaan area bahaya sentakan badai;
  • audit kerenatan garis hidup (lifeline vulnerability audits) untuk mempromosikan kesiagaan masyarakat terkait bencana;
  • sosialisasi peraturan pembangunan dan cara konstruksi bangunan tahan bencana alam yang baik serta aman;
  • pengembangan sistem peringatan dini bencana angin topan dan badai.

Dampak Siklon Tropis

Siklon tropis adalah badai atau topan yang terbentuk di wilayah perairan tropis dengan suhu yang hangat. Melansir dari BMKG, berdasarkan sejarah dampak siklon tropis 90 persen mematikan.

Meski terbentuk di lautan, siklon tropis dapat berputar mencapai daratan. Perputaran siklon tropis yang mencapai daratan dapat menghasilkan tornado dengan kekuatan yang besar.

Dampak yang dapat diakibatkan oleh siklon tropis antara lain:

  • Hujan lebat.
  • Angin kencang.
  • Peningkatan tinggi muka air laut.
  • Tanah longsor di wilayah rawan longsor setelah hujan lebat.
  • Gelombang tinggi.
  • Kerusakan bangunan, jembatan, jalan, tiang listrik, dan sebagainya.
  • Pohon tumbang.
  • Terganggunya pelayaran dan penerbangan nasional maupun internasional akibat cuaca buruk.
  • Perubahan cuaca di sekitar wilayah terdampak.

Baca juga artikel terkait MITIGASI BENCANA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora