Menuju konten utama

Niat Salat Sunah Safar sebelum Berangkat Haji dan Tata Caranya

Salat safar sebelum berangkat haji dianjurkan untuk dilakukan setiap jemaah. Simak tata cara dan manfaat salat safar yang bisa diperoleh.

Niat Salat Sunah Safar sebelum Berangkat Haji dan Tata Caranya
Ilustrasi ibadah haji. Sebelum jemaah berangkat haji, sebaiknya melaksanakan salat safar terlebih dahulu. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.

tirto.id - Sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, jemaah dianjurkan untuk melakukan salat safatr. Mereka akan melakukan perjalanan jauh selama beberapa hari. Bagaimana cara melakukan salat safar sebelum berangkat haji dan dalilnya?

Salat safar merupakan bagian dari sunah dalam Islam. Nabi Muhammad menganjurkan untuk melakukan salat safar sebelum seseorang melakukan perjalanan jauh dari rumahnya. Orang yang menjalankan salat safar ini akan dijauhkan dari berbagai keburukan selama di melakukan safar.

Pelaksanaan salat safar juga mudah dan tidak menyita banyak waktu. Orang yang akan safar hanya menjalankannya sebanyak dua rakaat. Setelah itu, safar pun bisa dilakukan.

Bacaan Niat Salat Safar Sebelum Berangkat Haji dan Tata Caranya

Salat safar dilakukan sebanyak dua rakaat. Orang yang melakukan safar dianjurkan melakukan salat sunah ini sebelum meninggalkan rumahnya. Caranya sama seperti salat dua rakaat pada umumnya yaitu dengan formasi 2-2 sekali salam.

Salat safar dianjurkan pada kegiatan safar secara umum, termasuk ketika hendak melakukan ibadah haji. Imam An Nawawi dalam kitab Al-Idhah fi Manasik Al-Hajj wal Umrah menjelaskan tentang salat sunah dua rakaat sebelum haji sebagai berikut:

“Jamaah haji dianjurkan melakukan salat dua rakaat sebelum keluar rumah. Pada rakaat pertama, ia dianjurkan untuk membaca surat Al-Kafirun dan membaca surat Al-Ikhlas untuk rakaat kedua. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, ‘Tidak ada amalan yang lebih utama ketika keluar rumah kecuali salat dua rakaat'.”

Niat salat safar boleh hanya dalam hati saja. Bagi yang lebih mantap mengucapkan niat dengan hati lisannya, lafal berikut bisa digunakan:

أُصَلِّي سُنَّةَ لِإِرَادَةِ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ أَكْبَرُ

Ushalli sunnata li iradatis-safari rak'ataini lillahi ta'ala. Allahu akbar.

Artinya: "Aku berniat sholat hendak bepergian dua rakaat karena Allah ta'ala. Allahuakbar."

Adapun tata cara melakukan salat safar sebagai berikut:

  1. Niat untuk melaksanakan salat sunah safar
  2. Setelah takbiratulihram disunahkan membaca doa iftitah
  3. Membaca surah Al-Fatihah
  4. Membaca surah pendek, disunahkan membaca Surah Al-Kafirun.
  5. Rukuk
  6. Iktidal
  7. Sujud pertama
  8. Duduk di antara dua sujud
  9. Sujud kedua
  10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
  11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua
  12. Membaca surah Al-Fatihah
  13. Membaca surah pendek, disunahkan membaca Surah Al-Ikhlas.
  14. Rukuk
  15. Iktidal
  16. Sujud pertama
  17. Duduk di antara dua sujud
  18. Sujud kedua
  19. Tasyahud akhir
  20. Salam
Setelah melakukan salat sunah safar, orang yang akan bersafar juga dianjurkan untuk memanjatkan doa. Doa safar tidak menjadi satu kesatuan pelaksanaannya dengan salat sunah safar. Seseorang bisa membacanya setelah salat safar atau di luar salat tersebut.

Bacaan doa saat safar di antaranya seperti berikut:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ . اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى. اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ . اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي اْلأَهْلِ . اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَ هْلِ

Allāhu akbaru, Allāhu akbaru, Allāhu akbar.

Subḥānalladzī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahu muqrinin.

Wa innā ilā rabbinā lamunqalibūn.

Allāhumma innā nas’aluka fī safarinā hādzā al-birra wat-taqwā, wa minal-‘amali mā tarda.

Allāhumma hawwin ‘alainā safaranā hādzā waṭwi ‘annā bu‘dah.

Allāhumma antaṣ-ṣāḥibu fis-safar wal-khalīfatu fil-ahl.

Allāhumma innī a‘ūdzu bika min wa‘tsā’is-safar, wa ka’ābatil-manzar,

wa sū’il-munqalabi fil-māli wal-ahl.

Artinya: "Allah Maha besar (3x). Maha suci Rabb yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (di hari Kiamat). Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang engkau ridai. Ya Allah, permudahlah perjalanan kami dan perpendek jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam perjalanan dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepayahan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan dan keadaan kepulangan yang buruk dalam harta dan keluarga." (HR Muslim)

Kapan Waktu Melakukan Salat Safar?

Salat safar dilakukan saat seseorang hendak melakukan safar dan kembali dari perjalanan jauhnya tersebut. Dalil mengenai pelaksanaan salat safar ini ada di beberapa hadis. Berikut daftar hadis yang menerangkan tentang waktu pelaksanaan salat safar:

1. Hadis salat safar dikerjakan sebelum dan setelah safar

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika engkau keluar dari rumahmu maka lakukanlah salat dua rakaat yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu maka lakukanlah salat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah.” (H.R. Al-Bazzar. Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Albani)

2. Hadis salat safar dilakukan setelah kembali dari safar

Ada dua dalil hadis yang dapat dijadikan rujukan tentang pelaksanaan salat safar setelah kembali dari perjalanan. Berikut hadisnya:

a. Hadis dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, "Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali dari hajinya, beliau memasuki Madinah, lalu berhenti di depan pintu masjidnya, kemudian masuk ke dalamnya dan salat dua rakaat, lalu pergi ke rumahnya." Nafi‘ berkata, “Ibnu Umar pun melakukan hal yang sama.” (H.R Abu Dawud no. 2782. Sanadnya dinilai hasan oleh Syekh Al-Arnauth)

b. Hadis dari Ka'ab bin Malik radhiyallahu anhu

Dari Ka'ab radhiyallahu anhu, “Apabila Nabi shallallahu alaihi wa sallam pulang dari safar di waktu duha, beliau masuk ke masjid, lalu salat dua rakaat sebelum duduk.” (H.R. Bukhari no. 2922 - Muttafaqun alaihi)

Baca juga artikel terkait HAJI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar