tirto.id - Sholat sunnah dua rakaat menjadi amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan sebelum berangkat haji. Berikut ini tata cara pelaksanaan salat sunah dua rakaat sebelum haji mulai niat hingga bacaan surahnya.
Berdasarkan jadwal dan rangkaian kegiatan jemaah haji 2024 yang ditetapkan Kementerian Agama (Kemenag), pemberangkatan jemaah haji gelombang I dari Indonesia ke tanah suci dilaksanakan mulai 11-23 Mei 2024 mendatang. Di sisi lain, gelombang II jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan pada 24 Mei sampai 10 Juni 2024.
Haji ke baitullah merupakan rukun Islam kelima. Hukum pelaksanaan ibadah haji adalah wajib bagi muslim yang mampu secara fisik dan materi. Kewajiban menjalankan ibadah haji salah satunya ditegaskan dalam Surah Ali Imran ayat 97 sebagai berikut:
"Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, [di antaranya] Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya [Baitullah], maka amanlah dia. [Di antara] kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, [yaitu bagi] orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari [kewajiban haji], maka sesungguhnya Allah Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu pun] dari seluruh alam," (QS. Ali-Imran [3]: 97).
Niat Shalat Sunnah Dua Rakaat Sebelum Berangkat Haji
Sebelum berangkat haji, calon jemaah dianjurkan salah satunya untuk mendirikan salat sunah dua rakaat. Imam An-Nawawi dalam kitab Kitab Al-Idhah fi Manasik Al-Hajj wal Umrah menjelaskan tentang salat sunah dua rakaat sebelum haji sebagai berikut:
“Jamaah haji dianjurkan melakukan shalat dua rakaat sebelum keluar rumah. Pada rakaat pertama, ia dianjurkan untuk membaca surat Al-Kafirun dan membaca surat Al-Ikhlas untuk rakaat kedua. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW mengatakan, ‘Tidak ada amalan yang lebih utama ketika keluar rumah kecuali shalat dua raka’at,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Hajj pada Hasyiyah Ibni Hajar, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 23).
Tidak hanya sebelum berangkat haji, salat sunah dua rakaat tersebut juga dapat didirikan menjelang seseorang pergi ke suatu tujuan. Berikut ini tata cara salat sunah dua rakaat sebelum berangkat haji ke baitulah:
1. Membaca niat saat takbiratulihram
أُصَلِّي سُنَّةَ لِإِرَادَةِ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ أَكْبَرُ
Arab Latinnya:
Ushalli sunnata li iradatis-safari rak'ataini lillahi ta'ala. Allahu akbar.
Artinya:
"Aku berniat sholat hendak bepergian dua rakaat karena Allah ta'ala. Allahu akbar."
2. Setelah takbiratulihram disunahkan membaca doa iftitah
3. Membaca Surah Al-Fatihah
4. Membaca Surah Pendek. Disunahkan membaca Surah Al-Kafirun.
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua
10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua
12. Membaca Surah Al-Fatihah
13. Membaca Surah Pendek. Disunahkan membaca Surah Al-Ikhlas.
14. Rukuk
15. Itidal
16. Sujud pertama
17. Duduk di antara dua sujud
18. Sujud kedua
19. Tasyahud akhir.
Setelah mengerjakan salat dua rakaat, calon jemaah haji dianjurkan untuk berdoa memohon penguatan perjalanan serta penitipan segala hal yang ditinggalkan.
Berikut ini contoh doa yang dapat dibaca:
اللهُمَّ إِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ٫ وَبِكَ اعْتَصَمْتُ٫ اللهُمَّ اكْفِنِي مَا أَهَمَّنِي وَمَا لَمْ أَهْتَمَّ بِهِ. اللهُمَّ زَوِّدْنِي التَّقْوَى وَاغْفِرْ لي ذَنْبِي
Arab Latinnya:
Allahumma ilayka tawajjahtu, wa bika‘tashamtu. Allahummakfini ma ahammani wa ma lam ahtamma bihi. Allahumma zawwidnit taqwa, waghfir li dzanbi.
Artinya:
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku menghadap. Hanya dengan-Mu aku berpegang. Ya Allah, cukupilah aku akan apa yang membimbangkanku dan apa yang tidak membimbangkanku. Ya Allah, berilah aku ketakwaan sebagai bekal. Ampunilah dosaku,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Hajj pada Hasyiyah Ibni Hajar, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 23).
اللهُمَّ بِكَ أَسْتَعِيْنُ، وَعَلَيْكَ أَتَوَكَّلُ٬ اللهُمَّ ذَلُّلْ لِيْ صُعُوبَةَ أَمْرِيْ٬ وَسَهِّلْ عَلَيَّ مَشَقَّةَ سَفَرِيْ٬ وَارْزُقْنِي مِنَ الخَيْرِ أَكْثَرَ مِمَّا أَطْلُبُ٬ وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَرٍّ٬ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِيْ وَنَوِّرْ قَلْبِيْ وَيَسِّرْ لِي أَمْرِيْ. اللهُمَّ إِنِّي أَسْتَحْفِظُكَ وَأَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِي وَدِيْنِي وَأَهْلِي وَأَقَارِبِي وَكُلَّ مَا أَنْعَمْتَ بِهِ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ مِنْ آخِرَةٍ وَدُنْيَا فَاحْفَظْنَا أَجْمَعِيْنَ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ يَا كَرِيْمُ
Arab Latinnya:
Allahumma bika asta'inu, wa 'alayka atawakkalu. Allahumma dzallil li shu'ubata amri, wa sahhil 'alayya masyaqqata safari, warzuqni minal khayri aktsara min ma athlubu, washrif 'anni kulla syarr. rabbisyrah li shadri, wa nawwir qalbi, wa yassir li amri. Allahumma inni astahfizhuka wa astawdi'uka nafsi wa dini wa ahli wa aqaribi wa kulla ma an'amta bihi 'alayya wa 'alayhim min akhiratin wa duniya, fahfazhna ajma'ina min kulli su'in ya karim.
Artinya:
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan dan hanya kepada-Mu aku pasrah. Ya Allah, turunkanlah kesulitan urusanku. Mudahkanlah beban kesulitan perjalananku. Karuniakanlah aku sebagian dari kebaikan lebih banyak dari yang kuminta. Palingkanlah segala keburukan daripadaku. Tuhanku, lapangkanlah dadaku. Terangilah hatiku. Mudahkanlah urusanku. Ya Allah, aku meminta penjagaan dan menitipkan diriku, agamaku, keluarga, kerabatku, dan semua yang Kau Anugerahkan kepadaku dan kepada mereka baik dunia maupun akhirat. Peliharalah kami semua dari segala kejahatan wahai Tuhan yang pemurah,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Hajj pada Hasyiyah Ibni Hajar, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 23).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani