tirto.id - Saddam Hussein ditangkap dan digantung oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat pada 30 Desember 2006, tepat hari ini 15 tahun lalu. Kuburannya yang terletak di desa al-Awja, di pinggiran kota Tikrit kerap dikunjungi para pendukungnya, termasuk anak-anak sekolah yang berkumpul di sana setiap tanggal 28 April, hari ulang tahunnya.
Pasca-kematian Saddam, perang tidak berakhir, malah semakin brutal dan meluas ke sejumlah tempat serta melibatkan berbagai kelompok bersenjata. Perang merusak banyak wilayah, termasuk Tikrit, sehingga kuburan mantan Presiden Irak itu hancur.
Menurut kelompok paramiliter Syiah dari koalisi Hashed al-Shaabi yang bertanggung jawab atas keamanan di daerah tersebut, makam Saddam hancur dalam sebuah serangan udara Irak saat kelompok ISIS menempatkan para penembak runduknya di atap kuburan Saddam.
Makam yang tinggal reruntuhan itu menimbulkan ragam dugaan terhadap keberadaan jasad Saddam. Sheikh Manaf Ali Al-Nida, pemimpin suku Albu Nasser—suku keluarga besar Saddam Hussein, yang menandatangani surat penyerahan jenazah Saddam, meyakini bahwa makam tersebut telah dibuka dan diledakkan.
Namun, hal ini dibantah oleh Jaafar al-Gharawi, kepala keamanan koalisi Hashed al-Shaabi, yang menyebutkan jenazah Saddam masih berada di tempatnya. Sementara salah seorang kombatan berspekulasi bahwa Hala Hussein, salah satu putrinya, telah membawa jenazah ayahnya ke Yordania.
Dilansir kantor berita AFP, seorang profesor universitas yang sewaktu mahasiswa mengalami era Saddam, tegas membantah spekulasi yang menduga putri Saddam membawa jenazah ayahnya.
“Mustahil! Hala tidak pernah kembali ke Irak,” ujarnya.
Namun profesor yang tidak bersedia disebutkan namanya itu tidak menolak kemungkinan jika jenazah Saddam berpindah tempat.
“[Jasad] bisa dibawa ke tempat rahasia … tidak ada yang tahu siapa yang memindahkannya atau ke mana ia dipindahkan,” tambahnya.
Pendapat beberapa orang warga Baghdad lain lagi. Mereka percaya bahwa mantan presidennya masih hidup dan berada di suatu tempat.
“Saddam tidak mati, yang digantung adalah salah satu dari dua orang putranya,” ujar Abu Samer, warga Baghdad.
Kenapa Mereka Harus Disembunyikan?
Makam Saddam yang hancur dan keberadaan jenazahnya tidak jelas, menambah senarai tokoh dunia yang nasib kuburannya masih dan sempat menjadi misteri. Dari sekian orang yang keberadaan makamnya menjadi kontroversi, Hitler menjadi salah satu yang paling populer.
Perang Dunia II menuju titik akhir. Kemenangan demi kemenangan yang semula diraih pasukan Jerman, berbalik arah dan mereka terdesak hampir di seluruh palagan. Saat Soviet membombardir Berlin dan Jerman akhirnya kalah, Hitler bunuh diri dalam sebuah bunker.
Setelah itu, meski Soviet percaya bahwa mereka telah mengambil dan menyembunyikan jenazahnya secara rahasia pada 1946, tak ada keterangan di mana Hitler dikuburkan. Apalagi pada 1970, Soviet mengumumkan bahwa mereka menggali kuburan Hitler yang rahasia itu, membakar jasadnya, dan abunya dibuang ke sungai.
Lebih jauh dari itu, sejumlah sejarawan bahkan meragukan Hitler bunuh diri dengan cara menembak kepalanya. Mereka menganggap kisah tersebut telah diperindah untuk menyajikan adegan bunuh diri dengan cara yang heroik.
Pada tahun 2000, serpihan tengkorak yang berlubang peluru diambil dari bunker Rusia dan ditampilkan di Moskow untuk membuktikan keraguan tersebut. Para peneliti dari Amerika Serikat mengklaim fragmen tengkorak yang disembunyikan oleh intelijen Soviet selama puluhan tahun bukanlah tengkorak Hitler, melainkan tengkorak seorang wanita berusia kurang dari 40 tahun yang identitasnya tidak diketahui.
Analisis DNA dilakukan pada tulang dan telah diproses di laboratorium genetika di Universitas Connecticut. Hasilnya disiarkan di Amerika Serikat dalam kanal dokumenter History Channel bertajuk Hitler’s Escape.
Nick Bellantoni, arkeolog dan spesialis tulang Universitas Connecticut, mengatakan bahwa sejak awal sudah jelas ada sesuatu yang salah. Saat tewas pada April 1945, Hitler berusia 56 tahun, dan ini tidak sesuai dengan hasil uji laboratorium.
“Tulang tampak sangat tipis, tulang pria cenderung lebih kuat. Jahitan pada lempengan tengkorak yang disatukan tampaknya sesuai dengan seseorang [perempuan] di bawah 40,” ujarnya.
Selain tengkorak yang diklaim milik Hitler menunjukkan sebagai tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, ada hal mendasar lain yang bertentangan dengan klaim Soviet. Menurut para saksi, jenazah Hitler dan istrinya dibungkus selimut, dibawa ke kebun, disiram bensin, lalu dibakar. Jadi, potongan tengkorak yang digali di bunker pada 1946 tidak mungkin milik Hitler. Kejanggalan-kejanggalan ini semakin membuat kabur keberadaan makam diktator tersebut.
Di Rumania, keberadaan makam mantan diktator Nicolae Ceausescu sempat menjadi misteri. Tahun 1989, setelah berkuasa selama 24 tahun, Ceausescu digulingkan dan dihukum mati bersama istrinya. Mereka dieksekusi dan dikuburkan seadanya serta tergesa-gesa di sebuah pangkalan militer di dekat kota Targoviste.
Selama bertahun-tahun, keberadaan makam-makam itu menjadi misteri yang tak terpecahkan dari revolusi Rumania. Pada 2010, atas permintaan Vladimir Valentin, anak Ceausescu, dilakukan penggalian terhadap makam tersebut. DNA mayat pun diuji.
“Saya melihat mayat-mayat itu, ayah mertua saya cukup terawat, saya mengenali mantel musim dinginnya yang hitam dengan beberapa lubang di dalamnya,” ujar Mircea Oprean, menantu Ceausescu.
Tes DNA dilakukan selama enam bulan. November 2010, Kepala Institut Ilmu Kedokteran Rumania, Dan Dermengiu, mengatakan kepada Mediafax (kantor berita Rumania) bahwa jenazah yang digali itu adalah Ceausescu. Sementara jenazah satunya lagi belum bisa dipastikan sebagai istrinya karena kekurangan bahan untuk melakukan tes DNA. Vladimir Valentin kemudian memindahkan makam orang tuanya ke tempat yang lebih layak.
Kisah tentang makam yang tidak jelas keberadaannya tidak hanya terjadi pada tokoh-tokoh tersebut di atas. Petrik Matanasi menerangkan bahwa di Indonesia, sejak zaman VOC sampai Orde Baru, hal serupa kerap terjadi. Belanda misalnya menyembunyikan makam Pitung. Meski koran kolonial pernah melaporkan bahwa makam Pitung berada di daerah Pasar Baru, tapi sebagian pihak ada yang meyakini Pitung dikuburkan di Kebayoran. Sampai sekarang keberadaannya masih menjadi misteri.
Dari zaman Jepang, Supriyadi, tokoh pemberontakan PETA Blitar, sampai sekarang kuburannya tidak diketahui. Hal ini dilanjutkan oleh Orde Lama yang menyembunyikan kuburan Kahar Muzakar (pemimpin Negara Islam Indonesia di Sulawesi Selatan), Kartosuwiryo (pemimpin Negara Islam Indonesia di Jawa Barat), Musso (Pemimpin Partai Komunis Indonesia), dan Soumokil (pemimpin Republik Maluku Selatan).
Orde Baru pun tak mau ketinggalan. Mereka merahasiakan makam Dipa Nusantara Aidit saat gempa politik 1965 mengguncang.
Sejumlah makam para diktator dan orang-orang yang dianggap sebagai musuh negara kerap disembunyikan dari perhatian orang banyak. Bagaimanapun, makam punya sisi sebagai monumen. Pemerintah--atau pemegang kekuasaan pada umumnya--tak ingin tokoh-tokoh yang dianggap keliru besar (secara moral maupun politis) diingat, dirayakan, dan terutama dijadikan panutan.
==========
Artikel ini terbit pertama kali pada 20 April 2018. Redaksi melakukan penyuntingan ulang dan menayangkannya kembali untuk rubrik Mozaik.
Editor: Maulida Sri Handayani