Menuju konten utama

Mengenal Permainan Engklek dan Bagaimana Aturannya?

Ada beberapa manfaat melakukan permainan engklek yang didapatkan oleh anak-anak salah satunya melatih kemampuan motorik kasar anak.

Mengenal Permainan Engklek dan Bagaimana Aturannya?
Ilustrasi Engklek. foto/IStockphoto

tirto.id - Engklek termasuk permainan tradisional yang bahkan sudah dimainkan oleh anak-anak pada masa tahun 70-an ke bawah, atau lebih lama lagi. Arti engklek yang berasal dari dalam bahasa Jawa, adalah melompat dengan satu kaki.

Permainan ini dilakukan dengan memanfaatkan tanah kosong atau bidang kosong berukuran sekitar 3x4 meter sebagai tempat untuk menggambar delapan kotak yang disusun persegi panjang dan sebuah setengah lingkaran di atasnya yang disebut bulan.

Engklek memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai daerah tanah air misalnya teklek, ingkling, sundamanda, jlong jling, lempeng, ciplak gunung, demprak, dampu, gici-gici, gici bulan dan lainnya.

Alat permainan lain yang dipakai adalah sebuah pecahan genteng atau batu berbentuk ceper berukuran sekira 5x5 cm sebagai penanda wilayah, disebut juga gaco.

Inti dari permainan ini adalah memperebutkan wilayah dari ke 9 kotak gambar yang dibuat, dengan pemenang adalah yang paling banyak menguasai wilayah tersebut.

Laman Warisan Budaya Kemdikbud melansir, pemain engklek biasanya dimainkan oleh anak-anak usia 6-12 tahun atau usia TK dan SD, namun tidak menutup kemungkinan anak yang lebih besar lagi untuk memainkannya.

Ada peraturan yang harus dipatuhi dalam memainkan engklek atau gici bulan ini, yakni pemain tidak boleh menginjak wilayah lawan yang telah diberi penanda berupa sebuah gaco. Jika tidak sengaja menginjak, maka permainan akan dihentikan dan yang menginjak harus mengulangi kembali dari kotak bawah sebagai hukuman.

Permainan ini dapat dilakukan secara perorangan atau juga beregu dengan maksimal anggota sebanyak 5 orang.

Cara Memainkan Engklek

  • Untuk memainkan engklek, lebih dahulu gambar bidang di tanah atau lantai dengan memakai kapur atau kayu dengan pola yang sudah disepakati, yakni 8 kotak dan 1 setengah lingkaran di bagian puncak.
  • Setiap pemain harus sudah memiliki gaco masing-masing
  • Lalu lakukan hompimpah untuk memilih urutan pemain, siapa yang lebih dahulu melakukan permainan hingga siapa yang terakhir dengan suit. Suit adalah mengadu jari-jari yakni kelingking, jari telunjuk dan jempol.
  • Pemain pertama harus melempar gaco di kotak 1, lalu mulai melompat dengan satu kaki dari kotak 1, 2, 3 dan seterusnya hingga ke bulan, lalu kembali ke kotak 1 untuk mengambil gaco.
  • Kemudian melempar gaco ke kotak 2 dan kembali melompat di kotak-kotak yang sudah digambar secara berurutan. Jika pemain meleset saat melempar gaco, maka ia harus membiarkan pemain berikutnya yang bermain.
  • Pemain lain tidak boleh menginjak kotak yang terdapat gaco milik lawan. Kaki pemain pun tidak boleh melewati garis yang telah digambar. Jika melewati garis maka ia gugur dan harus ulangi dari awal.
  • Pemain yang lebih dahulu sampai ke bulan atau ke gambar setengah lingkaran, ia menang dan berhak memilih kotak yang akan ia jadikan wilayah atau rumahnya. Cara menentukan wilayah adalah dengan membelakangi kotak, berdiri di bulan dan melempar gaconya ke arah kotak di belakangnya. Di mana gaconya jatuh, itu adalah wilayahnya yang ditandai dengan menyilang.
  • Pemain lain tidak boleh menginjak wilayah pemain lain. Makin banyak wilayah milik pemain, maka ia adalah pemenang.

Manfaat Permainan Engklek

Mengutip IAIN Tulungagung, ada beberapa manfaat melakukan permainan engklek yang didapatkan oleh anak-anak. Seperti permainan tradisional lain yang mempergunakan aktifitas fisik, engklek juga bermanfaat bagi tumbuh kembang fisik anak.

Engklek melatih kemampuan motorik kasar anak, melatih anak dalam menjaga keseimbangan, memperkuat otot kaki, dan juga paru-paru dan jantung lebih sehat. Selain itu, engklek juga melatih kejujuran, kerjasama, kekompakan, sikap dan melatih jiwa bersosialisasi anak-anak saat bermain.

Bagi perkembangan kognitifnya, anak belajar mengenal angka, berhitung angka dan menyusun angka. Sedangkan untuk perkembangan sosial emosional, anak belajar sabar menanti giliran, sabar dan sportif ketika kalah.

Bagi perkembangan bahasa, anak berlatih berbicara dengan teman mainnya dengan bahasa yang baik dan saling mengerti maksud satu sama lain.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari