tirto.id - Permainan engklek menggunakan salah satu kaki untuk melompat ke kotak pola yang sudah digambar di lantai. Lantas, bagaimana asal-usul permainan engklek, aturan, cara main, dan apa manfaatnya?
Secara umum, engklek diketahui sebagai permainan tradisional yang kerap dimainkan anak-anak era 70-an ke bawah. Penyebutan Engklek berasal dari Jawa, jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti melompat dengan satu kaki.
Adapun tapak gunung atau congklak tanah merupakan nama lain engklek yang populer di Indonesia. Lalu, permainan engklekdari Betawi lebih dikenal dengan istilah damdas tiga batu.
Pengertian Engklek
Dinukil dari KBBI Daring, pengertian permainan engklek adalah permainan tradisional yang dilakukan dengan melempar gaco dengan jumlah pemain minimal 2 orang. Adapun gaco itu dilempar ke kotak yang sudah digambar di tanah.
Pada dasarnya, gaco digunakan sebagai alat penanda lokasi kotak kekuasaan pemain. Oleh karena itu, orang yang menjadi lawan permainannya tidak diperbolehkan untuk jatuh di kotak tersebut.
Lantas, apa manfaat batu kapur dalam permainan engklek? Kapur warna putih atau warna lainnya bisa digunakan dalam permainan engklek untuk menggambar di permukaan tanah.
Adapun permainan engklek ini memanfaatkan tanah kosong atau bidang kosong tertentu dengan ukuran 3 x 4 meter. Gambarnya mencakup delapan kotak yang disusun berbentuk persegi panjang, kemudian ditambah setengah lingkaran di bagian atasnya.
Selain yang disebutkan pada bagian awal artikel, nama lain engklek lebih beragam lagi. Di antaranya ada yang menyebut lempeng, sundamanda, teklek, ingkling, jlong-jling, gici-gici, gici bulan, ciplak gunung, dampu, demprak, dan sebagainya.
Asal-usul dan Sejarah Engklek
Sejarah engklek tidak dapat disimpulkan kepastiannya berasal dari mana, namun ada beberapa pendapat yang menyebutkan permainan serupa. Salah satunya dikemukakan Francis Willughbyrefers.
Melalui buku bertajuk Buku Permainan (1635), diungkit terkait permainan scotch hop. Kosa kata scotch diklaim sebagai scratch yang bermakna menggores, sementara hop merujuk pada lompatan.
Dari permainan yang diterangkan itu, jelas tampak adanya garis-garis yang dilompati seseorang. Selain itu, ada pula pendapat tentang keberadaan engklek yang mulai eksis sejak zaman kolonialisme di Indonesia.
Dilansir dari laman SDN Mapan Dau, engklek dikenal sebagai hinkelbaan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. Penyebutannya di Indonesia diklaim berubah seiring berjalannya waktu.
Aturan Permainan Engklek
Dinukil dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, permainan tradisional engklek biasanya dimainkan oleh anak usia 6-12 tahun. Namun demikian, bukan berarti anak yang lebih besar tak boleh memainkannya.
Inti dari permainan ini adalah memperebutkan wilayah dari 9 kotak yang sudah digambarkan. Mereka yang menjadi pemenang adalah individu yang paling banyak menguasai wilayah kotak.
Berikut ini sejumlah aturan yang harus dipraktikkan ketika bermain engklek.
- Tidak boleh menginjak wilayah lawan yang sudah ada gaco;
- Jika tidak sengaja menginjak, permainan dihentikan untuk melompat ulang dari kotak terbawah;
- Dapat dilakukan dengan bersaing secara individu maupun kelompok, jumlah pemain engklek 5 orang per grup;
- Dalam permainan menginjak garis, gerak kaki saat melewati dua garis yang sejajar adalah menginjak kedua-duanya.
- Pemain dengan wilayah kekuasaan terbanyak ditetapkan sebagai pemenang.
Cara Bermain Engklek
Permainan engklek tentunya harus dimainkan di luar ruangan lantaran membutuhkan ruang kosong yang cukup untuk menggambar bidang. Selain itu, dibutuhkan pula kapur untuk melukiskan papan permainannya.
Berikut secara lengkap tahapan cara bermain engklek.
- Gambarkan bidang atau papan permainan engklek terlebih dahulu di bidang tanah;
- Setiap pemain mempersiapkan gaco masing-masing, biasanya berupa batu atau pecahan genteng;
- Lakukan hompimpah untuk menentukan urutan jalan;
- Ketika sisa dua orang, lanjutkan penentuan urutan terakhir jalan dengan metode suit;
- Pemain pertama melemparkan gaco ke kotak 1, kemudian melompat dengan satu kaku sampai ke bulan dan kembali ke kotak 1;
- Pemain pertama mengambil gaco dari kotak 1, lalu melempar ke kotak 2;
- Lakukan lompatan satu kaki lagi seperti nomor 4;
- Lempar gaco ke kotak nomor 3;
- Seandainya dalam tahap lempar pertama sampai ketiga ada yang meleset, pemain diganti dengan yang mendapatkan urutan kedua;
- Mereka yang berada di urutan kedua dan seterusnya tak boleh menginjak kotak yang sudah ada gaco-nya;
- Orang yang memiliki gaco sampai ke gambar bulan, ditetapkan sebagai pemenang dan bebas memilih wilayah kotak kekuasaannya;
- Pemilihan kotak kekuasaan dilakukan dengan membelakangi kotak, kemudian melempar gaco ke belakang;
- Dia yang mendapatkan wilayah paling banyak ditetapkan sebagai pemenang utama.
Manfaat Engklek
Dikutip dari laman IAIN Tulungagung, permainan engklek memiliki manfaat tertentu bagi anak-anak. Seperti permainan tradisional lain yang menggunakan aktivitas fisik, engklek juga bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
Permainan tradisional engklek diklaim mampu melatih kemampuan motorik kasar anak. Kemudian melatih keseimbangan, memperkuat otot kaki, dan menyehatkan paru-paru serta jantung.
Bukan hanya itu, aturan permainan engklek juga bisa membentuk kepribadian yang jujur. Berguna juga untuk melatih cara kerjasama, kekompakan, jiwa sosialisasi, dan masih banyak lagi.
Kemudian, segi kognitif anak juga akan berkembang dengan mengenal, menghitung, dan menyusun angka. Mereka juga akan terlatih secara kebahasaan karena adanya interaksi dengan teman.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Penyelaras: Yuda Prinada
Masuk tirto.id






































