tirto.id - Puisi tentang liburan menjadi cara indah untuk mengabadikan momen istimewa yang penuh kenangan. Dalam dunia sastra, puisi adalah bentuk ekspresi perasaan dan pengalaman melalui bahasa yang padat, indah, dan imajinatif.
Mengutip penjelasan dari laman Britannica, puisi adalah karya sastra yang mengutamakan estetika bunyi, ritme, serta makna yang tersirat.
Karena itulah, puisi tentang liburan sekolah bisa menjadi media refleksi pribadi dan ruang ekspresi akan suka cita yang dialami selama liburan. Tak hanya itu, puisi liburan sekolah juga bisa menjadi dokumentasi emosional.
Melalui larik-larik yang sederhana atau mendalam, seseorang dapat mengenang waktu bersama keluarga, menjelajahi pantai, atau sekadar menikmati waktu senggang di rumah.
Tak heran jika puisi tentang liburan bersama keluarga maupun puisi tentang liburan ke pantai banyak ditulis oleh pelajar sebagai cara untuk menyimpan kenangan.
Kumpulan Puisi Tentang Liburan Sekolah Berbagai Tema
Liburan sekolah selalu menyimpan cerita yang layak dikenang. Mulai dari petualangan ke tempat baru, waktu berkualitas bersama keluarga, hingga momen sederhana yang memberi makna dalam.
Melalui kumpulan puisi tentang liburan, kita bisa menyusuri kembali perjalanan itu dengan bahasa yang menyentuh.
Berikut ini merupakan kumpulan contoh puisi liburan pendek dengan berbagai tema yang menggambarkan keceriaan dan kehangatan saat masa liburan.
1. Janji di Bawah Mentari
Mentari pagi menyapa ceria,Langkah kita bersatu dalam cerita,
Di pantai, gunung, atau kota tua,
Jejak-jejak ini takkan sirna.
Teman, janji ini kupegang teguh,
Liburan bersamamu adalah peluh yang teduh.
Setiap tawa dan canda,
Selalu kuingat, hingga usia senja.
Kenangan ini bukan sekadar bayang,
Namun kisah yang hidup dalam terang.
Kala mentari terbit kembali,
Aku berharap kenangan ini abadi.
Kita mungkin dewasa dan lupa arah,
Namun janji liburan ini takkan goyah.
Meski langkah kita berpisah nanti,
Persahabatan tetap tinggal di hati.
2. Pesona Langit Senja
Saat senja merona jingga,Kita duduk diam bersama.
Menyaksikan langit bercerita,
Tentang persahabatan tanpa jeda.
Temanku, dalam setiap hembusan angin,
Aku titipkan kenangan yang tak tergantikan.
Walau jarak memisahkan langkah,
Hatiku tetap di tempat kita bersua indah.
Dalam diam kita mendengar desir ombak,
Menjadi irama yang tak bisa kupisah.
Senja dan kamu adalah lukisan,
Yang tersimpan di hati dengan keabadian.
Kini saat senja menyapa kembali,
Bayanganmu hadir, menemani hari.
Dan aku tahu, liburan kita
Takkan pernah hilang begitu saja.
3. Di Balik Hujan
Hujan turun, deras mengguyur,Namun kita tetap berpetualang, tak surut mundur.
Tawa dan payung jadi saksi,
Bahwa liburan ini tak akan pernah basi.
Teman, meski hujan menggantikan cerah,
Kehadiranmu membuatku tak pernah resah.
Setiap rintik membawa kenangan,
Yang akan kubawa hingga puluhan tahun ke depan.
Air mengalir di sela-sela jalanan,
Namun hati kita tetap hangat dalam kebersamaan.
Tertawa di bawah derasnya langit abu,
Itulah saat di mana hati paling bersatu.
Jika nanti hujan datang lagi,
Aku akan tersenyum mengenang hari ini.
Karena setiap hujan memiliki cerita,
Dan kita adalah bagian dari indahnya.
4. Pelukan Rumah
Di rumah, pelukan ibu menyambut,Ayah bercerita, adik ikut ribut.
Tak perlu jauh mencari bahagia,
Sebab rumah adalah tempatnya cinta.
Liburan ini, sederhana namun berarti,
Waktu berkumpul yang sangat dinanti.
Tak tergantikan oleh tempat eksotis,
Karena keluarga adalah yang paling romantis.
Dalam suara dapur yang riuh dan tawa pagi,
Aku menemukan damai yang tak bisa dibeli.
Wajah-wajah penuh kasih ini,
Menjadikan liburanku terasa sejati.
Dan ketika nanti aku jauh pergi,
Puisi ini akan jadi pengingat diri.
Bahwa rumah adalah pelukan yang selalu ada,
Meski waktu dan jarak mencoba memisahkannya.
5. Langkah di Pasir Putih
Langkahku menyusuri pasir putih,Angin laut berbisik lirih.
Ombak datang, membawa tawa,
Membasuh resah, menghapus lara.
Puisi tentang liburan ke pantai ini,
Kisahku bersama laut dan langit biru.
Waktu yang seolah berhenti sejenak,
Mengajarkan arti tenang tanpa retak.
Aku duduk menatap cakrawala,
Membayangkan hidup seluas samudra.
Liburan ini membuka pandang,
Bahwa bahagia itu datang tanpa dipaksa.
Saat kembali ke rumah nanti,
Aroma laut akan tetap ada di hati.
Dan pasir di sandal hanyalah pengingat,
Bahwa aku pernah sangat dekat dengan alam yang hangat.
6. Petualangan di Hutan Pinus
Langit biru dan pinus menjulang,Langkah kaki menapaki jalan yang panjang.
Angin berhembus membawa aroma tanah,
Sejuknya hutan menenangkan jiwa yang lelah.
Aku temukan diri dalam heningnya alam,
Liburan ini seperti menyatu dengan malam.
Bintang di atas sana jadi pelita,
Menuntun mimpi yang tak ingin segera reda.
Daun-daun berdesir penuh cerita,
Setiap langkah menyusuri rimba memberi makna.
Tak hanya berjalan, aku pun belajar,
Bahwa diam dan mendengar bisa menenangkan sabar.
Di akhir hari, tubuh lelah namun hati terang,
Liburan ini bukan sekadar datang dan pulang.
Ini perjalanan batin yang mendalam,
Lewat puisi liburan, kenangan ini akan terus terpendam.
7. Jalan Kenangan di Kota Lama
Kota lama, penuh cerita,Bangunan tua jadi saksi masa.
Langkah kaki menyusuri lorong-lorong,
Setiap sudut membawa rasa yang agung.
Liburan ini lebih dari sekadar jalan-jalan,
Ia mengajar tentang masa dan harapan.
Puisi liburan ini kubuat sebagai jejak,
Agar ingatan tak pernah retak.
Lukisan sejarah tampak hidup,
Dalam batu dan tembok yang tetap kokoh berdiri teguh.
Aku menyentuh masa lalu melalui detik kini,
Sambil mengukir puisi dalam benak yang sunyi.
Dan saat kembali ke zaman modern,
Hatiku tetap tertinggal di kota yang penuh kenangan.
Liburan ini menjadi lebih dari hiburan,
Ia adalah pelajaran yang abadi dalam tulisan.
8. Malam di Perkemahan
Bintang berkelip di atas tenda,Suara jangkrik menemani cerita.
Kami tertawa dalam nyala api unggun,
Menjadi anak alam yang menyatu dalam sunyi malam.
Dalam gelap, justru kutemukan cahaya,
Liburan ini adalah kebebasan nyata.
Tak perlu sinyal, cukup canda,
Untuk menjadikan malam begitu bermakna.
Api unggun menari bersama tawa kami,
Hutan pun diam mendengarkan harmoni.
Di sini aku merasa benar-benar hidup,
Jauh dari layar, dekat dengan sahabat dan takdir.
Pagi nanti mungkin kami kembali,
Tapi malam ini akan selalu tinggal di hati.
Sebait puisi liburan sekolah ini,
Menjadi warisan yang tak terganti.
9. Belajar dari Desa
Sawah menghijau, angin berlari,Suara ayam jadi lagu pagi.
Di desa, aku belajar hidup pelan,
Menikmati waktu tanpa tekanan.
Puisi tentang liburan sekolah ini,
Kisah pulang ke akar diri.
Di balik sederhana, banyak makna,
Yang tak kutemukan di kota.
Di ladang aku belajar tabah,
Melihat petani bekerja tanpa lelah.
Liburan ini bukan hanya santai,
Tapi juga pelajaran hidup yang nyata.
Dan saat aku kembali ke rutinitas,
Puisi ini akan jadi pelita di saat lelah.
Karena desa mengajar dengan sunyi,
Tentang arti hidup yang sejati.
10. Hari Terakhir Liburan
Hari terakhir, hati mulai berat,Tas kembali penuh, tapi tak sepadat hasrat.
Waktu berputar, tak bisa kuundur,
Namun kenangan tetap kukumpul dalam syukur.
Liburan usai, tapi puisinya abadi,
Menceritakan tawa, peluh, dan harmoni.
Karena dalam tiap bait dan rima,
Liburan akan selalu hidup di dalam jiwa.
Aku duduk menatap langit petang,
Mengucap terima kasih atas waktu yang lapang.
Setiap detik kini jadi puisi,
Yang akan kubaca saat hati ingin kembali ke sini.
Meskipun langkahku menuju hari biasa,
Hatiku masih tertinggal di masa liburan yang ceria.
Dan melalui puisi ini,
Liburan akan selalu terasa dekat di hati.
Link Unduh Kumpulan Puisi Tentang Liburan Sekolah Berbagai Tema
Untuk kamu yang ingin menyimpan dan membaca contoh puisi tentang liburan kapan saja, kami telah menyiapkan file PDF yang berisi puisi tentang liburan sekolah berbagai tema.
Mulai dari puisi tentang liburan bersama keluarga, puisi liburan pendek, hingga puisi tentang liburan ke pantai, semuanya terangkum rapi dan siap menemani hari-harimu.
Koleksi ini cocok untuk siswa, guru, atau siapa pun yang ingin mengenang indahnya masa libur sekolah melalui puisi.
Link Unduh Kumpulan Puisi Tentang Liburan Sekolah
Liburan memang akan berlalu, tapi lewat puisi tentang liburan, setiap momennya bisa hidup selamanya. Jadikan bait-bait ini sebagai cara untuk menyimpan rasa, cerita, dan makna.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani