Menuju konten utama

Kronologi Kapal Imigran Gelap Terbalik di Malaysia & Korban

Kapal imigran asal Myanmar terbalik di perbatasan Malaysia-Thailand. Setidaknya 11 orang ditemukan tewas. Simak kronologi peristiwanya berikut ini.

Kronologi Kapal Imigran Gelap Terbalik di Malaysia & Korban
Ilustrasi kapal imigran. ANTARA FOTO/Rahmad/foc.

tirto.id - Sebuah kapal yang diyakini berisi hampir 100 imigran ilegal dari berbagai negara terbalik di dekat perbatasan Malaysia-Thailand.

Kepala Kepolisian Kedah Datuk Adzli Abu Shah menerima laporan itu pada Minggu (9/11/2025) pukul 9 pagi. Laporan menyebut ada 3 orang terombang-ambing di dekat Teluk Ewa, Langkawi.

Ketiga korban berhasil diselamatkan. Dalam pencarian di sore hari, ditemukan kembali 3 pria selamat dan 1 wanita tewas di area yang sama.

Adzli mengatakan 6 korban selamat termasuk 3 pria Myanmar, 2 pria Rohingya, dan 1 pria Bangladesh.

Mengutip The Straits Times, jumlah korban selamat dari pencarian sampai Senin (10/11/2025) pagi bertambah menjadi 13 orang. Adapun korban tewas naik jadi 11 orang, termasuk 2 anak-anak. Tujuh korban tewas ditemukan Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA), lalu empat korban tewas oleh pihak berwenang Thailand.

Sementara itu, kapal imigran terbalik yang korbannya sedang ditangani ini diperkirakan mengangkut 70 penumpang. Ada tiga kapal imigran yang berlayar bersamaan dengan total sekitar 300 orang imigran. Dua kapal lain yang mengangkut kurang lebih 230 penumpang belum diketahui nasibnya.

"Investigasi masih berlangsung. Angka 300 penumpang masih belum terverifikasi. Jika akurat, kemungkinan besar kami sudah menemukan lebih banyak korban sekarang," kata Adzli dikutip Bernama.

Kepala MMEA Negara Bagian Kedah dan Perlis, Laksamana Pertama Romli Mustafa, mengatakan kapal imigran ilegal berlayar dari Myanmar. Pelayaran dilakukan tiga hari sebelum kapal terbalik.

Di sisi lain, operasi pencarian dan penyelamatan diteruskan hari ini, Senin (10/11/2025). Korban kemungkinan akan lebih banyak ditemukan dalam 3-7 hari ke depan baik dalam keadaan selamat atau tewas.

Badan Maritim beserta tim lainnya memperluas radius pencarian. Ada lima armada yaitu KM Siangin, PERKASA 1224, PETIR 81, PERKASA 1226 dan CL 415-SUMS APMM.

Polisi dan Badan Maritim turut bekerja sama menentukan posisi pasti tenggelamnya kapal. Mereka juga berupaya mengungkap pihak yang bertanggung jawab atas penyelundupan para imigran ke Malaysia.

Pencarian juga melibatkan pihak berwenang Thailand. Badan Maritim Malaysia menyebut armada udara dikerahkan Thailand dan Malaysia untuk mencari korban selamat.

“Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan badan Thailand, sehingga kami memiliki komunikasi dan pertukaran informasi yang baik,” ujar Romli.

Kronologi Terbaliknya Kapal Imigran di Perbatasan Malaysia-Thailand

Dalam investigasi awal pihak kepolisian, mulanya para imigran berangkat memakai kapal besar dengan membawa sekitar 300 orang. Mereka memiliki tujuan masuk ke Malaysia dengan titik pendaratan di Langkawi.

Para imigran dikoordinasi oleh sindikat. Sejumlah imigran ilegal yang diperiksa, mereka mengaku harus membayar sekitar 400 ribu taka Bangladesh atau sekitar Rp54,6 juta per orang

Jumlah imigran yang diberangkatkan kali ini diduga mencapai 300 orang. Mereka berangkat tiga hari sebelum terbaliknya salah satu kapal atau kemungkinan pada Kamis (6/11/2025).

Mengutip Daily Sabah, kapal diberangkatkan dari Buthidaung, Myanmar. Di tengah pelayaran, para imigran lantas dipecah ke dalam tiga kapal kecil.

"Namun, ketika mereka mendekati perbatasan, mereka diperintahkan untuk pindah ke tiga kapal yang lebih kecil, yang masing-masing mengangkut sekitar 100 orang," kata Adzli.

Pemindahan ke kapal kecil agar lolos dari deteksi pihak berwenang. Nahas, salah satu kapal lantas terbalik di dekat Pulau Tarutao, Thailand.

Sebagian para korban lantas hanyut terbawa arus menuju perairan Malaysia. Adapun dua kapal lainnya belum diketahui keberadaannya.

"Namun, tiga hari yang lalu, kapal yang mereka tumpangi terbalik. Dan kejadian tersebut diyakini terjadi di perairan Thailand sebelum mereka hanyut ke perairan Malaysia," ujar Adzli.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya