tirto.id - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) sedang mengalami masalah dalam penerbangan sebagai imbas dari government shutdown yang masih berjalan sampai saat ini. Istilah airport shutdown pun akhirnya muncul. Apa itu airport shutdown dan dampaknya pada dunia penerbangan di AS?
Airport shutdown (penutupan bandara) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya gangguan operasional dalam penerbangan pada bandara-bandara besar. Bukan berarti sebuah bandara akan ditutup total, melainkan layanan utama yang diperasikan oleh pegawai federal di tempat tersebut mengalami gangguan karena terdampak government shutdown.
Setidaknya ada dua bagian vital di bandara yang diperasikan oleh para pegawai federal AS yaitu Air Traffic Control (ATC) dan Transportation Security Administration (TSA). Pekerja ATC yang berada di bawah Federal Aviation Administration (FAA) atau Badan Penerbanan Federal harus bekerja tanpa digaji dan berisiko mengalami kelelahan ekstrem saat sebagian pekerja dirumahkan untuk efiensi biaya.
Di sisi lain, pekerja TSA yang bertugas di checkpoint bandara juga akan bekerja tanpa digaji. Jika hanya pelayanan tidak optimal seperti biasa karena efisiensi biaya, maka terdapat antrian panjang dan keterlambatan pemeriksaan keamanan.
Airport shutdown merupakan efek langsung dalam penerbangan karena kongres mengalami kegagalan untuk menyepakati anggaran terbaru. Kedua pihak, Partai Demokrat dan Partai Republik, tidak menemukan solusi efektif terkait rancangan anggaran tersebut.
Akibatnya, jadwal penerbangan di AS akan mengalami banyak pembatalan. Di sisi lain, belum ada kepastian mengenai berakhirnya government shutdown sampai saat ini.
Sejak terjadi goverment shutdown di AS pada 1 Oktober 2025 lalu, kini FAA menerapkan pemangkasan penerbangan. Berikut keterangan selengkapnya mengenai dampak airport shutdown di AS.
Dampak Airport Shutdown: Jumlah Penerbangan Dipangkas
Menteri Perhubungan Sean Duffy mengumumkan pada Rabu (5/11/2025) bahwa pihak mengurangi jumlah penerbangan sebesar 10% di 40 bandara utama AS mulai Jumat (7/11/2025). Hal ini nantinya mempengaruhi sekitar 3.500 hingga 4.000 penerbangan setiap hari.
Duffy mengatakan diperkirakan akan lebih banyak pembatalan akibat pengurangan tersebut. Di sisi lain, goverment shutdown tidak memiliki batas waktu yang pasti.
“Kami pikir 10% adalah angka yang tepat mengingat tekanan yang kami hadapi,” kata Duffy dikutip ABC News.
Mengutip AP News, maskapai penerbangan AS juga telah membatalkan ratusan perjalanan. Mereka membatalkan penerbangan p demi mengurangi lalu lintas di bandara.
Dari beberapa bandara terdaftar, American Airlines menyatakan sudah memangkas jadwal hingga 4 persen untuk penerbangan Jumat (7/11/2025) sampai Senin (10/11/2025).
Angka 4 persen tersebut merujuk kepada 220 jadwal penerbangan per hari. Persentase pemangkasan jumlah penerbangan di 40 bandara AS akan terus mengalami peningkatan sampai menutup angka 10 persen.
Permasalahan ini sudah sempat dibahas melalui konferensi pers di Lousville, Kentucky, pada Rabu (5/11) lalu. Menurut Kepala FAA, langkah ini dijalankan demi mengurangi tingkat beban kerja pengendali lalu lintas.
Penerbangan yang mendapatkan pengaruh ini termasuk di beberapa bandara besar di AS. Mulai dari Anchorage International, Boston Logan International, Teterboro hingga Tampa International.
Dampak airport shutdown dengan pengurangan jumlah penerbangan ini berpotensi memengaruhi berbagai sektor lain di AS dan negara-negara yang berkaitan. Hal tersebut akan berdampak pula pada segi ekonomi, politik, dan masih banyak lagi.
Ingin mengetahui lebih banyak informasi faktual dan aktual terkait Amerika Serikat dan negara-negara lainnya? Pastikan untuk terus memantau berita internasional terbaru di sini.
Kumpulan Berita Internasional
Editor: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id


































